1.Panggil Daddy juga boleh

1.9K 73 18
                                    

*
**
***

Keringat membasahi wajah Starla yang tengah terburu-buru menuju tempat kerjanya. Tak lama nafasnya kembali tenang karena sampai di depan pintu restoran. Tetapi saat Starla memasuki ruang pegawai, terlihat bos nya yang tengah berkumpul dengan para pegawai yang lain.

"Maaf saya terlambat, saya baru saja selesai kuliah" ucap Starla pada bosnya yang melihatnya datang sedikit terlambat

Bosnya hanya mengangguk. Tanpa bicara apapun, Starla langsung duduk di tempatnya.

"Baik, ada yang masih belum datang?" Tanya bosnya

"Semuanya sudah lengkap, Pak" jawab asistennya

"Oke, langsung to the point saja. Di restoran kita, sudah kelebihan pegawai. Jadi mau tidak mau pihak restoran harus mengurangi jumlah pegawai disini"

"Maaf pak!" seorang pegawai mengangkat tangannya "Maksudnya dipecat?" lanjutnya

"Tepat sekali. Jadi, saya akan menyebutkan siapa saja yang harus keluar dari pekerjaan ini"

"Hah? Haduh, kenapa harus ada pengurangan pegawai sih?! Nanti kalo gue ikutan dipecat gimana? Gue bayar kuliahnya gimana? Haduh, moga aja gue gak ikutan dipecat lah" batin Starla resah

"... dan yang terakhir, Starla" bosnya langsung menutup map yang dipegangnya dan langsung diberikan kembali pada asistennya

"Untuk yang sudah saya sebutkan namanya tadi, silahkan kemasi barang-barang kalian, dan yang tidak saya sebutkan silahkan kembali bekerja"

Bos dan asistennya langsung keluar dari ruang pegawai. Sementara pegawai yang kena pecat, hanya bisa pasrah dan ada juga yang misuh-misuh karena harus mencari pekerjaan lain.

Starla keluar dari ruang pegawai dan mengahampiri bosnya, maksudnya mantan bosnya yang kebetulan masih berdiri di depan ruang pegawai.

"Permisi pak, saya mau bicara sebentar bisa?" Tanya Starla

"Oh apa yang mau dibicarakan Starla?"

"Bisa gak pak saya tetap bekerja disini?"

"Maaf Starla, ini sudah keputusan yang tidak bisa diganggu gugat lagi"

"Oh gitu ya pak. Ya udah pak, gak papa"

"Kalau kamu mau, kamu bisa saya masukkan di restoran cabang yang lain" tawarnya

"Oh, gak usah pak. Kalau saya kerja dicabang lain kan otomatis diluar kota, nanti kuliah saya gimana nasibnya"

"Baiklah jika kamu menolak"

"Ya sudah pak, saya pergi dulu"

Tanpa menunggu jawaban dari lawan bicara, Starla langsung meninggalkan restoran dengan wajah sedih. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke taman kota, tapi sebelum itu ia membeli sebotol minuman dingin agar lebih tenang.

"Aahhh!" Starla merasa lebih lega setelah meminum minumannya itu.

"Gimana caranya biar gue bisa bayar biaya kuliah kalo sekarang gue gak ada kerjaan gini, masa gue harus balik lagi kerja sama Bu Yoona, ya malu dong ah! Masa udah keluar mau masuk lagi" entah dengan siapa Starla berbicara, untung hari ini taman kota sepi, jika tidak pasti orang mengira Starla itu gila karena berbicara sendiri.

Sekitar 20 meter dari tempat Starla duduk. Ada seorang lelaki yang tak sengaja melihat Starla yang tengah termenung sendirian sambil memainkan botol minumannya. Tanpa pikir panjang lelaki itu menghampiri Starla. Dia adalah Johnny, dosen tampan di kampus Starla.

"Mahasiswi Neo Technology University  bukan?" Tanya Johnny saat sampai didepan Starla

"Eh?!" lamunan Starla mendadak bunyar karena kedatangan Johnny secara tiba-tiba "I-iya pak"

DOSENWhere stories live. Discover now