SAPPHIRE'S 18

634 53 11
                                    

Kali ini Seunghwan tak bisa tinggal diam melihat kondisi Donghae yang semakin memburuk. Darah sudah begitu banyak keluar, dan hal itu tak akan berdampak baik tentu saja. Seunghwan terus menempelkan beberapa lembar tisu ke hidung yang terus saja mengalirkan cairan kental tersebut. Sementara Kibum yang masih bingung atas sakit yang Donghae derita juga terlihat begitu panik. Ia bahkan beberapa kali menanyakan hal yang sama meskipun Seunghwan enggan untuk menjawabnya.

"Apa tidak sebaiknya Donghae tetap dirawat disini, huh?"

Sambil terus memegang kedua bahu Donghae, ia melemparkan tatapan putus asa pada salah satu rekan se-profesinya tersebut. Seolah tengah menuntutnya untuk segera mengambil tindakan.

Beruntung kali ini Seunghwan mulai menanggapinya, "kita kembali ke ruang rawatmu, hae, tak ada penolakan," ucapnya gusar. Perlahan, ia mulai membimbing Donghae yang sudah sangat payah untuk berdiri. Melingkarkan lengan kiri anak itu pada pundaknya, sementara lengan kanannya ia tautkan dipinggang Donghae. Menjaga tubuh lemah tersebut agar tidak limbung. Sedangkan Kibum juga melakukan hal yang sama. Menyokong tubuh Donghae dari sebelah kanan anak asuhnya tersebut.

"Kita panggil dokter setelah ini, kondisi Donghae benar-benar buruk."

***

Beberapa kali Leeteuk membuang nafas gusar. Ia sangat mengkhawatirkan kondisi Donghae tentu saja. Bahkan hingga detik ini, ia sama sekali belum mendapat kabar apapun mengenai perkembangan kesehatan Donghae.

Ia melirik ke atas sebuah sofa yang terdapat Sindong dan Manager Inhwan disana. Shindong tengah menikmati secangkir kopi panasnya, sementara Inhwan terlihat tengah serius mengetikkan beberapa kata pada pesan elektronik untuk sebuah surat kabar yang menulis artikel buruk tentang mereka.

Berkali-kali ia mengusap wajahnya kasar setelah menyadari begitu banyak artikel buruk yang ditulis tentang Super Junior. Mulai dari kabar mengenai kondisi Kyuhyun yang semakin memburuk, hingga perpecahan Super Junior. Hal itulah yang membuatnya nampak geram dan frustasi.

Shindong menautkan kedua alisnya saat mendapati sang manager tak kunjung menyesap americano pesanannya, tapi justru asyik dengan laptop yang sejak beberapa menit yang lalu digelutinya. "Hyung, kopimu akan dingin nanti," ujarnya pada akhirnya.

Inhwan tak menoleh, ia menimpali ucapan Shindong dengan sebuah gerutuan, "mereka benar-benar kurang ajar, berani-beraninya membuat artikel tentang perpecahan Super Junior," ia menimpali.

Shindong hanya tersenyum mengejek mendengar gerutuan itu. Ia kembali menyesap kopi hitamnya, lalu menjawab dengan nada yang begitu sinis, "kami sudah biasa mendengar kabar seperti itu, hyung, selama Donghae masih bersama Super Junior, kabar semacam itu akan terus saja muncul."

Leeteuk menautkan kedua alisnya mendengar jawaban Shindong barusan, "apa yang kau katakan?" Balasnya, tampak tak terima. Ia merasa ini bukanlah saat yang tepat untuk saling melempar kebencian dan semakin memperkeruh keadaan.

"Kenapa, hyung? Semuanya memang karena anak itu, kan? Pertengkaran kita di dorm, artikel-artikel buruk tentang Super Junior, kasus kecelakaan kemarin, juga haters yang semakin banyak adalah karena dia, bukan? Kau jangan menyangkal lagi, hyung."

Shindong memutar bola matanya malas setelah mendapati Leeteuk tengah menatapnya marah. Begitu juga Inhwan yang hanya bisa bertopang dagu mendengar penjelasan Shindong barusan. Entah ia akan menyalahkan Donghae juga atau tidak. Yang jelas, ia tak berani menimpali pernyataan Shindong karena belum benar-benar memahami kemelut apa yang sebenarnya terjadi pada anak-anak asuhnya.

***

Seunghwan terus menggenggam tangan Donghae saat seorang dokter yang menanganinya akan melakukan prosedur transfusi darah. Beberapa menit yang lalu, setelah melakukan pengecekan secara menyeluruh mengenai kondisi Donghae. Akhirnya dokter mendiagnosa jika Donghae menderita thalasemia ringan hingga mengharuskannya untuk melakukan transfusi PRC karena anemia akut yang tengah anak itu derita.

SAPPHIRE'SWhere stories live. Discover now