Tahan, [Name], tahan. Kau tak boleh tergoda. Ia memang imut tapi jangan sampai terbuai oleh trik yang ia gunakan. Tolong di tahan kadar bucinnya, tolong.

Aku membuka mataku beberapa detik kemudian dan menunjukkan tampang seseorang yang sama sekali tak terpengaruh oleh keimutan yang Osamu tunjukkan.

"Maaf Osamu, tapi pembicaraan ini kita undur saja, ya?"

"Tapi—"

"Setidaknya sampai aku sehat kembali, oke?"

Aku memberikan senyum terbaik milikku kepadanya. Namun di dalam hati berteriak frustasi agar ia menyetujui ku.

"Kumohon ..."

Osamu menatapku sejenak lalu menghela napasnya pasrah. "Baiklah ... setelah senpai sembuh, senpai harus segera memberitahuku.

"Oke~"

Ia memperhatikan gerak-gerik ku sejenak lalu kembali memakan snack yang kuberikan kepadanya. Aku menghembuskan napas lega karena ia sepertinya tak akan menanyakan pertanyaan yang sukses membuatku terpojok lagi lalu memaksakan diriku memakan bubur yang telah ia buatkan untukku.

Setidaknya aku berhasil mengulur waktuku dan bisa merasa tenang hari ini. Jika tidak, aku yakin bahwa sakit kepalaku akan kumat dan aku tak akan sembuh dari demamku hingga golden week berakhir.

Agak membuatku dilema karena jika aku sembuh, aku harus membicarakan topik yang sama dan jika aku sakit seminggu penuh, semua rencanaku malah kacau balau. Nampaknya tak ada rute yang baik bagiku eh?

Aku menelan sesendok bubur dengan pikiran kalut dan detik berikutnya aku malah membelalakkan mataku.

Oh, wow! Di luar dugaanku rasa bubur nya ternyata lumayan enak, setidaknya daripada bubur buatan Kita yang selalu ku hindari. Yah, Kita memang tak terlalu berbakat dalam memasak jadi aku tak seharusnya berharap banyak kepadanya sih.

Tapi, sungguh, skill memasak Osamu sepertinya sudah terasah sedari ia remaja. Kalau begini sih, aku tak akan heran lagi ketika ia berhasil membuka kedai makanan yang terkenal akan kelezatannya.

Porsi bubur yang Osamu buat hari ini pun tak terlalu banyak jadi aku bisa menghabiskan nya dengan cepat lalu beralih pada french toast buatannya. Oh astaga, bahkan french toast ini juga enak!

"Sepertinya tak ada masalah dengan nafsu makanmu, senpai." Osamu memberikan komentar kepadaku yang makan dengan lahap dan aku terkekeh sebagai balasannya.

"Yah, sarapanmu terlalu enak sih sampai berhasil menyembuhkan indra perasaku."

"Apa itu pujian?" Ia membalas dengan senyuman tipis di wajahnya.

"Tentu! Bahkan jika kau membuatkan makanan yang mengandung seafood, aku akan tetap memakannya."

"Eh tapi senpai akan dirawat di rumah sakit lho."

"Oh, benar juga. Tidak jadi deh, seafood memang enak tapi masakan rumah sakit terlalu hambar bagiku."

Osamu mendengkus geli atas komentarku yang begitu bersemangat. "Sepertinya dalam hitungan jam, senpai akan sembuh total..

"Kau sengaja berkata seperti itu agar kau segera mendapatkan jawaban dari pertanyaanmu?" Aku menatapnya penuh menyelidik, setengah bercanda dan Osamu bersidekap sejenak, ikut bermain denganku.

hiraeth - miya osamuWhere stories live. Discover now