"Kok sinis banget jawabnya." Dinan memiringkan badannya. Menaruh sikunya di pasir dan memangku kepalanya.

"Kalo di manis - manisin, nanti kamu cemburu."

"Biasa aja." Jawab dia, kayaknya sih agak tersinggung.

"Kalo kamu biasa aja, berarti kamu nggak cinta dong sama aku?" Jawab gue asal.

"Berarti cemburu itu perlu, ya?" Tanyanya dia mengusap rambutku ke belakang telinga.

"Perlu sayang." Jawab gue pelan.

Kayaknya Dinan agak melting gue panggil sayang, dia senyum senyum gitu tapi kayak nahan. Haha lucu deh.

"Lagian, udah lah. Aku sekarang udah ada kamu juga. Aku udah selesai move onnya."

"Makasih ya." Lanjut gue.

Dinan mengecup ujung kepala gue sambil senyum. "Sama sama," ujarnya.

Kami menutup sore menjelang malam dengan suasana senja yang tenang. Cakrawala yang menguning berubah menjadi biru gelap yang menutupi hampir seluruh langit di atas. Taburan gemerlap menyisir seluruh awan, dan penglihatan.

Dinan merangkul tubuh gue lagi, dengan posisi awalnya. Lebih hangat, aman, dan nyaman saat dia menggumamkan kata, kalau dia sayang banget sama gue. Dia mau menjaga gue sepenuhnya. Ngebuat gue bahagia seperti apa yang selama ini gue harapkan. Dan saat itu harapan gue ada sama Mas Tara. Yang sekarang udah bikin gue sangat kecewa.

Dinan memberi gue kepercayaan diri lagi bahwa gue masih bisa mendapatkan cinta, kasih sayang, rasa bahagia dan banyak perhatian dari orang orang di sekitar gue. Dia meyakinkan gue kalau gue adalah orang yang sangat berarti buat dia.

Gue akui, Dinan berhasil buat gue merasa mencintai dan dicintai.

***

Dinan

Kenapa masih online? Masih kangen? Yang tadi belum cukup.

Biya

Nggak, belum. Mau yang lama.

Dinan

Tadi aku mau nginep gaboleh. Kan jadinya bisa lama sama kamu.

Biya

Jangan ngaco deh!

Dinan

Kenapa?  Takut di apa apain ya?

Biya

Jangan macem macem ya. Awas!

Dinan

Makanya ayo tidur sayang.

Biya

Iya iyaa.

Gue kok jadi malu sendiri ya di bilang sayang. Sumpah deh kayak Abg alay.. tapi gue seneng banget! Bodo ah. Mau tidur. Gue.. gue gak bisa menyembunyikan rasa seneng ini, gue bahagia ngabisin seharian tadi sama Dinan. Intinya gue jadi ngerasa diinginkan.

Pas gue udah memejam,  handphone gue bunyi. Udah jam sebelas malam? Kira gue mungkin Dinan lagi. Tapi ternyata pas gue lihat kayar hp gue.. itu Mas Tara.

How to Move on ─ TaeyongWhere stories live. Discover now