04

5 2 0
                                    

Selamat membaca✨

Ayah dan Mama Zela hanya bisa berdecak sebal, pasalnya Zela dan Haqi tak akan pernah bisa melewatkan hari-harinya tanpa berdebat.

"Hey!! Sampai kapan kalian mau berdebat hah?!! menghabiskan waktu Papa saja," ucap Papa nya sambil melihat jam tangan berwarna gold yang sudah terpasang rapi di pergelangan tangannya.

Haqi menghela nafas, "Kan yang ngajak Papa kenapa nyalahin kita?"

Zela memandang Haqi dengan memicingkan matanya seolah bertanya kepada Haqi

"Tumben berani bantah?"

Haqi menyadari tatapan Zela lalu ia menoleh kearah Zela.

"Ngapain lu ngeliatin gue kek gitu? Iya gue tau gue ganteng tapi gausah terang-terangan gitu lah kalo lo tuh terpesona sama ketampanan gue," ucap Haqi sambil membenarkan tatanan rambutnya.

"Iya saking tampannya lo, tuh jambul udah kek jambul ayam jago bhaks hahahaha,"

Mama nya yang sudah sangat greget dengan anaknya langsung menyeretnya begitu saja, tak peduli jika gaun Zela terinjak kaki Zela.

Zela berdecak kesal, "Ck, ma!!! Kaki aku sakit ih!!" . Mama zela memutar bola matanya malas sambil terus menyeret putri kesayangannya.

Di belakang mereka Haqi cekikian melihat Zela yang kesakita terseret tarikan mamanya.

Haqi berdecak pelan "Hadehh, ada-ada aja emak-emak jaman now,"

"Ma!! Apa kau melupakan anak tampanmu ini? Setampan Alden Richard pemain drama " my bebek lope"," kesal Haqi.

Zela dan mamanya menghentikan langkahnya lalu berbalik badan menghadap Haqi yang melangkah menuju mereka dengan santai sambil menunjukkan cengiran khas nya jangan lupa tangannya yang sudah bertengger manis di kepalanya yang setiap saat merapikan rambutnya.

Zela berdecih, " bang kau tak bisa kah membaca dengan benar huh? Bukannya kau sudah sekolah? Seperti anak TK saja," ucap Zela dan berlalu meninggalkan Haqi yang cengo.

"Sudah cepat masuk ke mobil keburu telat!!" perintah mama Haqi yang langsung mendapat anggukan.

Setelah Haqi dan Zela sudah masuk kedalam mobil Papa mereka segera menghidupkan mesin mobil dan segera melajukannya, mengingat waktu yang tersisa cukup mepet.

"Bang!! Awas agak geseran ih gaun Ela risak nanti," dumel Zela sambil meminum susu Milku kesukaanya.

"Jangan minum susu terus tuh pipi lu tamah kendor haha," ledek Haqi sambil mencubit pipi Zela dengan gemas.

Zela hanya bisa memutar bola matanya malas, kini ia benar-benar akan marah kepada Kakak tengilnya itu.

15 menit berlalu

Zela, Haqi beserta Mama dan Papanya turun dari mobil dan segera memasuki rumah yang sangat besar? Em apa mungkin Mansion? Jika dilihat lihat memang seperti mansion yang pernah ia baca disalah satu novel yang paling ia sukai, mulai dari bentuk, luas, dan ornamen-ornamen.

Terlalu sibuk Zela mengamati Mansion hingga ia melihat lelaki yang seperti CEO? Tetapi postur tubuhnya mengingatkan pada seseorang yang Zela kenal. Ah mungkin saja hanya halusinasi Zela.
Hingga detik kemudian membuat hati Zela yang patah, mungkin jika diibaratkan dengan suara lebih tepatnya akan seperti rempeyek yang dihancurkan hingga halus.

"E-eldrick?"

--------------

Sampe sini dulu ya😭 Author bingung mau gimana lanjutinnya jngn lupa klik tombol bintang oke?:)

See you next time

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 06, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Boyfriend Or My BrotherWhere stories live. Discover now