Bab 10

189 24 1
                                    

Dengan langkah tergesa Yunho berjalan menyusuri lorong rumah sakit yang ada di lantai Empat. Dia sampai korea sekitar pukul satu tengah malam, sehingga ia memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu ke rumah dan pagi ini ia memutuskan untuk ke rumah sakit tempat anaknya di rawat.

Ceklek

Pintu kamar ruang rawat Jeno terbuka, tiga orang yang berada dalam rungan menoleh menatap arah yang sama.

Yunho berjalan mendekat kearah tempat tidur pasien yang di atasnya terbaring Jeno dengan wajah pucat melihat kearahnya dengan tatapan takut bercampur sendu.

Yunho mencium kening Jeno lama menyalurkan kerinduannya karena sudah lama dia tidak bertemu anak bungsunya ini, matanya sudah berkaca-kaca namun ia berusaha untuk tidak menangis di depan Jeno.

"Appa,maafkan aku" kata Jeno lirih saat menyadari bahwa Appanya sangat menghawatirkanya.

Yunho mengangguk sebagai jawaban. Ia melepaskan ciuman dari kening Jeno, ia tersenyum kemudian duduk di samping tempat tidur pasian yang Jeno tiduri.

"Apa ini sakit?" Tanya Yunho sambil mengusap perban di Tangan Jeno bekas luka sayatan.

"Sudah tidak sakit" kata Jeno lirih.

"Lain kali ceritakan pada Appa atau kaka mu, jangan berbuat seperti ini lagi Jeno. Sungguh appa tidak sanggup kehilanganmu" kata Yunho menempelkan telapak tangan Jeno di pipinya.

"Ne ne" kata Jeno lirih.

"Kenapa kamu melakukan hal itu Jeno?apa kamu tidak sayang lagi dengan Appa dan kakakmu" Tanya Yunho lembut sambil mengusap tangan Jeno.

Tak ada jawaban dari bibir Jeno, ia diam sejenak sebelum ia memberikan diri menjawab pertanyaan dari Appanya.

"Taemin hyung, Taeyong hyung apa yang akan kalian lalukan jika kalian melakukan kesalahan yang sangat besar kepada Appa, atau Jaehyun hyung sampai mereka tidak ingin melihat kalian lagi. Apa yang akan kalian lakukan jika mereka meminta kalian untuk tidak menemuinya lagi dan pergi dari hidupnya?" Kata jeno mengajukan pertanyaan, ia memberanikan diri untuk mencurahkan semua yang dia rasa.

"Aku aku hanya tidak bisa hidup di atas penderitaan teman ku sendiri" kata Jeno yang sudah berkaca "aku hanya sangat lelah appa" kata Jeno bergetar menahan tangis dengan sura yang lirih.

Semua orang yang mendengar pertanyaan dari jeno merasa sesak di dada. Terlihat Jaehyun mengalihkan pandangannya melihat ke atap ruang rawat Jeno, bingung harus menanggapi pembicaraan Jeno dengan jawaban seperti apa. Taeyong dan Taemin bertukar pandangan dan beralih menatap ke arah Jaehyun dan Yunho.

"Em mug kin, aku akan melakukan hal yang sama. Aku tidak bisa berfikir bagaimana aku bisa hidup jika sahabatku yang sangat berarti sudah membenciku. Aku tau yang kau rasakan Jeno-ya " kata Taeyong ragu-ragu

"Aku tidak tidak tahu apa yang harus aku lakukan jika hyung benar-benar melakukan seperti itu" kata Taemin ragu-ragu.

"Begitupun denganku, aku tidak tau apa yang harus aku lakukan untuk menebus kesalahanku. Bagaimana bisa aku hidup tenang jika aku selalu terbayang akan kesulitan yang di alami sahabatku. Bahkan rasanya sesak saat mengetahui bahwa Jaemin tinggal seorang diri, bekerja paruh waktu untuk melunasi hutang pengobatan yang dia alami pasca lumpuh akibat kecelakaan saat itu, bahkan dia rela di pukul untuk mendapat uang agar hutang itu lunas. Bagaimana aku bisa bernafas dengan tenang saat aku tau bagaimana menderitanya dia" kata Jeno lirih, Cairan bening telah menetes dari sudut matanya.

"Bahkan untuk bertahan sampai detik inipun aku harus melewati hari-hari yang berat menghembuskan nafas dengan sangat berat. Jauh sebelum aku bertemu lagi dengan Nya aku sudah sangat tersiksa dengan rasa bersalahku. Aku memiliki rumah yang besar, nyaman, dapat makan dengan makanan yang enak, bahkan aku memiliki banyak orang di samping ku ada Jaehyun hyung ada Appa yang selalu menyayangi ku, tapi rasanya hampa. Aku tidak bisa makan dengan nyaman, aku tidak bisa tidur dengan nyenyak setiap kali bayangan wajah Jaemin dan kejadian tiga tahun lalu melintas di pikiranku" kata Jeno lirih sambil menangis.

friend Where stories live. Discover now