l.h. // needy

5.9K 250 27
                                    

Malam telah begitu larut ketika Luke terbangun dan mendapati Laura masih berkutat dengan laptopnya. Ia memerhatikan gadis itu terlihat begitu serius saat membaca sesuatu di layar laptopnya dengan kening berkerut.

"Love, are you still up?" tanya Luke kemudian.

"Hmm."

"Ini sudah jam berapa?"

"Sebelas lewat lima puluh," Laura mendesah karena teringat ia harus bangun pagi besok. Ia membenarkan kacamatanya yang turun dan mulai mengetik lagi.

Sambil mengucek mata karena masih mengantuk, Luke pun menegurnya dengan suara pelan. "Ini, kan, sudah hampir tengah malam. Kau tidak lelah?"

"Sedikit lagi selesai," respons Laura datar.

Luke merengut di balik selimutnya sambil memandangi wajah gadis yang masih duduk di sebelahnya dengan sebuah laptop di pangkuannya itu. 

Lalu Luke pun menyentuh lengan Laura dan berujar, "Come sleep with me."

Laura akhirnya menoleh, dan tersenyum geli karena melihat rambut acak-acakan Luke dan kedua matanya yang menyipit karena terlalu mengantuk.

"Just give me a second," kata Laura sambil mengelus pipi Luke menggunakan ibu jarinya. Sejurus kemudian, gadis itu kembali menaruh fokusnya pada layar laptopnya kembali. Bunyi jari yang beradu dengan keyboard laptop menjadi satu-satunya suara yang tercipta di tengah keheningan di antara mereka berdua saat itu.

"Love, are you coming?" tanya Luke lagi dengan nada merajuk.

Kali ini Laura mengusap bahu Luke dengan lembut. "Sebentar lagi, oke?"

Luke menggelengkan kepalanya setelah mendengar jawaban Laura. "Tapi aku sudah memberikanmu lebih dari dua... hmm, tiga ratus detik..."

Laura memutar matanya dan tergelak tawa. "Alright, aku menyerah. Pekerjaanku bisa menunggu, namun tidak denganmu, huh?" godanya sambil menyetel laptopnya dalam mode sleep dan menaruhnya bersama kacamatanya di atas nakas kemudian menatap laki-laki yang sekarang tersenyum kepadanya dengan kelopak mata yang hampir tertutup sempurna. "You're so needy, Luke."

Lantas Laura bergegas masuk ke dalam selimut dan membaringkan tubuhnya di samping Luke, sejenak memandangi wajah tidurnya dalam jarak dekat.

"Kau tidak sabaran," komentar Laura.

"You take forever," gumam Luke setengah sadar. Tangannya yang bebas bergerak memeluk pinggang Laura lalu memangku dagunya di atas kepala gadis itu. "Begini lebih baik."

Laura merasa pipinya memanas, dan membenamkan wajahnya ke dada Luke sambil mempererat pelukannya. Tak lama, mereka pun tertidur dalam tarikan dan hembusan napas yang saling menyatu.

Word VomitWhere stories live. Discover now