SAPPHIRE'S 12

1.3K 133 23
                                    

"Tenanglah, semua akan baik-baik saja, hae,"

Donghae mengangguk kecil sembari mengusap lelehan air mata yang tak bisa lagi dibendungnya.

"Tapi hyung, tolong jangan katakan hal ini pada yang lain, aku mohon," pinta Donghae sebelum sosok yang dipanggilnya hyung itu pergi meninggalkannya.

Namja itu memicingkan mata tak percaya, "apa yang kau katakan? Semua ini sudah sangat keterlaluan, aku tak bisa tinggal diam. Leeteuk hyung harus mengetahui semuanya."

"Tidak hyung! Aku mohon. Ini bukan salah Kyuhyun sepenuhnya," Donghae masih memelas, menginginkan jika Kangin hyung-nya menuruti permintaannya, lantas kembali menambahi, "Kyuhyun datang kesini karena harapan orang tuanya, begitupun denganku, hyung, aku tak ingin merusak impian orang tua Kyuhyun," tukasnya.

Kangin diam. Ia bimbang. Akan tetapi ia tak bisa menolak tatapan itu, ia juga merasa sangat bersalah sudah memukul Donghae beberapa hari lalu dan termakan omongan Kyuhyun.

Apakah ia harus menuruti permintaan Donghae sebagai bentuk permintaan maafnya?

"Baiklah. Jika aku melakukan hal ini, maka aku hanya melakukannya untukmu, hae. Bukan untuk siapapun. Ini untukmu," putusnya kemudian, setelahnya, perlahan, Kangin memeluk Donghae, memberikan kehangatan pada seseorang yang sudah disakitinya itu.

Donghae tersenyum. Ia lantas membalas pelukan Kangin, "gumawo, hyung."

"Hmm, tapi hae," Kangin melepas pelukannya, berganti memegang kedua bahu kurus itu, "apa keningmu masih sakit? Waktu itu, aku tengah diliputi amarah yang besar, dan tanpa sengaja mendorongmu hingga mengenai knop pintu kamar mandi. Untuk beberapa hari, aku bahkan melihat keningmu masih memar. Dan, itu pasti terasa sakit, bukan?" Ucap Kangin dengan raut menyesalnya.

"Aniya hyung, waktu itu memang sakit, tapi sekarang sudah tidak lagi, bahkan kau lihat sendiri kan, jika memar itu sudah tidak ada," ucap Donghae, dengan memegang keningnya yang tak lagi memar.

"Aku baik-baik saja, hyung, yang terpenting untukku adalah ketika Kangin hyung mengetahui yang sebenarnya. Bagiku, itu sangat melegakan," lanjut Donghae menenangkan.

"Baiklah. Aku berjanji padamu tidak akan melakukan hal itu lagi" jawab Kangin sembari menatap kedua mata teduh Donghae.

Donghae kembali mengulas senyum, "jika aku boleh mengatakan, berpikirlah sebelum bertindak hyung. Hal itu tak akan membuatmu menyesal pada akhirnya."

Kangun memicingkan mata, menatap Donghae tak terima, "apa kau bilang?" Seru Kangin kemudian.

Melihat amarah itu, sontak membuat Donghae hanya bisa menelan salivanya kasar, sepertinya ia salah bicara, "ah.. mianhae hyung., aku tidak bermaksud untuk..."

Kangin tersenyum, "arraseo arraseo, aku mengerti apa yang kau maksud," ucap Kangin sembari tertawa kecil, "kenapa kau setakut itu, eoh? Kajja kita masuk, disini sangat dingin."

Donghae tersenyum kecil, setidaknya ada satu member yang mendukungnya, yang masih menginginkan kehadirannya.

***

Sementara disisi lain, Kyuhyun tengah berpikir keras untuk menyusun rencana dalam rangka mengumpulkan sekutu agar memihak padanya. Kangin sudah pergi dan beralih memihak Donghae. Maka tak akan ia biarkan satu member lagi berubah haluan dan memihak pada Donghae nantinya.

"Apa yang harus kulakukan? Aku tak bisa tinggal diam dan membiarkan Donghae menang. Namja payah itu sudah berhasil merebut hati Kangin hyung dan tak boleh ada Kangin hyung lain yang memihaknya nanti. Tapi apa yang harus aku lakukan, huh?" Gumamnya resah.

Sudah 1 jam lebih Kyuhyun berkutat dengan rencana-rencana buruk yang akan ia lakukan keesokan harinya. Masih ada 2 hari lagi untuk mereka beristirahat dari semua aktivitas. Ia tak boleh membuang waktu sia-sia. Rencana besar harus terlaksana dalam 2 hari ini. Tapi apa? Rencana apa yang akan ia lakukan untuk melancarkan rencananya?

SAPPHIRE'SWhere stories live. Discover now