The First Snow (Suho EXO)

104 12 5
                                    

Before read, pls listen to and read the lyrics of, exo (miracles in december) - the first snow, first to get deep into the story:)

ps. awal dan akhir flashback ditandai dengan (---)
-

Sepatu boots hangat untuk melapisi kaki yang kukenakan meninggalkan tanda berjejak pada jalan licin akibat salju yang baru saja jatuh ke atas tanah. Aku mendongakkan kepala menatap susulan lain butiran salju yang turun untuk pertama kalinya tahun ini.

Daerah Myeongdong menjelang sore luar biasa ramai dan sibuk seperti biasa. Beberapa keluarga dengan anak kecil di antaranya membuat suasana yang kulihat menjadi lebih ceria. Namun hal tersebut tak sampai membuat kedua sudut bibirku terangkat atau sekedar hatiku menghangat karenanya di tengah suhu udara yang membeku.

Atensiku beralih menatap ke bawah, kepada ponsel di dalam genggaman tanganku yang terasa bergetar. Tanpa menunda aku membuka pesan yang baru masuk.
"Apa kau punya waktu untuk bicara?" Kurang lebih begitu isinya. Lebih tepatnya di dalam ruang pesan tersebut hanya ada kalimat yang sama tertera beberapa di atasnya, sampai sudah tak terlihat kapan terakhir aku yang menjadi pengirim pesan.

Udara dingin menguap keluar membentuk kepulan yang dapat dilihat mata telanjang kala aku menghembuskan napas pelan.
"Sepi sekali" adalah kalimat yang menyusul keluar kugumamkan dari bibir dan mengecapi kontras keadaan sekitarku.

Detik berikutnya aku merasakan angin dingin lembut menerpa wajah, diiringi tetesan salju di atas pipiku membuatnya terasa membeku atau mungkin itu air mataku. Entahlah mungkin keduanya.

Aku kembali memandang layar persegi dalam genggaman, menatap lamat kontak sama dengan yang mengirimi pesan sebelumnya tertulis 'Kwon Yuri' dengan foto wajahku bersama seorang gadis pemilik nama.

Sebuah senyuman terpasang bahagia pada wajah manis sang gadis dan juga bibirku. Mungkin sekarang aku bisa kembali mengangkat sudut bibir dengan ringan barangkali dan merasakan perasaan tersebut kalau saja aku bisa menelpon.

Namun sayang, hanya memikirkannya pun sukses membuat penglihatanku sedikit terganggu dari linangan air yang menyeruak ingin keluar. Aku memasukkan kembali ponsel ke dalam saku lalu melanjutkan langkah. Berharap kaki ini cukup kuat berjalan dan dapat menjauh dari sini.

-

Hawa hangat memberi kenyamanan menggantikan udara membeku di luar saat aku mendapati kemana langkah kaki membawa tubuhku berakhir. Gagang pintu besi terlihat dingin untuk dipegang. Aku menghindarinya walaupun membutuhkan kontrol tubuh penuh untuk tidak membuka pintunya.

Beruntung ada kaca kecil pada desain pintu rumah sakit yang memberiku kesempatan mengintip ke dalam. Kedua atensiku tiada lelah memandangi tubuh gadis yang terbaring tenang di dalamnya.

Tanpa sadar sebelah tanganku terangkat menempeli sebagian kaca tersebut, seakan menyentuh tubuh lemas dengan mata tertutup. Keadaan koridor bersih tempatku berdiri sangat sunyi.

"Eoh? Junmyeon-ssi?" Sebuah suara mengintrupsi lamunan dan membuatku terkejut.
Seorang perawat wanita membawa nampan berisi camilan sore rumah sakit.

Aku membubuhkan senyuman tipis singkat sebelum bergegas pergi juga menyingkir dari jalan sang perawat.
"Tolong jangan beritahu siapapun aku datang, apalagi Ayah" ucapku berhenti sebentar.
"Baik tuan" jawabnya ramah menurut.

Song Fanfiction of Kwon YuriWhere stories live. Discover now