Terpesona (2)

87 14 4
                                    


Awal Genta ikut paskibra di sekolahnya, Genta nggak pernah berharap akan terpilih jadi anggota pasukan tengah apalagi jadi penggebrak. Genta selalu latihan dengan prinsip yang penting dateng latihan. Soalnya hitung-hitung tanggung jawab aja kan, biar teman-temannya juga gak dimarahin. Eh gatau sial gatau untung, Genta yang nggak niat-niat amat latihan malah kepilih jadi pasukan tengah.

Kadang hidup nggak adil. Setelah kenalan dengan Muti, 3 latihan berikutnya dia udah dipindahin ke pasukan tengah. Sedihnya Genta udah kayak ditinggal nikah. Dari sini, Genta berjuang mati-matian biar kelihatan bagus dan menonjol saat latihan. Bahkan kalo sesi dimarah-marahin, Genta termasuk yang banyak membela dan memberi pendapat. Sedihnya, sampai h-2 minggu pun senior Genta seakan gak ada yang mau berbaik hati menunjuk Genta buat ada di pasukan yang sama dengan Muti. Kayaknya udah ketularan virus sadboi nya Bima.

Ini udah latihan ke sekian yang Genta ikutin sebagai seorang calon pasukan pengibar bendera. Tapi, latihan kali ini berbeda. Rasanya udah nggak sesemangat sebelumnya. Nggak menyalahkan juga sih, wajar aja kan kalau udah berusaha maksimal tapi nggak ada perubahan tuh pasti kita jenuh. Begitulah kira-kira perasaan Genta saat ini. Rasanya silau terik matahari perlahan ditutupi awan hujan muram. Kalau dipikir-pikir lucu juga, giliran nggak ada niat malah terbang hebat, ketika diperjuangkan malah enggan. Kadang memang hidup suka bercandain kita, jadi yah....jangan serius-serius amat. 

🏡🎈🧩

Latihan hari ini mengharuskan Genta untuk sampai di lapangan rumput jam 2 siang. Ini masih jam 1, jadi Genta memutuskan buat mandi dulu di kamar mandi sekolah. Bukan kamar mandi khusus mandi ya, sekolah Genta gak se fancy itu. Ini kamar mandi biasa, tapi letaknya jauh dari kelas, jadi kalo mandi bunyi jebyar jebyur nya nggak akan kedengeran mengganggu gitu. Setelah mandi, karena kurang 20 menit lagi latihan dimulai, Genta siap-siap ganti baju dan segera nyegat angkot di jalan raya. Lapangannya deket banget, tepat dibelakang sekolah Genta. kalau jalan kurang lebih 10 menitan aja. Tapi Genta males, mendingan energinya disimpan buat lari dan psb* nanti. Kan dibilang, bocahnya udah berasa kehilangan semangat hidup. Pas banget, Genta datang semua lagi siap-siap karena kelihatannya senior udah otw manggil buat latihan bertahan hidup sialan ini. Genta asal naro tasnya di basecamp yang disediakan dan buru-buru ngecek atribut. Sialnya, hari ini Genta lupa bawa buku saku. Ahhh mampus lah.

🏡🎈🧩

Muti heran sama Genta. Biasanya anak itu semangat banget kalo latihan. Dimarahin senior pun rasanya bukan masalah besar bagi dia. Tapi hari ini kalau dihitung-hitung mungkin Genta disuruh turun hampir 100 hitungan gara-gara banyak hal. Nggak yang lupa bawa buku saku, nggak fokus waktu baris-berbaris, sampai ngelakuin gerakan yang salah. Sampe bosen denger nama Genta kena hardik kakak senior. Muti jadi berpikir, kayaknya Genta lagi ada masalah yang membebani dia sampai nggak bisa latihan dengan maksimal.

"Untuk seluruh calon pengibar bendera, pimpinan saya ambil alih. Silahkan berkumpul menghadap utara dalam hitungan ke lima. 1..2..3..4..5" begitu kira-kira senior yang ngumpulin pasukan.

Tentunya ada senior kompor yang tugasnya ngomong "Woi cepetan" dan gertakan sejenis yang udah cukup kebal dirasakan jiwa-jiwa muda tersakiti (pengibar, diantaranya Genta dan Muti).

"Setelah ini kita akan melakukan tes buta. Kalian silahkan menutup mata kalian dan ikuti aba-aba dari saya. Ingat sekali lagi, aba-aba hanya dari saya"

Setelah itu terjadilah tes jalan ditempat, bolak balik, hadap-hadap, dan tes posisi-posisi lainnya. Setelah dirasa udah cukup hancur itu barisan, seniornya nyuruh untuk buka mata. Semuanya ketar-ketir.

"Lihat kan seberapa hancur barisan kalian, makanya paskibra bukan sekedar butuh fisik! Baris bukan hanya masalah fokus! Pakai hati kalian. TURUN!"

Semua langsung ambil posisi push up.

Kecuali satu orang.......

Ya, Genta....mana matanya masih merem....

"WOI NGAPAIN KAMU!?! NGANTUK TIDUR, JANGAN LATIHAN!" senior marahnya kaya orang kesurupan tapi Genta bingung malah hah hoh hah hoh terakhir cuma bilang "maaf kak saya nggak fokus" suaranya kecil banget udah kaya tikus. Seniornya tambah berapi-api lah denger Genta dan mengklaim alasannya nggak bermutu dan makin nyudutin dia. Sampai satu pertanyaan ini bikin Genta skak mat dan jujur.

"MIKIR APASIH KAMU?!? HEI GENTA! JAWAB"

Dengan lantang, tanpa tau sadar atau nggak Genta jawab "MIKIRIN MUTIARA KAK"

......

Semua hening, sampai satu botol minuman kosong mendarat di pipi Genta tepat dibagian tutupnya yang bikin pipinya jadi biru. Gapapa, anggap aja pengorbanan cinta.

🏡🎈🧩

VoisinageWhere stories live. Discover now