• P a r t 2 •

100 31 23
                                        

⌐╦╦═─ ♡

09.45

Kringg~

Tiba-tiba kantin yang hanyut dalam keheningan akhirnya dipadatkan dengan puluhan murid yang berdesak-desakan dengan perut mereka yang ikut berperang.

Ini baru istirahat pertama, tapi bisa dilihat makanan dan minuman yang sudah disiapkan Ibu kantin itu, pasti tidak akan tersisa di istirahat kedua.
Dan juga ini Hari Senin, pagi tadi ada upacara. Tak heran kalau mereka benar-benar lapar.

Hira, Serin, dan Neomi langsung duduk di meja pojok sedikit menjauh dari pusat makanan berada. Mereka bertiga tidak ikut berpartisipasi dalam kerumunan murid yang kelaparan itu, karena mereka membawa bekal.

"Eh Hira! Kau bawa sayur apa itu?! sepertinya enak." Serin yang tergoda dengan bekal Hira.

"Oh ini sayur tunas kubis, kau mau?" tawar Hira.

"Boleh boleh" ditambah anggukan Serin.

Neomi yang melihat kedua sahabatnya itu hanya tertawa kecil, lucu sekali. Rasanya senang walau hanya bertiga tapi mereka saling membantu satu sama lain. Persahatan mereka belum lama, baru dimulai kelas 10 kemarin.

Disaat tiga sahabat itu makan dengan tenang tidak disangka ada seseorang yang mendekat ke meja mereka.

"Huhh.. Huhh.. Hiraa.. Kau sudah tau? Kau.. mendapat nilai tertinggi.. satu angkatan.." Jaeri yang masih mencoba mengatur nafasnya dengan berusaha mengatakan sesuatu yang membuat Hira terkejut hingga tersedak.

"Hira, hati-hati.." Serin mengambil minum untuk Hira.

"hah? Apa benarr?!" Neomi yang masih tidak percaya.

"Iyaa.. Lihat saja di papan pengumuman depan Aula" jawab Jaeri diikuti jari telunjuknya yang mengarahkan Aula.

Hira segera membereskan tempat makannya yang masih menyisakan sayur dan nasi yang belum sampai ke perutnya. Dia langsung bergegas berlari menuju Aula dengan tempat makan yang masih Ia bawa. Serin dan Neomi juga berlari dibelakangnya.

Brukk!

"Aduhh." Hira terjatuh, sepertinya dia menabrak seseorang.
Dirinya langsung mendongakkan kepala, menjawab rasa penasaran dengan siapa dia bertabrakan.

"M-maaf k-kak." Hira mendadak gugup. Dia hanya bisa menunduk. Oh Tuhan, Bagaimana tidak. Dia menabrak lelaki yang menjabat sebagai cinta pertamanya di sekolah ini. Choi Soobin. Ketua OSIS sekaligus Most Wanted para perempuan di Sekolah ini.

Soobin menerima permintaan maaf Hira dengan senyum yang memperlihatkan dimplenya itu. 'sangat manis' ungkapan dibatin Hira.

"Kau baik-baik saja Hira?" diikuti tangan yang menjulur di depan wajah Hira. Hira yang sadar akan hal itu langsung menerimanya dan berdiri dengan bantuan tangan putih nan lembut itu. Tangan Hueningkai.

"I-iyaa, aku baik-baik saja" raganya sangat baik. Namun hatinya sungguh seperti akan meledak. Mengingat masih adanya sosok yang dicintainya selama kurang lebih satu setengah tahun ini.

"Syukurlah."

"Hueningkai, Ayo." ajak Soobin terburu-buru.

"Ya sudah Hira, kalau begitu. Aku akan ke ruang Bu Somi. Nikmati istirahatmu ya." pamit Hueningkai, seperti biasa hanya Hira balas dengan senyuman dan anggukan.

Kedua laki-laki berparas tampan itu bergegas menuju ke ruang guru. Mereka pasti sedang merencanakan event sekolah. Salut sekali dengan Mantan Ketua OSIS itu, Kak Soobin. Walaupun sudah ada di kelas atas, tak segan dia membantu juniornya.

Sincerity - Hueningkai Where stories live. Discover now