"Jen andai lu tau apa yang gue rasain kalo lagi ada di deket lu. Tapi kan lu suka Siyeon ya hehe." batin Jesslyn pada dirinya sendiri sambil tersenyum masam dan menyadari bahwa status dia dan Jeno hanyalah sebatas sahabat yang saling melindungi, tidak lebih.

"Jes, gue sayang sama lu lebih dari sahabat. Rasa ingin melindungi lu juga itu bukan sebates sahabat. Andai lu tau." ucap Jeno dalam hati, dan terus mengusap kepala Jesslyn.

Dalam senyum yang Jesslyn ciptakan, tanpa ia rasa air matanya mulai menetes perlahan. Hatinya berkecamuk sekarang. Ia bingung, ia harus menghilangkan rasa nya kepada Jeno atau tetap mempertahankan.

"Loh Jes kok nangis? gue kekencengan peluk lu ya?" tanya Jeno sambil melepaskan pelukannya pelan pelan.

Jesslyn bingung, ia harus tertawa atas kebodohan Jeno atau harus sedih karna Jeno sudah melepas pelukannya.

"Haha Jen, gue ga kenapa napa kok serius dah."

"Dih kok nangis."

"Biarin lah, air mata gue juga."

"Yah lu mah main rahasia rahasiaan sama gue, ga asik."

"Bodo Jen males."

Setelah itu hening, Jeno fokus mengutak atik ponselnya dan Jesslyn hanya diam mematung. Ia sejujurnya ingin menanyakan soal Siyeon kepada Jeno sejak lama. Tapi saat ingin berbicara waktunya selalu tidak tepat.

"Emm Jen gue mau tanya."

"Tanya aja sok."

"Lu sama Si─"

"Eh itu goputnya dateng, turun yok."
Jeno langsung menarik tangan Jesslyn lalu mengajaknya untuk ke ruang tengah.

Lagi lagi niatnya untuk menanyakan pertanyaan ini Jesslyn urungkan. Ia lebih memilih untuk diam karna ia rasa ia juga tidak ada hak untuk mengurus urusan Jeno.

"Gue aja yang ambil, lu siapin cemilan aje disini kita makan sambil nonton." usul Jeno.

"Oke."

Jesslyn sibuk mengambil cemilannya di kulkas. Sedangkan Jeno sedang ganti baju di dalam kamar Jaehyun.

"Dah siap, Jen lu─ lah kemana tu anak."

"Oi, gue baru kelar ganti baju."

"Ohh gue kira, yaudah makan lah ayo gue laper banget."

Mereka berdua pun menonton film sambil makan makanan yang sudah mereka pesan tadi. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 3 sore yang tandanya Jeno harus kembali ke sekolah untuk latihan basket.

"Jes gue pamit ya, basket nih hehe."

"Oiya ya, yaudah hati hati lu dijalan makasih traktirannya." ujar Jesslyn sambil tersenyum.

"Santai kali haha, yaudah ya gue cabut."

"Sip."

Jesslyn memandang punggung Jeno yang mulai menjauh dari pandangannya. Ia masuk kembali ke dalam rumah dan langsung menuju ke kamarnya.

"Huh kok gue tetiba jadi kepikiran sama Mark ya. Gaenak juga gue nagih langsung segitu banyak." pikir Jesslyn mendadak karena ia merasa bahwa ia menagih Mark langsung dengan jumlah yang banyak.

"Ih tapi ngapa gue pikirin, mending tidur aja dah gue."

Kini ia langsung memejamkan matanya untuk tidur.

Sekarang jam menunjukkan pukul setengah 17.30 dan Jesslyn baru saja selesai mandi.

"Hahh seger banget gila gue mandi." monolog Jesslyn pada dirinya sendiri sambil mengeringkan rambutnya yang masih basah karena keramas.

Disaat Jesslyn sedang mengeringkan rambut, ponselnya berbunyi tanda ada yang menelfon dia.

"Tumben nih Jaemin ngapain ya. Angkat aja dah."

"Oi Jaem kenapa?"

"Anu gue mau tanya, emm."

"Iya tanya apaan?"

"Si Lauren belom taken kan ya? hehe."

"Belom kenapa emang? apa- ohh gue tau nih lu mesti mau ngejedor dia kan."

"Dih apaan gue tanya doang kok, yaudah gue matiin ya soalnya mau tanya itu doang, makasi ye Jes."

"Yaelah ni bocah, ye iye."

"Aneh bener si Jaemin. Yakin nih gue kalo dia bakal ngejedor si Lauren. Eh tapi gue diem aja deh, berabe kalo diamuk Jaemin."

─────────────────────

jangan lupa vote yaa, jangan jadi siders plis huhu:(
doain cepet up ya hehew

Most Wanted || Mark LeeWhere stories live. Discover now