1. Mandiri

583 33 0
                                    

Pagi itu, Alpha sebagai anak pertama sibuk di dapur menyiapkan sarapan untuk keempat adiknya. Lima tahun lalu, adiknya bertambah dua. Ayahnya, Galuh Wijaya, akhirnya memutuskan untuk menikah lagi setelah belasan tahun menjadi duda.

Kenyataan sedih harus dihadapi mereka, Lea, Bunda dari ketiga anak laki-laki yang memiliki nama dari alfabet Yunani itu meninggalkan keluarganya, tanpa sepatah kata atau kabar. Alpha masih ingat betul kejadiannya, ia masih berusia dua belas tahun saat itu, Gamma sang adik baru menginjak usia delapan tahun, sedangkan Delta si bungsu baru masuk taman kanak-kanak. Jika dipikir, sungguh tega Bundanya meninggalkan mereka yang masih butuh banyak kasih sayang dari seorang ibu.

Galuh sang Ayah bukan seorang yang tempramen atau tipikal lelaki mata keranjang, ia amat sangat setia, hanya saja saat itu Ayah sedang dilanda kesulitan setelah kehilangan pekerjaannya. Bunda yang tidak tahan akan himpitan ekonomi akhirnya memutuskan untuk pergi, entah kemana. Bertahun-tahun lamanya Ayah mencari kesana kemari di mana keberadaan Bunda, namun hasilnya nihil. Hingga hari ini, keberadaan Bunda masih belum terjawab, masih hidup atau sudah tiada juga mereka tidak tau.

Lima tahun yang lalu, hati Ayah akhirnya berlabuh pada seorang janda, Adiana Larasati namanya. Adiana yang juga sahabat Ayah ketika kuliah dulu langsung bisa menggantikan posisi Bunda. Memberikan limpahan kasih sayang seorang Ibu untuk ketiga anak laki-laki dari keluarga Wijaya. Mama Adiana membawa kedua anak perempuannya, lengkap sudah kebahagiaan keluarga kecil mereka.

Namun garis takdir berkata lain, Tuhan selalu punya rencana terbaik untuk hamba-Nya, betul kata orang bahwa orang baik akan cepat dipanggil oleh-Nya. Kecelakaan laut merenggut nyawa Mama dan Ayah saat mereka memutuskan untuk menjenguk keluarga Mama Adiana luar pulau. Sekali lagi, kelima bersaudara itu harus merasakan kehilangan orang tua mereka.

Alpha sebagai yang tertua mengambil alih posisi kepala keluarga, sedangkan Sierra berperan seperti seorang Ibu untuk adik-adiknya. Meskipun mereka berlima merupakan saudara tiri, tapi mereka hidup dengan baik dan akur, selayaknya saudara sedarah meskipun pada kenyataannya tidak demikian.

"Ra, udah bangun?" tanya Alpha sembari mengetuk pintu kamar Sierra, ia pelankan suaranya, takut mengganggu.

Tidak lama, daun pintu berwarna cokelat itu bergeser, menampilkan Sierra dengan wajahnya yang masih mengantuk. Ia menguap sekali sambil mengusap-usap matanya.

"Bentar ya Mas, gue cuci muka dulu." ujarnya kembali menggeser untuk menutup pintu kamar, "udah bikin sarapan?" tanyanya sambil melangkah ke arah wastafel, sedangkan Alpha kembali ke dapur.

"Baru goreng telor sih, lo bantu gue masak nasi bisa 'kan?"

Sierra mengangguk usai mengelap wajahnya dengan handuk putih, kemudian ia menguncir tinggi rambut panjangnya sebelum melangkah ke dapur untuk membantu si sulung memasak nasi.

"Duh, beras tinggal dikit." cicitnya sambil berjongkok di depan rak rice storage. "Hmm, Mas gue abis ngampus kayaknya ada siaran, jadi pulang malem nanti."

Ada sedikit rasa bersalah ketika tadi ia memberitau Alpha secara tidak langsung mengenai persediaan bahan makanan yang menipis, tapi mau bagaimana pun kakaknya pasti akan tau. Untung dengan cepat Sierra mengalihkan pembicaraan, meskipun sudah terlanjur informasi itu masuk ke telinga Alpha.

"O-oh, iya, hati-hati aja baliknya. Kalau misalnya gak ada lembur hari ini, gue jemput depan gang ya. Kabarin aja." sesaat Alpha terdiam, kepalanya penuh dengan rentetan tanggung jawab yang ia emban untuk adik-adiknya. "Ra, gue berangkat setengah enam ya hari ini, kayaknya abis mandi gue langsung cabut."

Sierra mengangguk, "Lo mandi duluan aja gih, bentar lagi Gamma bangun, rebutan entar lo pada."

Sebenarnya, Gamma sedari tadi sudah bangun, ia tidak sengaja menguping pembicaraan singkat kedua kakaknya di dapur, tapi sengaja hanya diam di sofa pojok ruang tamu. Sejujurnya ia mengantuk, mengingat tidak sepicing pun ia tidur semalam karena tugas yang menggunung. Baru saja Gamma merebahkan tubuhnya, ia mendengar Alpha mengetuk pintu kamar Sierra.

SkeletonsWhere stories live. Discover now