15. Pengorbanan

7.6K 611 58
                                    

-Author Pov-

Di dalam kereta, air mata Vanesha terus mengalir. Sore tadi, setelah selesai menulis surat perpisahannya kepada Rachel, ia membulatkan keputusannya. Ia akan pergi.

Sebuah voice note berdurasi 10 menit barusaja ia kirimkan kepada Gaby. Ia tau, Gaby pasti akan membukanya.

Dalam voice note itu, tercurah segala perasaan Vanesha saat ini. Bagaimana beratnya saat ia harus berpisah dengan orang yang ia cintai, sekaligus sahabat terdekatnya.

Rasa sesak terus menyerang dadanya. Ego, pikiran, dan hatinya benar-benar tidak bisa bersatu. Ia paham bagaimana posisinya dalam kehidupan Rachel.

'Sial. Mau sampai kapan perasaan sakit sialan ini akan berlangsung?' batinnya.

Hampir tiga jam kereta yang membawanya pergi tak kunjung sampai di tujuan.

'Abis ini, gue bakalan kemana lagi? Haah.. Apa mungkin akhirnya satu-satunya tempat gue balik adalah di tempat pelacuran lagi?'

Vanesha mengenang pahit-manisnya hidup saat belum bertemu Rachel. Saat itu di matanya hanyalah tertuju pada uang, yang ia anggap sebagai satu-satunya cara untuk dapat hidup di dunia yang fana ini.

Vanesha tersenyum penuh ironi, 'kalo aja waktu itu gue gak ambil orderan, mungkin gue sama Rachel gabakal berantem.'

Vanesha menghembuskan nafasnya panjang, menatap ke luar jendela, melihat bangunan dan pepohonan yang berlalu dengan cepat.

Ting!

Sebuah notifikasi pesan muncul di ponsel Vanesha.

Gaby:
Kmn lu?

Vanesha tersenyum simpul membacanya notifikasi tersebut.

Belum sampai satu menit, muncul sebuah panggilan dari pengirim yang sama.

Vanesha menutup matanya erat, berusaha menahan tangisnya.

Baginya, Gaby adalah sahabat terdekatnya yang sudah bersamanya dari awal. Gaby sudah tahu segala lika-liku hidupnya. Ia tau segala suka-duka yang pernah dialami Vanesha. Ia satu-satunya orang yang masih bersedia menemani Vanesha hingga saat-saat terburuknya.

Bahkan lihat, setelah apa yang Vanesha lakukan kepada Rachel, setelah pertengkaran hebat antara ia dengan Gaby, bahkan Gaby masih mengkhawatirkan dirinya.

Namun inilah akhirnya.

Vanesha tau diri. Ia akan menerima segala konsekuensi yang harus ditanggungnya.

Gaby sudah cukup baik kepadanya. Ia yakin, Gaby akan menjaga Rachel dengan sangat baik pula.

Vanesha menatap ponselnya. Sudah terdapat beberapa missed call dari sahabatnya itu.

Tanpa membuka pesan terbarunya, Vanesha langsung membuka profil Gaby dan menekan sesuatu.

Gaby has been blocked.

Vanesha mematikan ponselnya. Mencoba menutup matanya, mengistirahatkan fisik dan pikirannya yang terasa sangat lelah.

***

GAP✅Where stories live. Discover now