Yoongi tumbuh di kamar ini atas pengawasan Bibi Chu, jika pun ia keluar kamar mungkin ia hanya ke taman belakang untuk merawat bunga-bunga nya.

Menjadi bagian keluarga yang tak di harapkan membuat semangat hidupnya sedikit menurun. Tak banyak orang yang tahu bahwa ia adalah bungsu dari Keluarga Min. Keluarganya selalu menyebut bahwa Min Jungkook lah si bungsu itu, di hadapan orang lain. Mereka juga mengatakan bahwa keluarga Min hanya mempunyai dua orang putra. Dengan Min Jaebum si sulung yang di gadang- gadang akan menjadi penerus nomor satu perusahaan Min Uni Royalty.

"Bibi, besok Yoonie ulang tahun" cicitnya saat sebelum Bibi Chu menutup pintu kamar membawa piring bekas Yoongi makan.

"Tentu. Bibi tak pernah lupa. Ingin sesuatu untuk hadiah mu besok?" Tanya bibi

"Yoonie ingin di peluk ayah dan ibu. Apa itu boleh?" Matanya berbinar, harapannya sangat besar. Namun tak bisa di tampik bahwa hal itu sangatlah mustahil.

"Akan Bibi usahakan" bibi Chu menjawab dengan sedikit gemetar ia tak bisa janji untuk hal itu. Melihat tuan mudanya mengangguk dan kembali menarik selimutnya untuk tidur membuat hatinya terasa tercubit. Ia menutup pintu dan menghela napas panjang. Kasihan tuannya yang tak pernah terlihat dan tak pernah terucap.




The Flying Flower
that' me dandelion








Keesokan harinya. Sebelum Tuan Min Hyun Bin berangkat menaiki mobilnya untuk ke kantor, bibi Chu terlebih dahulu mencegahnya demi menyampaikan keinginan Yoongi di hari yang spesial ini.

"Tuan mohon pertimbangkan dengan baik sekali lagi. Saya mohon untuk satu kali ini saja Tuan" Bibi Chu bahkan sampai berlutut di hadapan Tuan Min.


"Berdirilah. Akan ku pikirkan nanti" setelah mengatakan itu ia segera memasuki mobil dan berangkat. Bibi Chu risau akan kah tuan besarnya menyanggupi hal itu.

Seluruh keluarga Min terkecuali sang kepala keluarga, malam nanti akan menghadiri pesta ulang tahun Putra Tunggal keluarga Park.


Tak mungkin bagi Hyun Bin untuk menghadiri perayaan ulang tahun putra sahabatnya karena ia disibukan dengan meeting bersama client dari Rusia. Untuk itu mungkin ia akan pulang sangat larut. Biar istri dan anaknya saja yang datang.


"Jungkook sayang pastikan nanti malam kau dandan yang cantik ya" ujar Chaerin pada anaknya yang bersiap untuk berangkat ke sekolah.


"Ah aku kan sudah cantik dari lahir ibu" Jungkook menjawab dengan nada bercanda.

"Tentu saja kau putra ibu yang paling cantik" Chaerin mengusap lembut kepala putranya itu.

"Benar Jungkook yang paling cantik? Bukan Yoongi?" Min Jaebum menyela antara keharmonisan ibu dan anak ini.

Nyonya Min dan Jungkook menoleh secara bersamaan. Mata tajam Jungkook mengarah tepat ke arah Jaebum.

"Aku lebih cantik!!!" Marah Jungkook ia segera berpamitan pada ibunya dan pergi berangkat sekolah.

"Kau ini! Jangan menggoda adikmu itu, kau tahu kan dia mudah sekali marah" Jaebum hanya nyengir tidak jelas dan melanjutkan sarapannya.

"Nyonya Guru Kim sudah datang" pelayan menyela kegiatan sarapan Chaerin. Ia menyuruh pelayan itu untuk mengantarkan Guru Kim ke kamar Yoongi.

