"Kalau kamu bosen, kamu bisa tidur dulu, nanti aku bangunin kamu." Ujar Arkan melirik istrinya dengan ekor matanya.

"Gapapa, aku nungguin kamu aja, hoamh." Jawab Hana sembari menguap,, ngeyel, udah disuruh istirahat juga.

"Gapapa apanya, itu kamu ngantuk gitu." Ujar Arkan.

"Aku gapapa, hoamh." Jawab Hana kembali menguap.

Arkan berdiri, dia mengangkat tubuh istrinya, kemudian mendudukkannya dipangkuannya dan kembali melanjutkan pekerjaan.

"Arkan—" Belum selesai Hana berbicara, Arkan langsung memotong suara istrinya itu.

"Ssst, udah sayang, kamu tidur kayak gini aja, dipangkuan aku." Ujar Arkan, jemari tangannya masih menari-nari diatas keyboard.

"Tapi kan kamu jadi capek." Ujar Hana sedikit mendongak menatap wajah suaminya.

Arkan meletakkan dagunya dipuncak kepala istrinya.

"Buat kamu, aku gak pernah ngerasa capek." Ujar Arkan.

"Uluhh, romantis."

"Bisa aja kamu yang." Ujar Arkan terkekeh.

"Dad, dah, kamu lanjutin kerjaan kamu aja, takut anak-anak nunggu kelamaan di rumah." Ujar Hana.

Arkan tersenyum dan kembali melanjutkan pekerjaannya, tak butuh waktu lama, semuanya telah diselesaikan oleh Arkan, setelah meng-save Arkan lalu mematikan komputer kerjanya.

Arkan menatap istrinya yang telah tertidur lelap didada bidangnya, bagaimana bisa Arkan beralih kepada wanita lain, sedangkan wanita yang ada dipangkuannya kini dapat membuat jantungnya berdebar kian kencang, tak ada orang lain yang dapat melakukannya kecuali istrinya.

Dengan hati-hati, Arkan menggendong tubuh Hana, tak ingin jika Hana terluka walau sedikit dan juga agar tidak membangunkan Hana.

Mereka langsung pulang, sesekali Arkan menjawab sapaan pegawai kantornya.

***

Arkan meletakkan tubuh Hana di kamar dengan begitu hati-hati, Hana yang merasa terganggu pun perlahan membuka matanya, dia melihat sekelilingnya, but, wait, ini seperti kamar mereka, bukannya tadi mereka di kantor ya?.

"Arkan." Suara Hana serak, karena baru bangun.

"Eh, iya, apa sayang, kamu tidur dulu aja lagi." Ujar Arkan menidurkan Hana kembali.

"Kita kok udah dirumah?" Tanya Hana.

"Kerjaan aku udah selesai, makanya aku bawa kamu pulang." Ujar Arkan.

"Kalau kamu masih capek tidur aja lagi, aku nemenin kamu kok disini." Ujar Arkan.

Hana menggeleng "Aku cuman mau sama anak-anak."

"Alvian sama Alice masih tidur sayang, kalau Reno kan masih disekolah, ini belum jam pulang." Ujar Arkan.

"Masih tidur ya." Hana bergumam.

"Iya, makanya kamu tidur lagi aja dulu, istirahat." Suruh Arkan.

"Ihh, tapi aku gak mau tidur sendiri." Ujar Hana manja.

"Oh, kode minta dipeluk." Goda Arkan.

"Ihh, Arkan."

Arkan terkekeh sebentar, lalu naik ke ranjang kasur King Size milik mereka, dia membaringkan tubuhnya disamping Hana, dia melingkarkan tangannya dipinggang Hana, lalu mendekapnya erat, sebenarnya Arkan juga lelah hari ini.

"Tidur lagi sayang, kan udah peluk." Ujar Arkan.

"Tapi aku gak ngantuk." Ujar Hana.

"Ya dipaksain aja."

"Ih, kamu mah, kalau dipaksain itu bukannya fit malah jadi sakit." Ujar Hana.

"Ssstt, tidur lagi sayang, perasaan kamu tadi pas dikantor nyenyak banget tidurnya." Ujar Arkan.

"Kan itu tadi."

"Makanya tidur lagi dong, tidur nanggung itu lebih sakit lho, asal kamu tau."

"Tadi katanya mau tidur, ini aku udah peluk, makanya tidur lagi sayang." Ujar Arkan.

"Mata aku gabisa tutup Kan." Sebal Hana.

"Mau aku tutupin pake kain?" Tanya Arkan.

"Kamu ish nyebelin."

"Atau mau aku ajarin gimana caranya nutup mata?" Tanya Arkan lagi.

"Ihh, kamu kok ngeselin sih." Ujar Hana.

"Ngeselin gini-gini juga kamu sayang." Ujar Arkan PD.

"Gak, siapa bilang aku sayang sama kamu, aku sayangnya sama orang lain." Ketus Hana.

"Owh, jadi udah berani lirik cowok lain di belakang aku hmm." Ujar Arkan.

"Gak, mana ada." Elak Hana.

"Semalem aku periksain HP kamu, isinya foto cowok semua, gak ada foto aku, itu siapa sayang, hmm?" Tanya Arkan terdengar seperti hm menahan emosi mungkin.

"Oh, itu suami online aku." Jawab Hana dengan wajah tidak berdosa.

Arkan menahan nafasnya, mempunyai istri yang tergila-gila K-POP membuatnya cemburu, belum lagi jika film yang disenangi istrinya tayang, Arkan benar-benar dilupakan, seakan-akan Arkan adalah orang ketiganya.

Arkan semakin mengeratkan pelukannya, dia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher istrinya, menghirup dalam-dalam aroma istrinya yang selalu ia sukai.

"Tidur sayang." Suruh Arkan.

"Love you." Bisik Arkan.

***

TBC...

Lama banget aku gak up disini, eh giliran up 1000 kata doang☺ 

My Possesive Husband (On Going)Where stories live. Discover now