Bab 2 | Ada yang mulai merindu

2.1K 184 84
                                    

Hai halo semua..
Kalian sampe sini lewat jalur apa nih?

Sebelum baca budayakan vote ya

SELAMAT MEMBACA GWENGS

-
-

"Lo nggak mau masuk dulu?" tanya Bara saat gadis itu hendak pergi begitu saja setelah menitipkan barang Erlan yang tertinggal di rumahnya.

Gadis dengan hoodie kebesaran dan topi hitam itu lalu menggeleng dengan senyum.

"Nggak deh, gue langsung pulang aja. Tadi juga karena nggak sengaja lewat sini makanya sekalian bawain dompet Erlan yang ketinggalan di rumah gue!"

"Di dalam banyak anak-anak loh, lagi rayain kemenangan Gavarel yang tadi siang menang Olimpiade taekwondo!" Bara masih berusaha membujuk.

Tetapi Elea tetap kekeh dengan jawabannya. Dia seolah enggan menginjakkan kaki memasuki Cavilla padahal biasanya dia yang paling rajin berada di sana—menjadikan basecamp itu tempat pelariannya ketika ada masalah.

"Ayolah masuk dulu, yang lain juga cariin lo karena nggak datang di pertandingan Gavarel!"

"Gue agak capek, habis les seharian, Bar!" kata Elea.

Bak langit malam yang mendung dan menutupi sinar rembulan, entah mengapa raut wajah Elea saat ini pun terlihat sendu, raut ceria nan ceriwis itu seolah tertutupi aura sendu—membuat orang yang memandangnya seolah ikut merasa kegundahannya. Bayangkan saja seseorang yang biasanya selalu berbinar, cerewet dan semangat empat lima tiba-tiba jadi sosok yang irit bicara dan mengisolasikan diri.

"Lo sakit yah?" celetuk Bara, sembari menempelkan punggung tangannya di kening perempuan itu.

"Nggak kok, gue hari ini cuma agak kecapean, jadwal les gue banyak dan padat!"

"Lagian lo sok-sok an mau nyaingin Albert Einstei," seloroh Bara. Elea sedikit terkekeh mendengarnya.

"Yaudah kalau gitu gue balik yah, bilang sama Erlan gue ambil dua lembar uang merah di dompetnya, hak anak yatim!" canda Elea. Gadis itu kembali membuka pintu mobilnya dan hendak masuk ke kursi kemudi.

"Beneran nggak mau masuk nih. Meski gue paksa?"

"Dia nggak mau yah nggak mau! Lo tuli atau gimana sih? Ketularan Erlan lo pasti!" Seruan gadis lain di dalam mobil sontak membuat Bara dan Elea menoleh.

Itu Eireen, sahabat Elea, sepupu Gavarel sekaligus mantan Erlan.

"Gue nggak ngomong sama lo yah Mak lampir! Lagian Erlan mulu di mulut loh, kebaca banget nggak bisa moveon!" sindir Bara.

"Jangan sembarangan ngomong yah! Gue lakban juga mulut lo!" hardik Eireen, naik pitam kala tak terima dengan ucapan Bara barusan.

Elea melerai keduanya.

"Udah-udah kok jadi lo berdua yang berantem sih!"

"Lo di pengaruhin sama dia kan buat nggak gabung sama kita! Jangan dengerin tuh si cabe, udah ayo masuk! Dia ngancem musuhin lo? Tenang kita musuhin balik!" ujar Bara.

Eireen malas menanggapinya, gadis berponi itu hanya merotasikan matanya malas seraya berdecak.

"Nggak ah! Lagian di dalam pasti ada Dara kan? I hate her!" cakap Elea, nadanya masih setengah bercanda.

Forever Still YouWhere stories live. Discover now