Wonwoo meraih laptopnya. "Apa perlu aku selidiki keluarga Lee itu? Sepertinya mereka mencurigakan."

Ucapan itu disetujui oleh Livy. "Sebenarnya aku tahu tentang mereka karena lumayan sering berhubungan saat masih mengurus perusahaan dulu. Tapi aku tidak bisa tahu detail apa saja yang terjadi di antara mereka. Hanya saja ...."

Perkataan Livy dijeda, membuat Wonwoo yang semula sedang mengetik sesuatu di laptopnya juga jadi ikut menjadi kegiatannya. "Hanya saja apa?"

"Hanya saja, Walikota Lee itu pintar menutupi sisi busuknya. Aku rasa keluarganya juga begitu. Lee Chan, karena dia putra konglomerat, jadi ia suka berbuat onar. Aku pernah diundang ke acara ulang tahun adiknya, itu diadakan besar-besaran, tapi aku diantar ke ruangan lain. Isinya ya orang-orang seusiaku." Livy mengambil napas untuk melanjutkan ucapannya. "Tapi Lee Chan si brengsek itu dikelilingi banyak gadis, mabuk-mabukan, menggoda putri konglomerat lainnya. Astaga, aku mual jadinya."

"Kalau begitu, sangat mungkin dia terkait dengan kasus ini," respon Wonwoo.

Selama beberapa saat, Wonwoo fokus menatap laptopnya guna menggali informasi soal Walikota Lee dan keluarganya. "Oh ... ini?" Wonwoo mengerutkan kening saat mendapati sesuatu terpampang di layar laptop.

Livy mendekat ke arah Wonwoo dan ikut menatap layar laptopnya. "Ah, benar juga. Aku baru ingat kalau itu adalah hari ini."

Acara pesta yang dihadiri Yerim rupanya diadakan di tempat yang jauh lebih mewah dari pada bayangan gadis itu. Kaki berbalut flat shoes milik Yerim sudah menyusuri hampir setengah aula pesta, tapi ia masih belum berhenti kagum pada tiap dekorasi dan hal lain yang ada di sana.

"Yerim-a!" Seorang gadis dengan surai pendek tergerai dan kacamata bulat bertengger di hidungnya, berlari kecil menghampiri Yerim.

"Wah, kau cantik sekali, Yerim-a," pujinya begitu sampai di hadapan Yerim.

Yerim terkekeh kecil. "Kau juga tidak kalah cantik, Sooyoung."

Gadis bernama Sooyoung itu lantas mengajak Yerim untuk masuk lebih dalam ke pesta, mencoba berbagai kudapan yang ada di sana, dan berfoto-foto sebentar untuk mengenang momen itu. Yah, kapan lagi mereka bisa berdandan secantik itu kalau bukan hari ini.

"Wow, lihat siapa yang datang. Chaerin-a, apa kau juga mengundang si kutu buku ini ke pesta ulang tahunmu?" Suara milik gadis lain terdengar mengejek di belakang Yerim dan Sooyoung.

Keduanya menoleh, lantas dapati lima orang gadis berdiri di dekat mereka dengan pandangan remeh. Satu di antaranya adalah si pemilik pesta, Lee Chaerin, yang kini wajahnya tampak kesal.

"Hei, kenapa kalian bisa ada di sini? Aku tidak mengundang kalian untuk datang!" serunya pada Sooyoung dan Yerim.

Ragu-ragu, Sooyoung membalas ucapan Chaerin, "Kau bilang siapa saja boleh datang ke acaramu."

Gadis yang lain maju selangkah, berniat mengintimidasi Sooyoung. "Apa? Hey, seharusnya kau tidak bicara begitu," ujarnya pada Chaerin. Kemudian, ia membalikkan atensi pada Sooyoung dan Yerim. "Harusnya kau juga berkaca sebelum datang. Apa orang sepertimu pantas datang? Oh, lihat kacamata sialan ini." Ia menjatuhkan kacamata Sooyoung dengan jari telunjuknya.

Refleks, Sooyoung meraih tangan Yerim sambil menerawang ke bawah mencari letak kacamatanya.

Gadis yang tadi menjatuhkan kacamata Yerim tertawa diikuti yang lain kecuali Chaerin yang masih tampak kesal dan malu. "Apa kau tidak bisa melihat tanpa kacamata tebalmu itu? Astaga, lucu sekali." Ia beralih pada Chaerin. "Hey, kami akan menikmati pesta ulang tahunmu, tapi kau harus menyingkirkan hama ini, bukan?" katanya, lalu berlalu pergi sambil tertawa-tawa dari hadapan Chaerin, Sooyoung, dan Yerim.

Ketika orang-orang itu pergi, Yerim berjongkok, berniat mengambil kacamata Sooyoung yang sebelumnya jatuh. Namun, belum sempat tangan miliknya meraih kacamata Sooyoung, benda itu sudah lebih dulu diinjak hingga hancur oleh Chaerin.

Yerim berdiri, menatap Chaerin dengan tidak terima. "Kenapa kau melakukan itu?"

Dengan santai, Chaerin menjawab, "Karena kalian sudah menganggu pemandangan di pestaku. Apa itu cukup?" Ia menoleh sekilas pada Sooyoung sebelum kembali bicara, "Enyahlah dari tempat ini."

Ketika Chaerin hendak pergi menyusul teman-temannya, tangan Yerim lebih dulu mencengkeram erat tangan milik gadis itu. "Minta maaf," katanya tegas saat Chaerin menoleh dengan wajah kesal.

Chaerin memberontak. "Lepaskan!"

"Aku bilang minta maaf!" Yerim berseru tidak kalah berani.

"Apa kau sinting?!" Karena kesal, Chaerin menarik tangannya dengan kuat. Tapi sayangnya, bersamaan dengan itu juga, Yerim melonggarkan cengkeramannya, sehingga Chaerin justru tersungkur ke lantai.

Di tengah suasana itu, seorang lelaki dengan jas rapih datang menghampiri mereka. "Ada apa ini?!" Raut wajahnya semakin kesal saat melihat sang adik kesayangan tersungkur di lantai. "Chaerin, kau tidak apa-apa? Ayo berdiri," ujarnya sambil mengulurkan tangan.

Selesai dengan acara membantu sang adik berdiri, ia membalikkan atensi pada Yerim dan Sooyoung. "Dasar anak nakal! Apa kalian yang melakukan ini pada Chaerin?! Sepertinya kalian harus diberi pelajaran agar sadar siapa yang kalian lawan!"

Sementara itu, Wonwoo kini tengah melajukan mobil dengan kecepatan tinggi dengan Livy di kursi penumpang. Raut cemas tampak jelas di wajah keduanya. Pada navigasi di mobil itu, terpampang jelas alamat gedung tempat Yerim menghadiri pesta.

'Lee Chaerin, putri Walikota Lee dan adik perempuan satu-satunya Lee Chan.'

[]

Hmm, Yerim mau diapain tuhh~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hmm, Yerim mau diapain tuhh~

𝓶𝓸𝓻𝓽𝓪𝓵𝓪。Where stories live. Discover now