𝟙𝟚

10K 1.8K 120
                                    

"[Name]... - san?" -Tsukishima

"Oya? Modotta" -Bokuto
("Lah? Kembali.")

"KYAAAAA!!!!"

"WUAAAA!!!" -Kageyama

"KA-KA-KALIAN KENAPA BISA KESINI LAGI!!!" Teriak [Name] memekik di samping telinga Kageyama. Kageyama hanya bisa menutup sebelah telinga nya dengan mulut setengah terbuka.

Heran, melihat mereka berempat kembali lagi ke kamar gadis ini dengan cara yang sama saat mereka pertama kali datang. Yang berbeda hanyalah, tepat saat mereka keluar dari lubang yang sama, lubang itu seketika menyusut dan hilang.

[Name] bergegas menghampiri mereka. Ia menangkup kedua pipi Kenma mengecek tak ada yang lecet, membuka paksa mulut bokuto dengan telunjuknya apakah ada gigi yang tanggal, mengangkat satu persatu kedua tangan Kuroo jika saja ada yang patah tulang, dan tak lupa dengan Tsukishima.

Ia memutar tubuh Tsukishima bolak-balik memastikan tak ada yang terluka. Wajar, jika ia harus menangkup pipi Tsukishima, tangan nya sudah pasti tak begitu sampai. Tapi pada intinya, modus nya kali ini, LANCAR.

"You guys okay? Wh-why you get back here? There's nothing hurt right? Right? I'll get you a first aid kit!"
("Kalian baik-baik saja? Ke-kenapa kalian kembali kesini? Tak ada yang sakit kan? Ya kan? Akan ku bawakan kotak p3k!")

Dengan nada yang panik-panik terselubung kebahagiaan ia mem-bombardir para pemuda itu dengan pertanyaan nya dan mencoba pergi mengambil kotak P3K.

Rrrrrrr

"Hm?"

Tangan Tsukishima seketika terulur menggapai lengan mungil [Name], seperti adegan-adegan ftv saat seorang kekasih menghentikan pasangan nya yang ingin pergi dari nya. Ehem.

Mendengar perut gadis dihadapan nya keroncongan, ia tersenyum kecil. Ingat, kecil. Sangat kecil.

"The one that hurt is your stomach. Pfft.." -Tsukishima
("Satu-satunya yang sakit itu perut mu. Pfft..")

Semua tahu, gadis itu satu-satunya yang tak jadi makan. Mie nya sudah di habiskan oleh Bokuto tadi.

Perlahan wajah [Name] memerah karena malu, setengah menunduk, kedua tangan nya menyentuh ujung baju bawah nya. Ia dibuat salah tingkah.

Ka-kawai. -Tsukishima/Kuroo

Batin pemuda itu kompak saat melihat wajah [Name].

Kageyama yang sedari tadi menunggu bersama [Name] berucap datar, masih dengan keingintahuan nya mengapa mereka berempat bisa kembali lagi.

"Shippai shimashita ka?" -Kageyama
("Kita gagal?")

Kuroo terkekeh pelan. Sepertinya ada yang sedikit ia sembunyikan di dalam pikiran nya. Untuk kedua kalinya mereka harus kembali berpikir keras. Apa penyebab mereka tak kunjung kembali ke dunianya.

Apakah ada yang salah, adakah sesuatu yang kurang, ia tak tahu pasti.

"Mada mada dana. Jya mou ichido kangaete miyou ka" -Kuroo
("Masih belum, kau tahu. Baiklah ayo pikirkan sekali lagi.")

Kuroo mendudukkan dirinya di lantai, menyilangkan kedua kaki nya, sebelah tangan nya menopang dagu. Diikuti empat pemuda sisanya.

Lagi-lagi kebisuan mereka menyambah keheningan, bahkan untuk suara detik jam pun sudah tak bisa didengar oleh telinga. Jika saja waktu berjalan sebagaimana mestinya, mungkin sekarang sudah menjelang malam. Atau mungkin, memang sudah malam.

Mereka semua lelah, namun serasa tetap dipaksa oleh semesta agar secepatnya bisa mengembalikan keadaan. Tangan-tangan pemuda itu ada yang sudah ingin sekali menyentuh bola voli. Mengerat genggaman sendiri dengan kuat, menahan gejolak untuk segera bermain di lapangan.

Sebagian mereka sering kali berdecih kala tak kunjung menemukan jawaban. Sang satu-satunya gadis pun tak terbersit barang sebuah petunjuk selain semua yang telah ia ungkapkan di awal.

Lelaki bersurai abu sedari tadi mondar mandir dan sesekali membungkuk lalu seraya menyembur udara. Pipi nya pun sering kali di kembungkan. Ia benar-benar sudah jenuh, seperti anak kecil yang tak kunjung dijemput orang tua nya saat pulang sekolah.

Pemuda berjersey merah yang tak begitu tinggi hanya bisa menatap ponsel nya. Menerawang kejadian beberapa menit saat ia berusaha fokus pada janji nya, janji konyol untuk mengabari [Name].

Tadi itu, semacam berada di awang-awang Bima Sakti yang di kerubungi bintang dan ratusan asteroid. Ia hanya terdorong terombang ambing dalam sebuah waterboom kegelapan entah kemana tujuan nya.

Dan akhirnya, ia justru kembali ke kamar gadis itu lagi. Mengharuskan nya memecahkan teka-teki seperti seorang Sherlock Holmes hingga sedikit membuat perutnya mual.

!!!

"Jishaku da." -Kenma
("Sebuah magnet.")

"Hm?"

Gumaman kecil Kenma mencapai pendengaran Kuroo hingga membuat nya menoleh.

"Nanka jishaku da, ano hen hon." -Kenma
("Buku aneh itu, seperti magnet.")

Kali ini ucapan lembut Kenma yang membuat atensi mereka semua tertuju padanya. Ia berucap pada Kuroo untuk memastikan satu hal tentang buku itu.

"Ah, sou da! Wakatta!" -Kuroo
("Ah, Benar! Aku mengerti!")

"Nani ka?" -Bokuto

"[Name]-san! Gimme that book! I wanna try something." -Kuroo
("[Name]-san! Berikan aku buku itu! Aku ingin mencoba sesuatu.")

Tunjuk Kuroo tak sabar pada buku diary [Name]. Sedang gadis itu hanya mengubah posisi kepalanya yang tegak lurus menjadi bergeser beberapa derajat ke samping.

Kali ini, ide apa yang ada dipikiran Kuroo, ia tak tahu. Ia hanya bisa menuruti nya sekarang.

🏐🏐🏐

ISEKAI Portal || Haikyuu X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang