1. The Moment When I Discovered You

148 2 0
                                    

Waktu sudah menunjukan pukul sepuluh. Tapi matahari tidak bersinar terang seperti biasanya. Langit masih tertutup awan tebal berwarna kelabu. Hujan sudah berhenti, namun angin masih bertiup kencang. Kalau saja hari ini bukan hari ujian semester, sudah pasti aku sedang berbaring diatas kasur dengan selimut tebal sembari menonton drama korea.

"pakai jaket yang tebal, diluar dingin. Hati-hati ada yang tertinggal"

"sudah semua, ma".

Aku kembali menatap bayanganku di cermin. Merapikan poniku yang sudah hampir menutup seluruh mataku. Sempurna. Aku mengedipkan sebelah mataku kepada diriku sendiri di cermin dengan senyum puas.

"mau mama antar sampai depan kompleks?"

"tidak apa apa ma, aku akan jalan kaki"

"baiklah. Hati-hati"

"yeah, aku pergi"

Oh my god. jika tahu diluar akan sedingin ini aku tidak akan menolak tawaran mama. Sambil berjalan aku terus menggosokan kedua tanganku di dalam saku hoodie berwarna navy yang kupakai. Cukup mengurangi sedikit rasa dingin.

TIN TIN

Tiba tiba mobil SUV berwarna hitam menghampiri. Ahh aku tahu mobil ini. Aku sering melihatnya keluar masuk kompleks. Tidak berselang lama, kaca jendela mobil itu dengan cepat turun dan menampilkan wajah seorang laki-laki berambut pirang dengan jaket kulit berwarna coklat.

"Mau pergi ke kampus?"

aku hanya menggangguk sebagai jawaban.

"kebetulan adikku juga akan pergi ke kampus, ayo naik! kita berangkat bersama"

"ahh tidak perlu, tidak apa-apa, terima kasih"

"heey tidak apa-apa. ayo masuk, dingin. Kau bisa terkena flu, ayo ayo. Lagi pula hari ini minggu ujian terakhir, tidak boleh terlambat"

Perkataannya membuatku berpikir sejenak. Memang betul hidungku sudah mulai terasa basah. Rasanya jika aku terus berjalan di cuaca dingin seperti ini aku akan terkena flu. Baiklah, tidak boleh menolak perbuatan baik orang, bukan?

"ah ya, maaf jika merepotkan"

Laki-laki itu tersenyum dan mengarahkanku untuk duduk di kursi belakang. aku membuka pintu mobil dan duduk. Aku sedikit terkejut. Sedari tadi aku tidak menyadari bahwa ada seorang laki-laki lain yang duduk di kursi sebelah laki-laki berambut pirang ini. Dasar bodoh, bukankah tadi ia mengatakan bahwa adiknya juga akan pergi?

"oh ya. kita tinggal di lingkungan yang sama, tetapi kita belum pernah berkenalan. aku Yunho. Ini adikku Wooyoung, hey uyong say hi"

"oh iya, hai"

aku menyapa terlebih dahulu sembari menatap punggungnya, menunggu ia berbalik dan menjawab sapaanku.

"hai"

Wooyoung menolehkan kepalanya sedikit tanpa menatap ke arahku dan menjawab dengan dingin. lalu kembali menyandarkan punggungnya.

"hehe sorry. dia memang seperti itu. ah ya, namamu siapa?"

"namaku Ahra"

"Kau kuliah di UAS juga kan? Aku sering melihatmu" aku nganggguk "nah, sama seperti uyong. kau kuliah di jurusan apa?"

"sastra, tahun ke 2"

"wow keren, ternyata satu angkatan dengan uyong. kalau uyong-"

"kak"

Wooyoung memotong perkataan Yunho.

"iya-iya"

Suasana menjadi hening. Sepertinya Wooyoung bukan anak yang ramah. Berbeda dengan kakaknya. Kami hanyut dengan lagu yang Yunho putar. Aku memejamkan mataku. Ahh sial cuacanya membuatku sedikit mengantuk.

KUMPULAN ONE SHOOT STORYWhere stories live. Discover now