Halin-nya bukan Kundang

312 59 20
                                    

Warning : bagian ini adalah omake, jumlah katanya mencapai 7500 lebih, jadi akan banyak flashback dan narasi disini yang mungkin akan terasa membosankan dan memuakkan, jadi bagi yang tidak suka silahkan di lewat atau baca paragraf akhirnya saja, saya tidak menyediakan toilet online untuk yang mau muntah saat membaca cerita ini, heheheh..... #Canda :)

Okelah, langsung saja,

Happy reading...

.
.
.
.

_ Gambar bukan milik saya_
.

Semilir angin sore menerpa lembut wajahnya yang menampakkan kerutan, mata tua itu terpejam menikmati bagaimana menenangkannya suasana yang kini dirasakannya. Hamparan bunga mawar bermacam warna memanjakan matanya ketika ia terbuka, membuat senyum kecil terbit diwajah tuaya yang terawat dan tampak sangat cantik.

Hamparan bunga mawar... Ia selalu menyukai jenis bunga yang satu ini. Dulu, saat ini dan seterusnya. Warna indah bunga mawar dan aromanya yang menenangkan, membuatnya tak pernah bosan merawat dan menjaga mawar yang kini tertata begitu indah di kebun bunga miliknya_hadiah dari sang putra.

 Warna indah bunga mawar dan aromanya yang menenangkan, membuatnya tak pernah bosan merawat dan menjaga mawar yang kini tertata begitu indah di kebun bunga miliknya_hadiah dari sang putra

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Sejak satu tahun yang lalu setelah kedatangannya ke kota, ia yang memang menyukai bunga mawar diberikan sebuah taman luas untuk ditanami bunga kesukaannya. Itu diberikan oleh putra angkatnya_Petir agar ia disibukkan dengan perawatan untuk taman bunganya_ mengesampingkan masalah yang menerpanya begitu kejam disaat ia baru mendatangi kota.

Mengingat satu tahun yang lalu, selalu membuat Ibu Stormy mengulas senyum miris. Teringat akan perjuangannya menuju kota yang sangat tak mudah, berkali-kali ia hampir celaka dan ditipu, hingga akhirnya ia tak memiliki selembar uang pun ketika menemui putra kesayangannya.

Semula ia berpikir, mungkin itulah yang membuat Halin enggan mengakuinya sebagai seorang Ibu, karena mengingat betapa kumuh dan kotornya dirinya waktu itu. Pantas Halin malu padanya.

Tetapi pemikiran itu kandas, setelah ia bertemu dengan Petir dan hidup lebih bersih, nyatanya Halin tetap tak mengakuinya, hingga pikiran baru muncul, mungkin putranya memang telah melupakannya dan membuangnya.

Sekali lagi, kata tetapi menghancurkan persepsi dirinya, dimana saat ia diculik, Halin datang dan menyelamatkannya, menggetarkan hati sang Ibu dan membuatnya bertanya-tanya, apa yang sebenarnya ada dalam pikiran Halin?

Melupakannya, membuangnya dan memakinya, tapi tetap menolong dan memeluknya. Kenapa?

Sampai saat ini, Ibu Stormy belum menemukan jawabannya sedikitpun. Terlebih ketika ia terbangun dari pingsannya setelah kejadian terjun bebas di pesawat, ia hanya menemukan Petir yang menungguinya dan menggenggam tangannya. Ketika ia bertanya dimana Halin dan apa yang terjadi padanya, Petir hanya tersenyum lalu memeluknya dengan erat.

Tak ada kata yang diucapkan Petir saat itu, tapi Ibu Stormy bisa menyimpulkannya.

"Kenapa? Halin baru saja memeluk Ibu di laut waktu itu, pelukannya begitu hangat dan kuat, hingga Ibu merasa sangat nyaman dipelukannya. Halin anak Ibu telah tumbuh menjadi laki-laki yang kuat, tapi kenapa ia meninggalkan Ibu begitu cepat?"

Malin or Halin Kundang, e-eh ???Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt