Bulir keringat mulai menetes dan menyusuri kening seorang gadis yang saat ini tengah di kerumuni oleh beberapa orang yang sedang mengintrogasinya. Orang-orang itu adalah teman sekelasnya, bahkan ada yang dari kelas lain.
"Ka Ditya beneran naksir lo?"
"Itu kakel nembak lo beneran?"
"Bener nggak sih? "
" Sumpah gue ga nyangka"
Ucapan itulah yang terdengar di telinga gadis tersebut
"Beneran Ret? "
" Gatau "
Satu kata yang berhasil keluar dari mulut gadis tersebut.
Retta Maisha Wardah, gadis berusia 15 tahun yang tengah menjalani tahun pertamanya di bangku SMA.
Dengan kepribadian cueknya ini yang membuat dia masa bodo dengan dunia di sekeliling. Retta merupakan anak pertama dari pasangan Budi Sanjaya dan Riri Arini. Keluarga ini sangat berpegang pada syariat islam. Bukan dari keturunan sih, namun dari orang tua Retta sendiri yang mendirikan prinsip itu.
Kembali ke kejadian tadi, yang bermula dari dalam kelas 12. Seorang laki-laki dan perempuan yang tengah duduk di atas bangku sambil mengobrol ringan. Mereka adalah Ditya Abiyan dan Grizell Ayudya . Dua orang yang di cap sebagai pasangan sempurna. Walau mereka bukan pasangan sih. Tapi orang-orang berharap mereka menjadi pasangan. Dan sudah terlihat jelas jika Grizell menyukai Ditya. Mungkin hal itu juga di rasakan Ditya, namun ia belum pernah mengungkapkan rasa cintanya kepada Grizell. Padahal hal itu sangat di nanti oleh teman-temannya.
Ditya yang merasa di perhatikan oleh sekeliling pun beranjak dari posisi duduknya. Mengambil daftar siswa dan meluncur ke kantin sambil merangkul sahabatnya. Ditya adalah ketua osis di sekolahnya, yang sebentar lagi akan lepas jabatan karena sudah menduduki bangku kelas 12. Ramah, sopan, santun, bijaksana, dan murah senyumnya ini yang membuat dia di kagumi sebagai ketua osis yang perfect. Walau nilai pelajarannya tidak sesuai dengan rupa dirinya.
"Lo mau makan apa? " Tanya sahabat Ditya. Agam Yudha. Teman kelas sekaligus teman Ditya sejak duduk di bangku TK.
Agam ini memiliki kepribadian yang tergolong liar. Atau bisa di bilang berandal. Sering bolos kelas, sikapnya seenak jidat, dan yang tidak bisa lepas dari dirinya adalah berkata kotor. Yah, bisa dibilang mulutnya ini kaya kebun binatang.
" Bakso sama jus melon" Jawab Ditya yang sudah duduk di kursi kantin sambil mengecek buku absen di depannya.
Agam yang sudah mendapat jawaban dari sahabatnya itu pun langsung pergi menuju kios makanan dan memesan. Tidak lama kemudian dia kembali. Dan di ikuti abang kios yang membawa nampan berisikan pesanan-pesanan tadi.
"Yang bayar dia bang" Ucap Agam kepada abang kios sambil menunjuk pada Ditya.
Ditya pun melotot, namun tidak marah karena di kantin ini banyak siswa. Ia harus menjaga kharismanya yang membahana. Hingga hanya menampilkan seulas senyum manisnya yang membuat Agam terkekeh.
"Gue catet utang lo" Ketus Ditya pada Agam yang sudah mulai menyantap makananya.
"Bodo amat" Ucap Agam se enak jidat.
Tiba-tiba saja Agam terpikir oleh suatu hal yang ingin di tanyakan pada Ditya. Hal itu berhubungan pula dengan perasaannya.
"Lo kapan nembak Grizell? " Tanya Agam sambil masih menyantap hidanganya.
Ditya pun berhenti dari aktivitas yang semula sedang membolak-balikan benda di hadapanya.
" Siapa yang mau nembak Grizell? " tanya balik Ditya
YOU ARE READING
FELICERA (ON GOING)
RomanceApa jadinya jika cowok yang terkesan manis, murah senyum, dan bijaksana ini harus pura-pura menyukai gadis pendek, cuek, dan bercadar? Ditya Abiyan, ketua osis yang sudah menduduki tahun akhir di SMA harus pura-pura menyukai adik kelasnya, karena s...
