Chapter 2

862 91 17
                                    

Sasuke mengerjapkan matanya beberapa kali.

Semua yang dia lihat hanya berwarna putih. Entah itu ulah kabut atau salju, Sasuke tidak tau.

Namun angin dingin berhembus, membuat anak rambutnya terbang mengenai mata.

"Ha'i. Untukmu"

Sebuah suara terdengar namun, tidak ada wujudnya. Jika dia adalah penakut. Sudah dipastikan, dia akan lari terbirit-birit ketika mendengarnya.

"Kau tidak mau?" Tanya suara itu.

Tiba-tiba sebuah hairpin melayang di depan wajahnya. Seperti ada seseorang yang memberikan kepadanya.

"Aku bukan perempuan!" Tolak Sasuke.

"Eh? Tapi kan untuk rambutmu agar tidak mengenai matamu lagi. Kau selalu mengeluh, dan aku bosan mendengarnya" ucap suara itu.

Manik obsidian itu masih berkelana mencari si pemilik suara. Namun, nihil. Dia tidak menemukan siapapun.

"Tidak apa-apa. Tak ada seorang pun yang melihat kita bersama" ucap suara itu.

"Hn?"

Sasuke hampir saja meloncat ke belakang, saat hairpin itu menempel pada anak rambutnya.

Dengan refleks yang bagus, tangannya terangkat dan menepis hairpin itu.

"Ouch!"

Suara itu tampak kesakitan. Namun, Sasuke sendiri tidak bisa melihat seperti apa wujud orang yang sedang berbicara dengannya.

"Kenapa? Aku tidak akan memintamu untuk meringankan ku, seperti yang mereka bicarakan,"

Sasuke mengerutkan dahinya. Meringankan? Meringankan apa? Mereka? Siapa lagi?

"Aku hanya ingin menjadi temanmu" nada putus asa membuat Sasuke merasa bersalah.

"Tapi sepertinya itu mustahil" suara itu menjauh.

Meninggalkan Sasuke yang terdiam di tempat tanpa bergerak seinchi pun.


"...to"

"Otouto"

Kelopak seputih salju itu bergerak. Membuka celah untuk iris onyx  mengintip.

"Otouto, cepatlah bangun. Jika tidak, kau akan terlambat" ucap seorang pria berambut hitam panjang dikuncir rendah.

"Engh?"

Pria yang memiliki status kakak kandung itu mengerutkan dahinya.

Tidak biasanya adiknya itu melenguh. Apa mungkin…

"Kau absen saja hari ini. Suhu tubuhmu agak naik" ucap pria itu membuat Sasuke membuka matanya lebar-lebar.

"Tidak usah" jawab Sasuke membuat pria itu mendengus.

"Dengarkan kata Ita-nii, Sasu-chan!"

Sebuah desisan dan lirikan tajam membuat pria itu tersenyum tipis. Tangannya terangkat dan mengacak-acak rambut adiknya.

"KAA-SAN. NII-SAN-"

"GANTENG" potong Itachi usil.

Tanpa melihat ekspresi kecut sang adik. Itachi berlari keluar kamar dengan tawa membahana.

Evanescent

SasuNaru Fanfiction
Disclaimer Masashi Kishimoto

[Bl] Evanescent [Complete]Where stories live. Discover now