❝ E P I S O D E 4 ❞

114 16 0
                                    

Rano kembali ke ruang tengah.
"Mana Jungbi?" tanyanya dengan wajah tegang.
Saga memerintahkan Vigor untuk memanggil Jungbi sekaligus menggantikannya cuci piring. Vigor cemberut.

"Ada apa?" tanya Jungbi bingung.

"Lo ditungguin Pak Manager di depan," jawab Rano langsung.

Deg!

"Kok? Ada masalah apa emang?" Jungbi makin bingung.
Bukannya menjawab, tapi Rano malah mengangkat bahu dan menyuruhnya segera menemui manajer yang sudah menunggunya di depan.
Jungbi melangkahkan kaki dengan perasaan takut, khawatir, sekaligus bingung.
Tanpa ia sadari, enam member Seven Rays lainnya sudah mengikutinya dengan langkah senyap di belakang. Mereka juga ingin mengetahui apa yang akan dibicarakan manager mereka dengan Jungbi.

Jungbi membungkukkan badan setelah berdiri di depan manager.
"Ada apa ya, Pak?" tanya Jungbi to the point, dengan ragu-ragu.

Pak Manager memperlihatkan layar ponselnya pada Jungbi,
"Apa ini?" tanya Pak Manager dingin.

"I-itu..."

"Dia... Dia bukan siapa-siapa kok, Pak. Kebetulan dia nemuin ponsel saya yang jatuh di jalan, terus tadi dia balikin ke saya. Cuma itu aja," jelas Jungbi, menatap ujung kakinya.

Pak Manager menggeser layar ponselnya, memperlihatkan foto lain.
Jungbi bingung bagaimana ia akan menjelaskannya. Ponsel di depannya memperlihatkan foto dirinya dengan seorang cewek berjaket putih lengkap dengan masker hitam menggantung di lehernya, yang sedang memegang pipi Jungbi. Jungbi gelagapan.
"Sebenarnya dia..."

✿𝄞✿

Naomy merebahkan tubuhnya di atas karpet yang baru saja ia gerai. Mengatur napas. Sejak tiga jam lalu, Naomy berlatih terus menerus sampai ia kelelahan.

Ia meraih ponselnya, membuka media sosial. Tak sengaja ia melihat sebuah artikel berita dan sekilas membaca judulnya, 'Mengejutkan, Salah Satu Idol dari Agensi Blabla Entertainment Terciduk Sedang...', tapi Naomy masih enggan untuk membacanya karena ia masih terlalu lelah.

Setelah beberapa menit istirahat, Naomy memutuskan untuk segera mandi supaya merasa segera kembali. Setelah mandi, ia melenggang menuju dapur, ia lupa bahwa stok makanannya sudah habis. Mau tak mau, Naomy harus pergi ke supermarket terdekat karena ia sudah lapar berat.

Belum sempat ia melangkah keluar rumah, ponselnya tiba-tiba berdering.
"Yeoboseyo?"

"Naomy, lo udah baca berita terbaru, belum?"

"Belum. Kenapa? Kok lo panik gitu?" jawab Naomy santai.

"Aduh, kenapa lo santai banget, sih? Lo harus baca beritanya. Link-nya nanti gue kirim lewat KakaoTalk," sahut Eryn greget.

"Emang sebegitu pentingny--"
Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Eryn sudah memutuskan sambungan teleponnya.
Eryn sudah mengirimkan link artikel yang ia maksud tadi. Naomy cekatan memencet link tersebut. Ia membaca judul artikel berita tersebut.

'Jungbi, Salah Satu Member Seven Rays Terciduk Seorang Fans Sedang Menemui Seorang Perempuan Di Dekat Gedung Agensi.'

Seorang fans yang kebetulan berada di dekat gedung agensi telah melihat sendiri bahwa Jungbi menemui seorang perempuan dan kemudian mereka mengobrol dengan akrab.

Begitulah inti dari isi artikel tersebut. Di pertengahan artikel terdapat sebuah gambar yang memperlihatkan sepasang cowok dan cewek yang berdiri berhadapan. Cewek berjaket putih itu memegang pipi cowok di depannya.
Naomy menyadari bahwa itu adalah foto dirinya dan Jungbi. Seketika tubuhnya terasa lemas. Naomy membayangkan bagaimana nasib Jungbi sekarang dan nasibnya untuk hari-hari ke depan, foto mereka telah tersebar luas dengan cepat, meski di foto tersebut wajah mereka tidak terlihat jelas. Ia berpikir, mungkin kini kakaknya, Jungbi, sedang kebingungan menjelaskan apa yang sebenarnya telah terjadi. "Ini semua gara-gara gue," ucap Naomy kesal. Menyalahkan diri sendiri.

