Chapter 6

310 21 0
                                    

Bodoh rasanya bagi Aruna untuk berfikir bahwa suatu hari hal ini nggak akan terungkap. Cepat atau lambat, disengaja atau tidak, Dimas pasti akan tau. Tepat dua hari yang lalu, di tempat ini, apa yang Aruna selama ini sembunyikan akhirnya diketahui oleh Dimas. Sudah bertahun-tahun Aruna menyimpan perasaan kepada sahabatnya itu. Bukan waktu yang singkat untuk Runa, dan waktu itu cukup untuk membuat Runa menyerah dan merasa lelah dengan perasaannya sendiri. Sampai akhirnya Aruna memutuskan untuk mundur dari semua ini.

Aruna sampai di kantornya dan menaruh tas di mejanya. Walaupun mereka musisi, mereka juga diminta untuk mandiri dalam segala aspek yang berkaitan dengan musiknya. Baik itu produksi video klip, penulisan lirik, konsep performance, styling, dan lain lain. Ini juga yang membuat mereka dikenal sebagai seniman yang "self producing", karena semuanya dikerjakan sendiri, tapi tentu dengan bantuan tim lain juga dari perusahaan tersebut.

Berdasarkan jadwal calendar di email Aruna, hari ini akan ada full day meeting yang membahas tentang konser tour mereka. Jadwal tour memang sudah ada dari manajemen, dan sudah disesuaikan dengan jadwal kesibukan masing-masing juga. Tapi hal-hal seperti konsep besar, set list, aransemen musik dan beberapa hal lain belum dibicarakan sama sekali. So its going to be fun untuk mendiskusikan tentang ini bersama tim, tapi pasti akan nerve wrecking kalau ada yang berbeda pendapat.

Hari itu Aruna datang kepagian, ia lalu memilih untuk membuat kopi dan sarapan di common room kantornya.

"Run"

Aruna menengok kearah sumber suara tersebut. Radit dengan senyumnya menyapa pagi Aruna.

"Eh Radit"

"Lo kenapa? Sakit? Kok lemes banget mukanya"

'abis nangis 3 hari 3 malem Dit' ujar Runa dalam hati

"Nggak papa kok"

"Run gue udah kenal lo lama kali, lo kan orangnya nggak jago boong hahaha. Abis diomelin ya sama bos-bos?"

"Hahaha enggak kok Dit. Eh gimana kemarin ngikutin oscar nggak?" kata Aruna mengalihkan pembicaraan.

"Wah gila sih Run..." mata Radit berbinar-binar untuk membicarakan Academy Awards (Oscar) yang baru saja diadakan semalam.

Ini Radit. Raditya Pradhana Sudjarwo. Seorang aktor yang saat ini sedang memulai karirnya dibalik layar, baik sebagai sutradara ataupun penulis naskah. Perusahaan tempat Aruna bekerja memang menaungi tidak hanya seniman dibidang musik, namun juga seniman di bidang perfilman.

Radit ini orangnya pinter banget, pengetahuannya luas. Selain sering baca buku, dia juga sering nonton youtube, browsing di internet, dateng seminar, apapun yang membuat dia bisa belajar. Motto hidupnya adalah "setiap hari adalah pembelajaran", dan dia suka gatel untuk masukan apa yang baru dia pelajari ke naskah-naskahnya. Katanya biar yang nonton juga nambah ilmunya.

Aruna kenal Radit dari sebuah screening film event yang diadakan di kampus Radit di Bandung. Waktu itu Aruna sedang mengunjungi adiknya yang merupakan junior Radit. Aruna yang tertarik dengan film pun diajak adiknya untuk datang ke acara tersebut. Di acara itu pula Aruna dikenalkan dengan Radit, dan mereka ended up ngobrol banyak, disisi lain adiknya Runa juga ilang dengan gebetannya. Meninggalkan Aruna dengan Radit berdua di acara tersebut.

Ketertarikan mereka terhadap film membuat mereka cukup nyambung kalau ngobrol. Setiap ketemu, ada aja satu atau dua hal terkait film yang bisa mereka omongin.

Lucunya, mereka sama sekali nggak pernah nonton film bareng.

"Gue penasaran sih, soalnya film Beyond the Sea kan belum tayang ya di Indo, as usual mereka telat masuk. Tapi mereka menang best cinematography padahal kalau dari trailernya nothing special"

Home (Park Sungjin)Where stories live. Discover now