18. Datang

6 0 0
                                    

Azka berlari kesana kemari, memastikan setiap pos bekerja sesuai dengan jobdesc nya. Azka sedikit kewalahan karna beberapa hal yang terjadi secara tiba-tiba.

Dilihatnya lapangan hijau luas tepat dihadapannya. Azka menghembuskan napas dengan kasar. Ini baru awal, batinnya.

Suara teriakan terdengar silih berganti dari arah supporter, mereka menyemangati tim andalan yang sedang bertanding. Azka melipir, duduk dikursi khusus panitia.

Saat Azka menyandarkan punggungnya di kursi, ia melihat seseorang yang tampak tak asing baginya.

Gadis itu diam di tengah kerumunan teman sekolah Azka. Ia terlihat sedikit panik dan celingukan seperti mencari sesuatu, lalu ia diam seperti seseorang yang sudah pasrah, berusaha untuk menikmati pertandingan didepannya.

Azka tersenyum dari jauh, lalu beranjak dari tempat duduknya untuk menghampiri gadis itu.

"Halo"

Gadis itu tersentak dan reflek menoleh ke arah Azka, "E-eh lo kok disini?"

Azka menarik tangan gadis itu, menuntunnya menuju kursi khusus panitia.

"Eh Ka, k-kok kesini? gue kan bukan panitia?"

Azka mendorong tubuh Zoya pelan, agar gadis itu duduk dengan manis.

"Loh Ka, lo mau keman--" belum selesai Zoya bertanya, Azka sudah melenggang pergi meninggalkan Zoya yang masih kebingungan.

Zoya menoleh ke kanan dan kiri, melihat teman-teman OSIS Azka yang melihat ke arahnya dan beberapa kali terliht berbisik dengan temannya.

Zoya tidak suka ada di situasi seperti ini.

Seseorang menyodorkan minuman didepan Zoya, lalu duduk disampingnya.

"Kesini sama siapa?" Azka memulai obrolan sambil membuka tutup botol minuman yang tadi ia beli untuknya dan Zoya.

"Lo liatnya gue sama siapa?" Zoya menoleh, menaikkan satu alisnya dan menjawab pertanyaan Azka.

"Kali aja sama doi lo" jawab Azka asal.

Zoya memukul pundak Azka pelan, "Iyanih doi gue jaket ijo"

Azka tertawa pelan, "Lo tuh udah kecil, jangan dikerumunan banyak orang, gakeliatan"

Zoya menatap sinis Azka, "Lo bilang gue ga keliatan, tapi lo bisa nemuin gue"

"Iya kan gue punya insting yang kuat kalo sama lo"

Pipi Zoya memerah mendengar jawaban Azka, lalu ia menunduk, menghindari tatapan Azka.

"Cielah pake blushing segala" goda Azka

Zoya seperti maling yang sudah tertangkap basah, buru-buru ia mengontrol dirinya, "Apaan njir, pipi gue merah karna daritadi gue diliatin sama temen-temen lo, kampret" Zoya merasa bangga pada dirinya sendiri yang bisa menemukan alasan secepat itu.

"Yaelah, mereka ngeliat lo karna punya mata kali" jawab Azka asal.

"Yaudah makanya mending gue ke tribun supporter aja" jawab Zoya dengan kesal.

Azka yang menyadari perubahan mimik wajah Zoya, segera menahan tangan Zoya yang sudah bersiap untuk berdiri.

"Ih ngambek, lo kan bagaikan tamu disin--

Belum selesai Azka berbicara, tiba-tiba terdengar suara keributan dari arah lapangan.

"E-eh bentar ya Zoy" Azka lari menuju lapangan meninggalkan Zoya.

Dari kejauhan, Zoya melihat Azka berusaha untuk melerai dua orang yang hampir baku hantam. Dengan setelah baju PDH OSIS, Azka terlihat begitu tampan hari ini, apalagi saat sedang melerai dan menjelaskan dengan tegas kepada dua orang yang sedang bermasalah itu, wibawanya sangat terlihat.

SkylightWhere stories live. Discover now