Gemuruh Kembang Api by Nurul Fauzia

Mulai dari awal
                                    

Fitri : "Hmm.. seperti nya masih ada yang kurang, nah baru pas" Ucap nya sambil memakaikan topi baret berwarna coklat susu.

Setelah make - up, kami segera berangkat karena jam sudah menunjukkan pukul setengah 10 malam.

Sesampainya di pintu masuk Monas, aku melihat Zayn, Ramdhan, James dan Vallen sudah menunggu.

Tiba - tiba perasaan insecure aku kambuh lagi, bukan tanpa sebab karena Vallen dan Ramdhan berpakaian seperti couple, keduanya sama sama memakai celana jeans dengan atasan berwarna hitam.

Zayn : "Tenang saja mereka hanya kebetulan" Bisiknya karena ia juga tahu kalau aku menyimpan perasaan pada temannya.

Rupanya didalam sudah banyak teman seangkatan kami yang datang dan berbaur dengan pengunjung lain, disana juga ada beberapa stan jajanan sepanjang trotoar.

Kami semua memutuskan untuk jajan terlebih dahulu untuk mengisi waktu sampai waktu terakhir di tahun ini berakhir.

Kebetulan sekali kami ber - enam memilih untuk membeli ice krim, hanya gerai itulah yang terlihat lebih mudah dibeli karena ia lebih sepi dari yang lain.

Fitri : "Hei hei lihatlah Zayn makan sampai belepotan hahaha.." Ia berucap sambil menunjuk Zayn yang salah tingkah dilihati.

Namun, yang kulihat bukan tingkah konyol Zayn melainkan kejadian yang dibelakang nya, yaitu Vallen yang sedang mengelapi pipi Ramdhan yang juga belepotan ice krim.

Aku : "Fit.. kaya nya gue ke toilet dulu deh, sendiri aja".

23.18 PM [Ramdhan POV]

Fitri : "Hmm Ramdhan kamu liat Nurul gak ? Dia tadi katanya mau ke toilet tapi sudah 20 menit belum kembali" Aku segera melihat ke sekeliling dan benar saja ia tak ada.

James : "Aku telpon tapi tidak diangkat".

Vallen : "Bagaimana kalau kita berpencar mencari nya, kalau ada yang ketemu segera telpon yang lain, kita kumpul lagi disini 15 menit".

Kami segera berpencar, Vallen dan Fitri mencari dengan bertanya dengan teman - teman yang datang juga, James selaku ketua kelas ia memutuskan untuk menanyakan pada guru yang hadir.

Seingatku perasaan kejadian seperti ini pernah terjadi juga, kalau tidak salah ketika masih kecil dahulu aku, Nurul dan orang tua kami juga pernah merayakan pergantian tahun di Monas juga.

Tak terasa diriku seolah tertarik kepada kenangan dan tahu - tahu sudah berada di area taman Monas, dan benar saja De Javu terjadi Nurul sedang terduduk di salah satu bangku menghadap Monumen Nasional itu.

Nurul : "Hebat ya, kau masih bisa menemukan diriku disini ?", Ia bertanya sambil menengok padaku.

Aku : "Kembali lha.. yang lain khawatir mencari mu".

Tak mendapat jawaban aku melangkah mendekati dan menduduki tubuh didekat nya.

Nurul : "Kau ingat dahulu saat kita datang dengan orang tuaku kita baru berusia 7 tahun, saat sebentar lagi puncak perayaan aku tersesat dan kau menemukan aku pas tengah kembang api sedang meriah - meriahnya, setelah nya kita menjadi sahabat".

Aku : "Hahaha.. iya kau dulu menyuruh aku berjanji untuk menjadi sahabat kamu selamanya" Ia terlihat memandangku tampak terlihat ekspresi kecewa.

Nurul : "Yaiyalah aku hanya sahabatmu, kau kan berpacaran dengan Vallen" Ia berbicara ketus.

Seketika aku merasa aneh, kenapa dia bisa menuduhku berpacaran ? Dan kenapa ia terlihat sangat kesal.

Aku merasa percaya diri kalau dia diam - diam menyukaiku, walau sejujurnya aku juga menyukainya sih sejak lama.

Nubar Tahun BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang