Akhir pekan 7 - menyesal

2.7K 513 38
                                    

🧊ꌚꏂꀷꀤꈤꁅꀤꈤ ꏂꌚ🌻
|_______☀︎︎_______|
|_____☀︎︎_____|
|___☀︎︎___|
|_☀︎︎_|
❦︎
❤︎

"Seonghwa, kakak berangkat dulu ya? Cuma sampe siang kok, kamu--" Suzy yang tengah memakai sepatu menghentikan kegiatannya, ia menatap Seonghwa yang berdiri sedikit jauh darinya--sedang melamun.

Suzy kembali melepas sepatunya dan berjalan menghampiri Seonghwa. Ia menyentuh pipi Seonghwa dengan pelan. "Seonghwa kenapa? Sakit? Kakak tidak jadi lembur deh kalau Seonghwa sakit."

"Huh?" Seonghwa mendongak, ia tersentak saat melihat kakaknya yang berdiri di depannya. "Eeeh??? E-engga kok kak! Seonghwa gak sakit! Hehehehe tadi kepikiran sesuatu makanya Seonghwa melamun."

Seonghwa membalik tubuh kakaknya, dan mendorong punggung kakaknya menuju pintu.

"Kamu yakin?" tanya Suzy sangsi.

"Iya ih! Seonghwa gak papa, cepat pake sepatunya ntar telat loh." Seonghwa meletakkan sepatu yang mau Suzy pakai di depan kaki Kakaknya.

Setelah Kakaknya selesai mengenakan sepatu, Seonghwa kembali mendorongnya sampai keluar rumah. "Semangat lemburnya kakak! Hati-hati di jalan! ⸜(。˃ ᵕ ˂ )⸝"

Krebbbb

Pintu tertutup.

Seonghwa menghela napasnya. "Maaf Ka," lirihnya. "Seonggwa belum berani bilang."

Seonghwa kembali mengecek ponselnya, tetapi tidak ada satupun notifikasi yang masuk. "Hongjoong (。> ᎔ <。)"

🧊

Seonghwa mengaduk-aduk sarapannya dengan tidak bersemangat, ia tidak berselera makan. Sejak semalam ia merenungi semua ucapannya dan merutuki dirinya sendiri karena hal itu.

"Hongjoong, maaf ( •́ ᎔ •̀ ) " lirihnya.

Seonghwa terkadang lupa kalau Hongjoong tidaklah sama dengan dirinya. Seonghwa tidak pernah memasukan perkataan orang-orang ke dalam hati dan tetap mau berteman dengan mereka walau terkadang ucapan mereka begitu menyakitkan.

Seonghwa tidak mau sendirian, itu alasannya. Walaupun sekarang ia tidak begitu lagi dan sudah pandai membedakan mana teman dan mana yang hanya sekedar ingin memanfaatkan, tetapi sifat Seonghwa tidak bisa berubah--seolah sudah melekat pada dirinya, ia terkadang suka seenaknya berbicara karena menganggap lawan bicaranya pasti tidak akan tersinggung sama seperti dirinya.

Padahal tidak semua orang bisa seperti dirinya yang terkadang bisa sangat tidak pedulian. Ucapannya kemarin pasti sangat menyakiti Hongjoong.

Apalagi topik yang ia ucapkan sangatlah sensitif.

Tak!

Seonghwa meletakkan sendok di atas piring dengan kasar, ia menggeser piring sarapannya yang baru dimakan sesuap ke tengah meja.

Seonghwa menangkup wajahnya. Sekarang apa yang harus ia lakukan? Apa Hongjoong mau memaafkannya? Apa Hongjoong masih mau berteman dengannya?

Tanpa sadar air mata Seonghwa kembali menetes, ia menangis dalam diam. "Ibu, Seonghwa membuat kesalahan, apa yang harus Seonghwa lakukan?" adunya, berharap ibunya yang ada di surga sana meringankan pikirannya.

🌻🌻🌻

@siang
-dapur-

"Kak?" panggil Seonghwa ragu.

"Ya?" jawab Suzy dengan mulut penuh karena ia baru saja menyuapkan sesendok besar nasi ke dalam mulutnya.

Jeda panjang.

"Tidak jadi."

"Hee??" Suzy menatap Seonghwa dengan bingung, tumben sekali adiknya itu terlihat tidak bersemangat. Suzy meletakkan sendoknya di atas piring dan memikirkan kemungkinan atau alasan kenapa adik hyperaktifnya jadi sedikit pendiam. "Seonghwa, kamu bertengkar dengan Hongjoong?"

Tepat sasaran.

"Ha-hah? Ma-mana ada! Engga kok!" jawab Seonghwa gelagapan, ia masih ragu untuk memberitahukan masalahnya dengan Hongjoong. Seonghwa menyuapkan sesendok nasi terakhir ke dalam mulutnya dan mengunyahnya dengan cepat. "Seonghwa sudah selesai, duluan ya Kak, mau ngerjain tugas!" Seonghwa berdiri, dengan terburu ia pergi ke wastafel untuk mencuci piring kotor bekas sarapannya dan berlari ke arah kamar setelah selesai.

( ̄- ̄ ٥ ) - Suzy

"Bad liar~"

🌻🌻🌻

@malam
-kamar Seonghwa-
Pukul 01.50 dini hari

Seonghwa duduk menyandar pada dinding kamarnya, ia menatap layar ponselnya dengan sendu. Sudah banyak pesan permintaan maaf yang ia kirim, tetapi tentu saja tidak ada satu pun yang dibaca.

Seonghwa juga berusaha menelpon Hongjoong, tetapi panggilannya terabaikan. Seonghwa menggigit kuku jarinya saat melihat tiga pesan terakhirnya hanya menunjukan satu ceklis, apa Hongjoong memblokirnya?

Seonghwa kembali mencoba menghubungi Hongjoong, walaupun Hongjoong tidak mengangkatnya tetapi siapapun tolong angkatlah, Seonghwa tidak bisa berhenti mengkhawatirkan Hongjoong. Ia terus memikirkan keadaan Hongjoong saat ini. tetapi ...

_maaf, nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi_

... hanya suara operator yang terdengar.

Habis sudah.

Hongjoong pasti membencinya dan tidak mau berteman dengannya lagi. Apa yang harus Seonghwa lakukan jika Hongjoong juga tidak mau duduk dengannya lagi di sekolah?

Seonghwa meletakkan ponselnya di lantai, ia memeluk lututnya sendiri dan menyembungikan wajahnya pada lipatan tangan.

Malam itu,, Seonghwa kembali menangis.




"Maaf,"




Tbc

OJONG WOI AN--

Mimi : BERISIK DUGONG! PERGI SEBELUM GUE MASAK!!








@kediaman Hongjoong
-dapur-

Nina meletakkan piring yang isinya masih utuh ke atas meja, ia menatap piring itu dengan sendu.

"Tidak dimakan lagi?" tanya Mina yang lebih terdengar seperti monolog. Ia mengusap wajahnya dengan pelan, Tuan muda mereka tidak mau makan sejak tadi siang.

"Mina,, ini ponsel milik Tuan Muda, ada di jok belakang mobil, sepertinya batrenya habis." Vernon--salah satu Bodyguard kepercayaan masuk ke dalam dapur dan memberikan ponsel itu pada Mina.

"Terima kasih Vernon," ujar Mina sebelum berjalan keluar dapur untuk mengisi daya ponsel milik Hongjoong.







Tbc--
--beneran.

Ini kagak authan revisi,, maapkeun kalo ada typo.
Authan usahain tetep up tiap hari,, tapi kalau ternyata gak up, berarti authan gak sempet ngetik.

Maklumin authan punya kehidupan erel yang mageran banget :"V (jangan ditiru ya nakanak)

Sabtu, 30-01-21
Authan-♡

[✔]Sedingin Es? . JoongHwaWhere stories live. Discover now