Guru Kim adalah guru privat Yoongi selama memasuki tingkat menengah atas. Yoongi tak pernah pergi ke sekolah atas laragan ayah dan ibunya. Ia homescooling dari kecil bahkan hingga sekarang yang seharusnya ia menduduki kelas tingkat awal di menengah atas.

Guru yang sudah cukup lama mengabdi pada keluarga Min ini tahu betul dengan tumbuh kembang Yoongi selain Bibi Chu. Ia memasuki ruangan yang memang sering ia kunjungi ini. Di atas ranjang masih ada gundukan nyawa yang terbungkus selimut.

"Apa ini terlalu pagi?" Tanyanya pada diri sendiri. Ia duduk di ranjang tepat di sebelah Yoongi. Perlahan ia menarik selimut tebal itu dari tubuh mungil si manis.

"Yoongi ah sudah pagi waktunya belajar" sambil sedikit mengguncang tubuh ringkih itu.

"Heumm" Yoongi menggeliat dan melenguh. Tidur nyenyak nya terganggu

"Selamat pagi Princess, selamat ulang tahun juga untuk putri tidur yang manis ini" ucap Guru Kim dan kemudian mengecup kening Yoongi dengan lembut.

"Jin hyung?" Yoongi tersenyum manis melihat kehadiran seorang Kim Seokjin di depannya. Seokjin segera memerintahkan Yoongi untuk mandi dan bersiap belajar.






The Flying Flower
that's me dandelion




Malam harinya Yoongi merenung di kamar sendirian. Ia sedih dengan kenyataan Bibi Chu tidak bisa menepati janjinya. Ia tak mungkin mendapat pelukan dari ayah dan ibunya. Bahkan ibu dan kedua kakaknya pergi menghadiri pesta ulang tahun putra keluarga Park. Yoongi tahu siapa itu, ia adalah Park Jimin. Seorang yang diam diam Yoongi kagumi sejak kecil. Ia dan Park Jimin memiliki tanggal lahir yang sama, hanya saja keduanya lahir di tahun yang berbeda. Jimin seusia dengan Jungkook kakaknya. Dua tahun lebih tua dari dirinya.

Semua melupakan hari spesial baginya. Bahkan Bibi Chu izin untuk pulang karena anaknya sakit setelah mengucapkan selamat ulang tahun padanya dan memberi hadiah berupa boneka beruang. Ia sendirian, di depannya sudah ada kue ulang tahun dengan beberapa lilin kecil yang menyala. Ia berdoa pada Tuhan agar dirinya selalu bahagia dalam lindungannya. Ia tak lupa mendoakan seluruh kelurga dan orang-orang yang ia cintai. Serta doa yang paling ia harapkan adalah pelukan dari Ayah dan ibunya. Setelah lilin mati tertiup, air matanya tak mampu ia bendung lagi.

Ceklek

Yoongi menoleh ke arah pintu yang terbuka, menampilkan sosok Ayahnya.








Bersambung...






Storie baru woyyy :v
Chapter pertama kepanjangan wkwk
Yang sebelah aja belum kelar wkwkw udah sok sok an bikin baru
Rame gak nih klo rame lanjut sih
Btw Yang sebelah udah mulai bosen aku nya hehe. Saking banyak ide tapi gak di tulis jadi bingung nglanjutinnya gimana
Sorry aja klo update nya lama banget. Akunya mageran soalnya. Klo gak mood nulis ya gak bakal ada ide juga.

Yang sebelah pasti bakal up sampe kelar kok tenang aja
Nulis ini buat membagi ide aja sih

Thanks udah mau dukung storie aku:')

Filosofi dandelion aku ambil dari artikel ini ya
https://rismafitr.wordpress.com/2016/07/01/filosofi-bunga-dandelion/

The Flying Flower, "that's me dandelion"[[Yoongi]]Where stories live. Discover now