Bab 7

194 23 0
                                    

Jeno membuka amplop yang di berikan oleh Taeyong, Amplop tersebut berisi beberapa foto-foto kegiatan yang dilakukan oleh Jaemin entah dari pulang sekolah, bekerja hingga pada saat pertandingan perkelahian.

"Itu semua aku dapat selama satu minggu lebih sampai dengan hari ini, Jaemin tinggal seorang diri di seoul. Bibinya bekerja menjadi TKA di China, beberapa bulan setelah mereka pindah ke sini. Makam orang tua Jaemin berada di busan. Dia sering sekali di curangi oleh pemilik toko tempat dia bekerja, entah gajinya yang terus menerus di potong setiap bulanya. Jaemin juga sering mengikuti pertarungan ilegal untuk mendapat uang tambahan" penjelasan Taeyong kepada Jeno, tentang beberapa hari ini saat orang suruhannya mencari informasi tentang Jaemin.

"Dimana paman nya? Bukankah bibi Jaemin  sudah menikah" tanya Jeno.

"Menurut informasi yang aku dapat paman dan bibinya bercerai. Em, dia juga masih terlibat hutang dengan rentenir sekitar 80 juta won" kata Taeyong.

"Benarkah? Untuk apa uang itu" tanya Jeno

"Setauku uang itu sisa hutang untuk pengobatan Jaemin pasca kecelakaan. Bukankah kamu tau dia lumpuh sementara pasca kecelakaan, ada beberapa terapi yang harus ia jalankan dan biayanya tidak murah. Mungkin karena itu dia terlibat hutang dan sekitar 100 juta won dan sudah ia lunasi sekitar 20 juta Won. Tersisa 80 juta Won yang belum di bayar olehnya" kata Taeyong.

Jeno sangat terkejut saat mendengar beberapa penjelasan dari Taeyong. Ia heran kenapa bisa Jaemin terlibat hutang samapi 100 juta won, bukankah pengobatan Jaemin sudah di tanggung oleh Appanya dan setau Jeno Appanya sudah membayar denda akan kejadian kecelakaan yang menimpa orang tua Jaemin.

"Apa tidak ada informasi lain?" Tanya Jeno

"Sejauh ini belum, hanya itu. Jika ada hal lain yang baru di ketahui, Nanti akan ku beri tahu" kata Taeyong.

"Baiklah, terimakasih hyung. Apa kau akan kembali ke kantor?" Tanya Jeno

"Iya, aku akan kembali kekantor sebelum Jaehyun mencari ku" kata Taeyong.

" baiklah, kamu boleh kembali hyung. Terimakasih atas bantu mu" kata Jeno

Taeyong mengangguk kemudian berjalan meninggalkan Jeno yang berdiam diri di teras belakang rumah.

Jeno menggambil ponselnya kemudian menekan tombol telfon pada nomer yang ia cari.

"Annyeong, hyung. Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Jeno.

"Jeno~ya, aku sedang bersantai sejenak sebelum rapat dengan Appamu. Kenapa kamu menelfonku?" Tanya taemin pada Jeno.

"Apakah ada Appa di sampingmu?" Tanya Jeno

"Tidak, dia sedang berada di apartemen belum datang ke kantor" kata Taemin

"Hyung aku minta tolong padamu, Tapi jangan bilang apapun terhadap Appa. Aku akan menjelaskan sendiri besok jika Appa sudah kembali. Bisakah kamu kirimkan laporan pengeluaran keuangan Appa untuk korban kecelakan 3 tahun lalu yang menimpa temanku atas perbuatanku sendiri. Aku ingin melihatnya" kata Jeno menjelaskan

"Untuk apa kau membutuhkan itu Jeno~ya. Apa ada masalah ?" Tanya Taemin

"Aniya. Aku hanya ingin melihat apakah Appa mengirimkan uang tunjangan dengan teratur. Aku akan merasa bersalah jika Appa tidak melakukanya dengan baik, kau tau dia teman baik ku. Aku hanya ingin dia hidup enak setelah apa yang aku perbuat untuknya. Tolong hyung kirimkan segera akan ku tunggu, aku belum puas bila aku belum melihatnya sendiri" kata Jeno

"Baiklah, aku akan kirim segera. Aku tutup dulu, nanti akan ku kirim melalui email" kata Taemin

"Baiklah aku tunggu. Terimakasih hyung" kata Jeno.

friend Where stories live. Discover now