Naomy mencari kontak seseorang, kemudian menempelkan ponselnya di dekat telinganya, tak ada jawaban. Setelah mencoba beberapa, tapi tetap tidak ada jawab, ia melempar ponselnya kesal. Ia merasa bersalah.

✿𝄞✿

"Bener, itu cuma fans kamu?"

"Kamu gak perlu bohong sama saya, jujur aja."

"Dia itu--"

Bruk...

"Aduh, hyung, gimana sih!"
Jexo mengaduh kesakitan karena tak sengaja terdorong oleh Jione hingga ia terjatuh.

"Kalian ngapain di sini? Habis nguping?"
Mendengar pertanyaan manager, mereka langsung terbirit-birit tanpa menjawab pertanyaannya.

Setelah memastikan tidak ada yang menguping lagi, manager mempersilakan Jungbi untuk melanjutkan penjelasannya. Akhirnya Jungbi menjelaskan kejadian yang sebenar-benarnya.
"Jadi adik kamu calon peserta audisi di Blabla Entertainment juga?" Jungbi mengangguk.

"Nah, kalau kamu sudah jujur begini kan enak, jadi saya lebih gampang nanganinnya. Untuk identitas adik kamu, tenang saja, saya akan menjaganya karena bisa jadi adik kamu adalah calon trainee di agensi kita. Dan sudah menjadi sebagian kewajiban saya untuk merahasiakan identitas anggota trainee," jelas Pak Manager. Jungbi tersenyum lega.
Setelah urusan selesai, Pak Manager bergegas pergi meninggalkannya.

Jungbi kembali ikut berkumpul dengan yang lain.
"Lagi ngapain nih?" tanya Jungbi.
Ternyata mereka semua sengaja menunggunya.

"Ceritain yang tadi," jawab Vigor.

Drt.. Drtt...
"Eh, bentar dulu. Ada telepon,"
Semua menghela napas kecewa sekaligus kesal. Jungbi mengangkat telepon di dalam kamar, takut ada yang menguping seperti tadi.

"Oppa, maafin aku, ya."

"Ngapain kamu minta maaf? Emang kamu punya salah?"

"Gara-gara aku Oppa kena masalah," jawab adiknya sedih.

"Siapa yang bilang kalau Oppa kena masalah? Nggak tuh."

"Oppa gak perlu bohong. Beritanya udah tersebar kemana-mana, gak mungkin kalau Oppa gak kena--"

"Udah, kamu gak perlu mikirin masalah itu. Semua bakal baik-baik aja, percaya deh, sama Oppa. Sekarang kamu cuma harus fokus latihan buat audisi, oke?"

"Em, oke."

"Nah gitu dong, kalau gitu udahan dulu, ya. Good night, Bunny!"

"Good night, Oppa."

Saat baru saja sambung terputus, Zivo dan Vigor nyelonong masuk kamar. Mereka bertiga memang tidur sekamar, Rano sekamar dengan Jexo, dan Jione sekamar dengan Saga.
"Ciee, habis teleponan sama siapa, hyung?" Zivo cekikikan.

"Bunny itu siapa, hyung?"
Di susul dengan pertanyaan Vigor, dengan nada menggoda.

"Apaan, sih? Ini udah malam, kalian cepat siap-siap tidur. Gak usah banyak cincong!" Jungbi mengalihkan pembicaraan.
Mereka berdua manyun, melangkah ke kamar mandi.

Jungbi meletakkan ponselnya di atas tempat tidurnya. Perutnya masih terasa lapar, ia mencari makanan di dapur.
Mengetahui bahwa Jungbi telah meninggalkan kamar, Vigor memberi kode pada Zivo. Mereka berdua menyambar ponsel Jungbi, mengecek sesuatu. Malangnya, sebelum niat mereka terlaksana, Jungbi sudah kembali ke kamar membawa beberapa kantong camilan.
"Mau ngapain?"
Bukannya cepat-cepat menjawab, mereka malah lari kembali ke kamar mandi. Jungbi hanya geleng-geleng melihat kelakuan mereka berdua yang super kepo.

Terdengar teriak Vigor dari kamar mandi, Jungbi spontan berlari menghampirinya, sampai-sampai camilan yang baru saja ia buka berserakan di kasur dan lantai kamar.
"Ada apa?" tanyanya.

"Hyung! Tolongin!"

"Tolongin apa?" tanya Jungbi panik.

"Itu..." Zivo menunjuk sesuatu.

My Ajudan (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang