10 | Mark

22.7K 1.4K 270
                                    

Dua hari semalam di cottage? Tidak ada hal istimewa yang terjadi selain Jeno dan Jaemin menjelajahi hutan di lingkungan sekitar. Memang iya awalnya mereka hendak berbuat zina, namun melihat hubungan Mark dan Haechan yang tak lekas membaik Jaemin membatalkan niatnya, padahal Jeno sih udah siap nerkam.

"you okay?" Tanya Jaemin kepada Haechan. Haechan menghentikan kegiatan memotong timunnya, menghela napas sejenak lalu sedikit memutar untuk menghadap Jaemin. "hmm, begitulah" balasnya tak yakin. Lawan bicaranya tetap menunjukkan raut tak paham.

"Seenggaknya Jeno ngak pernah sungkan buat bilang semua apa yang ada di pikiran dia, Mark beda. Mark selalu nunjukkin emosinya dulu sebelum jelasin apa yang ganggu pikiran dia atau perasaan dia. Dia selalu berpikir kalau dia bisa menghandle semuanya, padahal enggak" Jelas Haechan.

"hm? Okay... mending langsung seret aja dia ke kamar dengan posisi kamu sebagai ibunya. Kadang aku marahi---" ucapan Jaemin terpotong akibat pekikan Haechan yang berbunyi "impossible". Haechan tak terima Jaemin mendeklarasikan dirinya sebagai Mommy yang tegas mendidik anak, Jeno ngomong 'please' sekali aja pasti dituruti walaupun yang diminta kadang tak masuk akal, ke jepang untuk makan sushi lalu pulang contohnya.

"Hehehe maksudnya itu harus ada komunikasi yang jelas gitu. Aku tanya, kamu pernah ada sesi pillow talk atau confess gitu gak ke Mark?" Tanya Jaemin masih dengan senyum mengembang. Haechan mengusap dagunya sambil menimang pertanyaan Jaemin, dirinya yakin pernah melakukannya tapi entah kapan. "You need a deep talk with him" lanjut Jaemin melihat raut Haechan yang tak meyakinkan.

Setelahnya tak ada lagi percakapan yang terjadi, Haechan melanjutkan acara masaknya sementara Jaemin duduk di stool mini bar yang memang ada di area dapur juga sambil menonton Molang. Namun sayangnya keheningan yang ada membuat Haechan kepikiran lagi tentang beberapa hal yang terjadi belakangan ini.

Perang dingin antara dirinya dan Mark, pertengkaran perkara parfum, Mark yang tak pernah lagi meminta jatah sampai dengan kejadian Haechan menemukan sebuah rok di lemari Mark. Haechan mengadu kesakitan, tangannya terkena ujung pisau yang tajam.

🌱🌱🌱

"going straight?" Tanya Jeno yang muncul di belakang tubuh Mark saat melihat layar HP yang lebih tua menunjukkan laman web pakaian dalam wanita yang lumayan berkelas. Mark tersentak di tempatnya dan langsung mengunci ponselnya. Jeno menahan tawanya dengan senyum lebar.

 Jeno menahan tawanya dengan senyum lebar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jen? Ooh... didn't see you'll come" ucap Mark sedikit bergetar, malu dia tuh. Jeno menepuk bahu Mark dan menunjukkan lenny facenya lalu berpindah duduk di sebelah Mark. Tidak ada percakapan yang terjadi, yang satu merasa tak ada urusan dengan hidup yang lebih tua kalau yang tua tak meminta sedangkan yang satunya lagi sedang berpikir harus memulai dari mana.

Mereka berdua sedang duduk di sebuah bangku taman sebelah sekolah mereka, bukan membolos, tapi memang sudah saatnya pulang sekolah karena hari ini para guru memiliki urusan hingga para murid dibolehkan pulang lebih awal ataupun menggunakan fasilitas sekolah seperti kolam, lapangan maupun perpus sampai jam pulang normal.

Mommy ● Nomin.•☆Where stories live. Discover now