Ular ya?

353 31 12
                                    

Ini Hanya Fanfiction
.
.
.
.
Semua karakter bukan milik saya tetapi Masashi Kishimoto
.
.
.
.
Shinigami Tenshi by LIL_GIANT_10
.
.
.
.
MOHON MAAF ATAS SEMUA TYPO YANG BERTEBARAN
.
.
.
.
Happy reading♡







Hinata segera memasuki mansion Hyuuga bersama Neji setelah dibubarkan dari menara di hutan kematian.

Neji pergi ke rumahnya sendiri di bagian cabang sementara Hinata pergi ke kamarnya untuk mengambil pakaian dan berendam.

Sreeek!

Hinata berkedip pada tampilan Hanabi yang berbaring sambil menatapnya di kasurnya.

"Hanabi? Kau menungguku?" Hinata memiringkan kepalanya sedikit. Hanabi berteriak dalam hati melihat keimutan kakaknya. Tak heran Hinata Hyuuga memiliki kelompok penggemar dan selalu di kelilingi anak kecil tiap di desa. (Ini ada di cerita ini ya)

"Aku sudah mendengar kabarnya" Hanabi mendudukkan diri. Hinata berkedip sekali sebelum tersenyum sayang.

"Ya, tapi tak apa. Toh, tetua juga ingin aku segera keluar cangkang" Hanabi cemberut dan Hinata mendekati adiknya itu lalu duduk di sampingnya.

Hinata meletakkan tangannya yang terbuka di bawah dagu Hanabi lalu mengarahkannya agar menatapnya. "Kenapa? Dahimu nanti berkerut lho" Hinata bertanya dengan nada keibuan.

Hanabi melirik ke apapum selain kakaknya. "Nee-sama akan semakin sibuk nantinya" dia bergumam sebelum dahinya semakin berkerut.

"Lalu kau juga akan menghabiskan waktu lebih banyak dengan Uchiha!"

Hinata mengerutkan kening.

"Hanabi, Sasuke adalah keluargaku. Dia adikku sama sepertimu, dia juga saudaramu" Hanabi menoleh dari Hinata sebal dan menyilangkan tangan.

"Dia tak pernah menyukaiku! Tak ada alasan untukku menyukainya!"

"Sasu berumur 6 tahun Hanabi" Hinata memejamkan mata sambil berkeringat sebesar biji jagung.

"Dan aku baru lahir!"

'Skak' batin Hinata.

"Yah, Sasu itu. . . . Agak pencemburu" Hinata beralasan dengan hati - hati.

"Pencemburu hingga mengambil sarung tanganmu?"

"Hanabi, kau tajam sekali" keringat kembali muncul di kepala pewaris utama Hyuuga.

"Tentu saja! Karena Nee-sama yang selalu menjaga dan mengajariku!" Hanabi berbalik memeluk perut Hinata.

'Rasanya agak posesif?' Hinata mengelus rambut coklat Hanabi perlahan, menyebabkan pewaris kedua rileks dan mengusapkan wajah ke perut Hinata.

"Hanabi sudah ya. Aku mau mandi, kau tidak bau?" Tangan Hinata berhenti mengelus namun tidak meninggalkan kepala Hanabi.

Hanabi mengangkat kepala. "Mandi? Setelah itu?"

Hinata menjawab serius. "Aku harus pergi ke makam, lalu ke Land Of Rabbit, dan memastikan sesuatu"

"Memastikan? Ada apa memangnya?" Alis Hanabi berkerut khawatir. Tebakan Kakaknya nyaris tidak pernah meleset.

"Sasu mendapat segel aneh saat ujian, dan Suna nampak jauh lebih agresif. Aku tak akan ada makan malam di rumah dan Hanabi?"

"Ya Nee-sama?"

"Jangan melangkah keluar mansion malam ini"

○●○

Hinata melompati atap dengan tenang menuju makam. Dalam hati menyiapkan diri menghadapi amukan kepala merah tertentu.

Shinigami TenshiWhere stories live. Discover now