00:00 by Deviani Dwi Wulandari

87 17 1
                                    

Story by oleaamorica

Lonceng berbunyi, seorang gadis keluar dari toko kue membawa sekotak kardus berisi kue ulang tahun untuk diberikan pada seseorang.

Ponselnya tiba-tiba berdering, ia segera mengangkatnya. Takut-takut itu panggilan yang penting.

"Halo?"

"Ferra kamu di mana? Aku ingin menjemputmu."

"Di Jalan. Kamu tidak usah menjemputku, sebentar lagi aku sampai di rumahmu. Siapkan saja kembang api, tata kursi dan mejanya. Kita rayakan tahun baru juga ulang tahun mu."

"Tidak-tidak, aku akan tetap menjemputmu. Hujan baru saja berhenti, udaranya dingin dan kamu sendirian di luar. Apa kamu menggunakan jaket? Atau mungkin mantel?"

"Aku menggunakan jaket."

"Oke. Tunggu aku di-"

"Serius, kamu tidak perlu menjemputku. Aku akan tiba sebentar lagi. Jangan ke mana-mana."

"Oke-oke, tapi jika 20 menit kamu tidak datang juga. Aku akan menghampirimu."

"Iyaa."

Gadis bernama Ferra Garnida itu memutus sambungan telepon dari kekasihnya. Ia kembali menyusuri jalan ramai yang dipenuhi oleh orang-orang. Mereka ingin merayakan tahun baru di pusat kota.

Ia bersenandung kecil—bersemangat. Kali ini, gadis itu tidak sendirian lagi di kala tahun baru tiba.

Hawa dingin yang begitu menusuk kulit membuat Ferra mempercepat langkahnya. Tidak mau mati kedinginan apalagi terkena hipotermia.

Langkahnya terhenti, kala lampu lalu lintas berganti menjadi warna hijau dan mobil-mobil mulai melaju. Gadis itu menghentak-hentakan kaki kanannya—menunggu dengan tidak sabar.

"Ayo cepat cepat," gumam Ferra tidak sabar.

Di sela-sela menunggu, seorang anak kecil berlari ke tengah jalan. Walaupun jalannya sepi namun tetap saja masih lampu hijau.

"Apa yang dia lakukan?" Ferra memperhatikan gerak-gerik anak kecil itu sampai sebuah truk melaju dengan kencang.

Gadis itu menjatuhkan kotak kue yang dibawanya dan berlari ke arah anak kecil itu. Ia mendorong dan tubuhnya tertabrak hingga terpental beberapa meter.

Truk itu berhenti, semua orang sedang mengerumuninya sekarang. Kepalanya mengeluarkan darah, matanya menatap sayu ke arah sekitar dan tubuhnya tak bisa digerakkan barang seinci pun.

***

Ferra terbangun dari tidur, napasnya memburu tak beraturan. Ia baru saja bermimpi. Mimpi yang membuatnya benar-benar merasa sekarat.

"Mimpi apa itu? Kenapa begitu menakutkan?" Gadis itu menyugarkan rambutnya, melihat ke arah jam, "Sudah siang? Aku tidur terlalu lama."

Ferra beranjak dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi. Selesai mandi, dirinya keluar sembari mengeringkan rambut dengan handuk dan mengecek handphone.

"Ah benar, sekarang hari libur juga tanggal 31 Desember. Tahun baru sekaligus hari ulang tahun Alden," ucapnya.

Alden Carrington adalah kekasihnya. Mereka sudah berpacaran sejak kelas 11 SMA hingga saat ini—kuliah.

Gadis itu mencoba menghubungi Alden namun teleponnya tidak aktif. Dichat pun hanya centang satu. Ia memasukan dompet dan handphonenya ke dalam sling bag, kemudian mengenakan topi menghadap belakang, memakai sepatu lalu keluar.

Nubar Tahun BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang