∞ perihal melepaskan

11.5K 904 21
                                    

X: Kamu ini keras kepala.

Y: Maksudmu?

X: Kamu terlalu fokus mencari yang tidak ada. Mengapa?

Y: Katakanlah kamu kehilangan sebuah gelas kesayanganmu, tidakkah kamu akan mencarinya? Apakah kamu pikir dengan kamu tidak berbuat apa-apa, gelas itu akan datang kepadamu sendiri? Setidaknya, aku telah berusaha.

X: Ya, kamu benar. Tetapi andaikan saja kejadian pertama menyebutkan bahwa ternyata saat kamu temukan gelas itu sudah pecah berkeping-keping dan saat kamu memungut pecahannya tanganmu justru terluka, apakah kamu tetap akan menyatukan pecahan demi pecahannya agar gelas kesayanganmu itu terbentuk seperti semula lagi, meski setiap kali kamu memungutnya pecahannya kerap menancap di kulitmu?

Y: Tentu saja. Begitulah perasaan bekerja. Walaupun aku terluka karenanya, dia tetaplah gelas kesayanganku.

X: Lantas jika kejadian kedua menyebutkan bahwa kamu tak kunjung menemukannya, apakah kamu akan terus berlarut-larut dalam kesedihan?

Y: Aku tentu akan membeli yang baru.

X: Itulah yang kumaksudkan. Mengikhlaskan. Seharusnya kamu tidak menggenggam pecahan gelas itu terlalu keras, padahal hanya rasa perih yang terasa. Mengapa kamu tidak mencoba untuk melepaskannya sedari awal? Apakah itu karena kamu takut melihat pecahan kaca yang menancap di kulitmu itu dan hatimu terluka melihat gelas kesayanganmu telah hancur? Jangan, janganlah merasa takut. Terkadang kamu perlu merasakan sakit terlebih dahulu agar kamu bisa belajar untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi nantinya.

Y: Namun, rasanya tetap saja berbeda. Gelas yang baru tidak akan dapat menggantikan gelas kesayanganku.

X: Kamu perlu ingat, yang menurut kita baik belum tentu baik bagi kita. Dan, yang menurut kita buruk juga belum tentu buruk bagi kita. Sesungguhnya hanya Tuhanlah yang mengetahui segalanya. Jadi, masih bebalkah mengosongkan tempat untuk orang yang tidak pasti?

Word VomitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang