❀. Chapter 28

898 97 11
                                    

Bugh!
Bugh! Bugh!

Minho menarik Jisung lalu memukul telak wajah juyeon hingga pemuda itu tersungkur, dan memukul juyeon terus-menerus.

Bisa ia lihat Jisung masih terdiam dengan mata yang memerah menahan tangis. Ia lalu memeluk Jisung sambil menatap juyeon tajam.

Berani-beraninya Juyeon menyentuh miliknya. Rasanya ia ingin membunuh Juyeon sekarang juga. Tapi melihat Jisung yang sepertinya shock membuat ia tak tega untuk sekedar melepaskan pelukannya.

Juyeon berdiri lalu menatap remeh ke arah Minho.

"Cowok lo manis juga" ucap Juyeon sambil tersenyum miring menatap Minho. Membuat Minho semakin tersulut emosi.

"Sekali lagi lo nyentuh milik gua, gak akan segan-segan gua hajar lo sampe mati"

Jangan salah. Minho tak pernah main-main dengan perkataannya. Apalagi ini perihal Jisung. Miliknya.

"Wow santai bro, gak akan gua sentuh, paling gua ambil sepenuhnya"

Sialan. Juyeon benar-benar memancing emosinya.

"Kak... Pulang" ucap Jisung lirih.

Minho menatap juyeon tajam lalu pergi dari sana sambil menggendong Jisung ala koala.

Jisung terus memeluk leher minho sambil menyembunyikan kepalanya.

Sungguh Jisung masih tidak mengerti. Mengapa ia selalu jadi sasaran pelecehan seperti ini.

Yang tadi termasuk pelecehan bukan?

Saat pertama kenal Minho ia juga hampir dilecehkan, dan sekarang? Lagi-lagi ia mengalaminya.

Beruntung rumah mereka dekat dari sana. Jadi Minho bisa cepat membawa Jisung pulang.

Minho membawa Jisung pulang ke rumahnya, mumpung rumahnya juga sedang sepi karena orang tua nya menginap ke rumah neneknya.

Lagi pula gak mungkin ia pulang ke rumah Jisung. Nanti bunda Jisung pasti khawatir liat anaknya nangis kayak gini.

Saat sampai di rumahnya, Minho langsung duduk di sofa ruang tengah dengan Jisung masih di pangkuannya.

"Ji" panggil Minho sambil mengelus lembut punggung Jisung. Jisung tidak menjawab.

"Lo gak tidur kan?" Jisung menggeleng kan kepalanya. Minho menghela nafas.

"Maafin kakak ya, harusnya kakak gak kekanakan kayak gini. Harusnya kakak tetep nemenin jisung, harusnya kakak gak marah cuman karena omongan Jisung. Maaf, gara-gara kakak, jisung jadi kayak gini"

Jisung mengerat kan pelukannya dileher minho.

"Bukan salah kak Minho. Harusnya jisung gak gengsi tadi buat sekedar nyamperin kakak. Kalo jisung turunin sedikit aja ego jisung dan minta kakak buat nemenin jisung, pasti Jisung gak akan kayak gini. Maaf nyusahin kakak"

"Hey, lihat kakak sini" Minho mendorong pundak jisung agar melepaskan pelukannya. Tapi Jisung enggan untuk menatapnya dan memilih untuk menunduk.

"Ji, tatap kakak" perintah Minho mutlak. Jisung mengangkat kepalanya dan menatap Minho takut-takut.

Minho mengelus pipi Jisung sambil menghapus jejak bekas air mata jisung tadi.

"Jangan salahin diri kamu, ini sepenuhnya salah kakak, kakak yang terlalu kekanakan"

"Tapi ji-.."

"Sst... Kakak.yang.salah. ok?" ucap Minho penuh penekanan. Jisung tidak bisa berkata-kata lagi.

"Maaf kalo kakak jadi ngekang kamu, bikin kamu gak nyaman dan ngerasa gak bebas. Kakak cuman gamau hal Kayam tadi terjadi" ucap Minho lagi.

Jisung menunduk sambil memainkan bajunya.

Mengapa pacarnya ini begitu menggemaskan. Pikir Minho.

Minho terus menatap jisung yang masih menunduk. Jisung heran kenapa Minho tidak bersuara. Ia mengangkat wajahnya, dan ternyata Minho menatapnya intens. Membuatnya malu dan kembali menundukkan kepalanya.

"Juyeon nyentuh kamu dimana aja?" pertanyaan Minho membuat jisung terkejut dan menatap lelaki di depannya itu.

"I-itu..." Minho menunggu jawaban Jisung.

"T-tadi dia meluk Jisung" Minho menarik pinggang ramping jisung di pangkuannya membuat tubuh mereka semakin dekat.

Jisung menumpu kedua tangannya di pundak Minho agar badannya tidak terlalu menempel pada Minho.

"Mana lagi?"

"I-ini" Jisung menunjuk pipi kirinya.

Chup! Chup!

Minho mengecup kedua pipi jisung. Membuat Jisung rasanya ingin melayang. Minho semanis ini memang.

"Ini juga" Jisung menunjuk bibirnya.

Minho langsung meraup bibir Jisung dan melumatnya lembut. Ia melepaskan tautan mereka saat merasa Jisung kehabisan nafas.

Minho menatap Jisung yang terengah-engah di pangkuannya. Cantik. Pikirnya.

"T-terkahir, ini" Jisung menunjuk lehernya.

Bohong. Juyeon tak menyentuh Jisung sejauh itu. Minho tahu jika Jisung bohong. Tapi jika diberi lampu hijau seperti ini, siapa yang mau berhenti kan?

"Mmhh... K-kak..."

Tanpa basa basi Minho menyerang leher Jisung. Tapi tidak sampai membuat tanda, bisa gawat jika Jisung pulang dan bunda nya melihat lehernya terdapat tanda dari Minho.

Minho menjilati leher Jisung sesekali menggigitnya kecil, membuat Jisung merasakan sensasi aneh pada tubuhnya.

Jisung mendongakkan kepalanya sambil meremat pundak Minho saat Minho semakin gencar bermain-main di lehernya.

"Eunghh..."

Tangan Minho bermain di pinggang ramping Jisung, mengelus sesekali merematnya.
Terakhir Minho mengecup daun telinga Jisung dan menyudahi kegiatannya.

"Kakak gamau kelepasan ji" ucap minho. Mereka saling bertatapan.

Jisung langsung memeluk leher Minho lagi, menyembunyikan wajahnya. Ia terlalu malu sekarang.

"Makasih kak" ucap Jisung pelan.

"Kamu gausah bilang makasih sama kakak, kamu udah kakak anggap sebagai salah satu kewajiban yang harus kakak jaga"

"Sayang kak minho~" ucap Jisung dengan nada yang menggemaskan.

Minho tak tahan untuk tidak mengecup pipi kesayangan nya ini.

Ia menangkup wajah Jisung dan mengecupi seluruh wajah Jisung membuat Jisung kegelian.

"Kakak udaaah" ucap Jisung sambil mendorong wajah Minho menjauh, lalu memajukan bibirnya kesal. lucu. Pikir Minho.

Minho mengecup bibir Jisung sekilas.

Oke tinggalkan saja mereka yang sedang bucin-bucinnya.

Meanwhile di rumah Jisung...

"Aduh ini Jisung disuruh belanja kok gak pulang-pulang? Jangan-jangan dia mangkal dulu nih" -bunda jisung

Iya bund, anaknya lagi mangkal. Mangkal di rumah Minho.



To be continue++

Goblok! ( minsung - end )Where stories live. Discover now