"❀.twenty-four.❀"

2.1K 228 49
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ♥
.
Hay, sebelum lanjut
Jangan lupa vote and comment
Terlebih dahulu ya(:
Jadilah Reader's yang baik
Yang mau menghargai author😘
Terima kasih ❤

Hay, sebelum lanjutJangan lupa vote and comment Terlebih dahulu ya(:Jadilah Reader's yang baikYang mau menghargai author😘Terima kasih ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

˙·٠•●۩۩ஜ꧁☙♔☙꧂ஜ۩۩●•٠·˙
.

●●●
“Ada apa? Kenapa kau menangis? aku belum pergi lama dan kau sudah merindukanku,” cengir Grey yang baru tiba dengan membawa sebuah nampan di tangannya.

Geer, siapa juga yang merindukanmu,” ketus Alena dengan mengerucutkan bibirnya ke depan.

"Hehe, kau lucu jika kesal seperti itu," kekeh Grey
Lalu meletakkan nampan di lantai. Tangannya pun tergerak untuk menghapus sisa-sisa air mata di pipi Alena.

“Terima kasih,” ujar Alena seraya tersenyum manis kepadanya. Yang disenyumi pun menjadi salah tingkah.

“Ah, jadi kenapa kau menangis jika bukan karena merindukanku?” cengir Grey yang berusaha menutupi rasa gugup karena salah tingkahnya.

“Aku hanya mengingat kematian sahabatku,” jawab Alena jujur. Entah mengapa, walau terbilang cukup singkat, tapi Alena sudah merasa aman dan nyaman bersama Grey. Alena merasa bahwa Grey bisa dipercaya, jadi ia tak sungkan untuk berbagi cerita.

“Owh, jadi begitu,” kata Grey sambil mengambil nampan yang ia letakan tadi. "Lebih baik kau makan dulu." 

“Iya, jadi apa yang kau bawakan untukku, pasti lezat bukan?” ujar Alena dengan mata berbinar.

“Owh, tentu saja, ini adalah makanan ter-enak di kerajaan kami,” ujar sombong Grey.

Alena menjadi semakin bersemangat.
“Benarkah? cepat sini, aku ingin mencicipinya!”

Grey pun mengiris sedikit daging panggang yang ia bawakan tadi, lalu menyuapkannya pada mulut Alena.

“Bagaimana rasanya?” tanya Grey.

“Benar-benar lezat!” pekik girang Alena.

Grey pun terkekeh melihat ekspresi gadis di depannya itu. Dengan telaten Grey memasukan suapan demi suapan daging ke mulut Alena, hingga makanan itu pun habis.

“A–air,” lirih Alena karena tenggorokannya yang terasa kering. Grey pun menyodorkan segelas air putih ke mulut Alena. Dengan sekali tegukan air itu pun habis masuk ke dalam tenggorokannya.

Setelah Alena selesai makan, muncullah ide jahil Grey untuk mengerjai gadis itu.

“Terimakasih Grey, kau memang peria yang baik,” ujar Alena dengan senyuman yang mengembang di bibirnya.

QUEEN IMMORTAL ✅ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang