Intro : "Setan Tanah Rejowerno"

Start from the beginning
                                    

    San tertawa dan bersalaman dengan Yohan. Perasaan dia cuma balik ke kota selama 5 bulan. Tapi rasanya udah lama banget. San jadi rindu hari harinya bareng Klub 513.

  "Mana?" Tanya Wooyoung sambil melepas pelukannya.

  "Apanya?" Tanya San balik.

  "Oleh oleh dari kota, lah!" Jawab Wooyoung.

    San mendengus, "kan, kamu sendiri yang bilang ga boleh jalan sama yang lain. Jadinya aku ga bisa beli oleh oleh."

  "Aku bilangnya jangan selingkuh." Balas Wooyoung juga kesal.

    Yohan yang melihat pertengkaran kecil itu hanya tersenyum estetik. Perasaan baru kemarin dia ngasih makan Wooyoung sama San bubur ayam untuk pertama kalinya di kantin hingga berakhir dengan debat semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Yohan merasa seperti telah membesarkan kedua anaknya ini.

    San lalu menatap ke kanan kiri, "Yeonjun sama Changbin nggak ikut?"

  "Changbin lagi kampanye pemilihan jadi Pradana, jadi kerjaannya banyak banget. Yeonjun lagi nyari muka buat bantuin anak pramuka nyiapin acara PPTA." Jawab Yohan.

  "Ohh.. gitu? Tumben Yeonjun mau bantuin." Tawa San.

    Wooyoung ketawa nakal, "kamu tau, kan? Cewek cantik yang dikata setan sama Yohan pas itu, San?"

  "Inget. Arin, kan, namanya?" Tanya San.

  "Dia kan, masuk sekolah kita, terus ikutan pramuka. Agaknya Yeonjun lagi caper sama dia, makanya mau bantu bantu anak pramuka." Tawa Wooyoung tapi jidatnya langsung disentil sama Yohan.

  "Udah, gausah nyebar gosip kamu. Lagian Yeonjun dari dulu kan, gitu. Suka cari muka setiap ada acara sekolah, rada bajingan emang." Kata Yohan.

  "Aku gatau kamu niatnya belain Yeonjun atau mau makin nyungsepin harga dirinya, Yohan." Kata San.
 
.

    Dalam perjalanan mereka ke Rejowerno, Wooyoung tetap memperhatikan San yang masih mengenakan perban di mata kanannya. Padahal San bilang jika dia telah melakukan oprasi dan itu berjalan lancar.

   "Kamu udah oprasi, kan?" Tanya Wooyoung.

    San mengangguk.

  "Mau liat dong!" Seru Wooyoung kegirangan.

  "Ga boleh." Balas San sambil mendorong Wooyoung yang coba melepas perban di mata kanannya.

  "Percuma dong, kalo kamu oprasi tapi ga dikasih liat yang lain! Aku mau lihat bekas lukanya, pasti keren kayak di film film bajak laut." Kata Wooyoung
 
  "Ga boleh! Jauh jauh sana!" Ucap San sambil terus mendorong Wooyoung menjauh darinya.

  "Woylah, kalian kalo gabisa diem, aku jatuhin jurang, nih?!" Kata Yohan yang tak bisa fokus menyetir karena kebisingan dua anak itu menganggu indra pendengarannya

    Btw, kayaknya Yohan doang yang berani ngancem sosok yang Yohan ragukan beneran jadi darah terakhir Kesultanan Rejowerno itu. San itu ga punya muka bangsawan. Sejak awal Yohan kenal San di kelas 10 waktu itu, Yohan malah shuudzon San ini terbelit utang di kota dan kabur ke Rejowerno.
 
    Yohan sebenernya juga penasaran kenapa San masih mengenakan perban. Namun Yohan masih bisa husnudzon kalo mungkin itu bagian dari proses penyembuhannya. San bisa langsung ngomong ke Wooyoung kalo perbannya belum boleh dilepas sebenernya, Yohan cukup yakin walau Wooyoung itu bandel, dia bisa menerima alasan itu dan diam.
 
 
  "Nanti aku kasih liat kalo udah kumpul berlima." Kata San pada akhirnya.

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.2 : Jejak Kaki SetanWhere stories live. Discover now