17. Unintentionally

7.2K 601 34
                                    

-Author Pov-

"Racheell.. Barang-barang kamu udah siap belomm?" teriak Gaby dari ruang keluarga.

"Bentaaarrr!!" balas Rachel dari dalam kamarnya.

Rencananya, mereka bertiga akan segera terbang ke pulau Bali malam ini.

"Gimana? Barang-barang kamu segini aja?" Gaby menoleh menatap suaminya yang membawa sebuah koper.

Ia mengangguk, "nanti kalo kurang bisa beli aja di sana." balasnya.

"Rachel belum turun juga?"

Gaby menggeleng, "bentar lagi, katanya."

Julian hanya manggut-manggut mendegarnya. Ia mendudukkan dirinya di sofa, tepat di sebelah Gaby.

"Kamu mau makan dulu?" tanya Gaby sambil menyandarkan kepalanya di dada suaminya.

"Gak usah, belum laper kok." balasnya.

Gaby sedikit mendengus, "persis banget kaya Rachel, ntar kalo udah laper banget baru ngerengek." ucapnya lirih. Julian hanya terkekeh ringan.

Tap.. Tap.. Tap..

"Iih.. Kok malah pada pacaran sih? Ayoo buruann.. Ntar pesawatnya keburu terbang gimana?"

Gaby menghela napas panjangnya, menatap malas ke arah bocah kecil itu.

"Kamu yakin bawa dua koper segede itu sama satu tas gunung?" tanya Gaby sambil memijat pelipisnya.

"Eh?" Rachel memiringkan kepalanya.

Julian angkat suara, "kita di Bali cuma tiga hari, Chel. Bawaan kamu udah kaya korban evakuasi aja."

Rachel hanya bisa meringis. Gaby pun akhirnya membantu Rachel memilah barang-barang yang perlu dibawanya.

***

"Woaaahh... Udah lama banget aku gak ke Bali!" teriak Rachel antusias saat keluar dari badan pesawat.

Ia mengamati sekelilingnya, merasakan udara sejuk pagi hari yang menyeruak ke tubuhnya.

Rachel berjalan terlebih dahulu diikuti dengan kedua orangtuanya.

"Pelan-pelan, Chel. Ntar kamu ilang loh!" teriak Gaby.

Rachel berbalik, "ayo ke pantai!"

"Kita cari penginapan dulu ya, Chel. Nanti sore ke pantai deh." balas Julian.

Rachel mengangguk setuju, "aye, sir!" ucapnya sambil melakukan gerakan hormat.

***

Setelah perjalanan yang cukup melelahkan, Gaby berbaring di kasurnya, menunggu gilirannya untuk membersihkan diri.

Di sebelahnya juga terdapat Rachel yang tertidur pulas tanpa sempat mengganti pakaiannya.

Gaby terkekeh, padahal anak itu dari tadi terlihat sangat bersemangat mengajaknya jalan-jalan. Ia membelai kepala Rachel pelan.

Anak ini telah mengubah hidup Gaby. Dan mungkin juga mengubah hidup orang menyebalkan yang sedang melarikan diri itu, batinnya.

Melihat wajah damai Rachel saat tertidur juga membuat hati Gaby menjadi tenang. Ia tau kalau sejak saat itu, Rachel terlihat memiliki tekanan dan beban pikiran yang cukup berat.

Tentu Gaby sadar, rasa Rachel kepada Vanesha bukanlah sebatas rasa kasih sayang antara majikan dan pembantunya, namun lebih dari itu. Bahkan lebih dari kasih sayang adik kepada kakaknya.

GAP✅Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon