"Kok mendadak banget, ada apa?"

"Tante sama om aku udah balik ke Indo, rumah yang disini dijual dan udah ada pembelinya. Besok mereka udah nempatin rumah itu."

"Terus kamu mau sampe kapan di Indo? Kerjaan kamu disini gimana?"

"Aku ga bisa janji, tapi kayaknya aku bakalan tinggal disana terus. Aku udah berhenti kerja dari seminggu yang lalu."

Habis sudah selera makan Cleo saat mendengar jawaban laki-laki itu. Bagaimana bisa Alan tidak menceritakan ini semua kepada dirinya?

"Kenapa kamu ga cerita sama aku, Lan?"

"Seminggu yang lalu aku jemput kamu di rumah sakit, ternyata kamu masih ada pasien. Paginya aku harus ngurus surat kerja dan surat-surat penting lainnya."

"Okay, my lunch time is over. Nanti sore aku tunggu kamu dibangku taman depan rumah sakit." ujar Cleo yang langsung meninggalkan Alan.

Ia tak tau apa yang dirasakannya sekarang, marah karena Alan yang tidak pernah bisa membagi waktu antara urusan pribadi dengan hubungan mereka, sedih karena Alan akan meninggalkannya disini dengan waktu yang entah sampai kapan.

Sorenya, sepulang dari rumah sakit Cleo melihat Alan sudah menunggunya ditempat yang tadi siang ia bicarakan.

"Hey.." sapa Cleo dengan senyum yang terlihat dipaksakan.

"Congratulation." Alan bangkit dari duduknya dan memberikan Cleo kotak dengan pita disisi kanannya.

"Ini apa?" tanya Cleo bingung sambil menerima hadiah pemberian Alan.

"Hari ini pengumuman tahap akhir kan? Selamat ya, akhirnya bisa ngelanjutin kuliah ditempat yang kamu mau." jawab Alan sambil memeluk gadis itu.

"Thank you, Alan. Kamu tau darimana aku lulus?"

"Tadi aku cek websitenya, ada nama kamu diantara daftar orang orang yang lulus. Sekarang, gimana kalo kita makan?"

"Ahh thanks. Hmm, boleh. Yuk!"

Banyak yang mereka lakukan sore itu, dari mulai makan atau hanya sekedar bermain di mall untuk menghabiskan waktu terakhir Alan di Seattle. Dari mulai bermain ditempat permainan, photo box, atau hal-hal yang biasa mereka lakukan saat masih bersekolah dulu.

Semenjak kuliah dan sibuk dengan pekerjaan masing-masing, mereka memang sangat jarang menghabiskan waktu bersama sama. Mungkin setelah ini Cleo akan mudah beradaptasi dengan hubungan jarak jauh, semoga saja.

Kini bulan tengah menjalankan tugasnya bersamaan dengan melajunya taksi yang mereka tumpangi. Cleo lebih banyak diam diperjalanan, hanya melihat pemandangan jalan dari dalam kaca mobil.

Semampunya ia sudah mencoba agar Alan membatalkan rencananya untuk kembali dan tinggal di Indonesia, namun ditolak mentah-mentah oleh Alan.

Laki-laki itu berkata bahwa gajinya saja tidak cukup untuk sekedar menyewa apartement kecil dan mencukupi kebutuhan sehari-harinya dan ia tak mungkin meminta orangtuanya untuk membiayai kehidupannya di kota sebesar Seattle.

Alan yakin akan mendapatkan pekerjaan yang lebih dari ini di kampung halamannya dengan modal gelar sarjana dari universitas luar negeri dan kemampuan yang ia miliki.

Cleo terbangun dari lamunannya setelah merasakan taksi yang ia tumpangi sudah berhenti tepat didepan pintu utama bandara. Sesuai permintaan Alan, Cleo memutuskan untuk mengantarnya hanya sampai depan bandara, makanya taksi yang mereka tumpangi tadi sengaja disuruh menunggu.

"Kamu jaga diri baik-baik ya. Aku ga janji bakalan sering kesini, tapi aku pasti kesini. Entah kapan, yang pasti pas aku balik, aku bakalan ngajak kamu war DotA lagi di tempat pertama kali kita ketemu, dan aku pastiin saat itu udah ada nama keluarga aku dibelakang nama kamu." ujar Alan lembut yang hanya dibalas senyuman oleh Cleo.

My DotA StoryWhere stories live. Discover now