Part 8

215 28 92
                                    

            "Myung, aku juga tidak bisa memberikan cinta yang murni untukmu. Tapi, itu bukan berarti kita tidak bisa saling memberikan cinta yang abadi."

Myungsoo terpaku begitu mendengarnya. Jika saat ini jantungnya masih berfungsi, organ vitalnya itu pasti akan berdebar gila-gilaan. Matanya menatap gadis itu tanpa berkedip.

Aih, Park Jiyeon... Bisa saja membuatku jatuh cinta lagi kepadanya.

"Hm? Eotte? Aku akan menukar cinta yang tidak murni itu dengan cinta yang abadi. Kau mau menerimanya?" tanya Jiyeon akhirnya karena Myungsoo tak kunjung memberikan jawaban. Aduh, ia tidak terdengar terlalu lebay, kan?

Myungsoo kembali tersadar dari katakanlah deg-degan-nya. "Eoh? Hm..."

Jiyeon mengerutkan kening, jelas tidak puas dengan respon itu. "Maksudnya apa?"

Tangan kiri Myungsoo menggenggam tangan Jiyeon yang menggenggam tangan kanannya. Ia mengelus punggung tangan sang kekasih dengan lembut lalu mengecupnya.

Jiyeon berkedip beberapa kali. Meskipun ini bukan kali pertamanya Myungsoo melakukan hal manis semacam itu, Jiyeon tak bisa mencegah dirinya untuk salting. "Ke-kenapa tiba-tiba..."

Masih sambil menggenggam tangan lembut itu, Myungsoo menatap Jiyeon. "Berjanjilah padaku."

Sang gadis mengangkat kedua alisnya.

"Berjanjilah bahwa kau akan hidup selamanya di sampingku. Dengan begitu, kita bisa terus saling membagi cinta yang abadi itu."

Jiyeon melihat keseriusan dan ketulusan di mata lelaki yang membuatnya jatuh cinta itu. Keduanya kan vampir, mereka bisa hidup selamanya. Mengapa Myungsoo berbicara seolah Jiyeon akan meninggalkannya?

"Aku berjanji. Aku tidak akan meninggalkanmu apa pun yang terjadi." Jiyeon mengangguk mantap lalu menyentuh wajah Myungsoo dengan satu tangannya yang bebas.

"Kim Myungsoo, kita akan hidup selamanya. Meskipun sekarang kita sedang berada di situasi yang sulit, aku yakin bahwa pada saatnya nanti... Entah itu sepuluh tahun lagi, satu abad lagi, atau seribu tahun lagi... Akan ada saatnya kita bisa bahagia bersama-sama."

Myungsoo tak bisa melepaskan tatapannya dari manik cantik gadis itu. Ia benar-benar terhanyut oleh apa yang dikatakan Jiyeon. Itu terdengar seperti sebuah janji dan harapan yang sangat manis. Janji dan harapan yang Myungsoo inginkan agar segera terwujud.

"Kau dan aku. Selamanya," bisik Jiyeon. Dengan gerakan cepat, ia memajukan tubuhnya dan mencium bibir Myungsoo sekilas. Setelahnya, gadis itu langsung bersembunyi di balik selimut tebalnya.

Apa yang baru saja terjadi?

Myungsoo membatu. Ia melihat gundukan selimut itu sebagai sebuah undangan. Sikap manis Jiyeon sangat menggemaskan! Myungsoo tidak tahan!

"Bagaimana bisa kau bersembunyi setelah mengatakan semua itu dan menciumku, hm?" Tanpa Myungsoo sadari, tubuhnya sudah menaiki kasur itu dan tangannya menyingkap selimut Jiyeon.

Jika gadis itu masih manusia, mungkin wajahnya akan menampilkan rona merah sampai wajahnya terlihat seperti kepiting rebus. Jiyeon tersenyum malu-malu sambil menggigit bibirnya.

Kalau begini caranya kan...

Tunggu, ini bahaya. BA-HA-YA.

Seperti sebuah aksi laga dalam film action, Myungsoo melompat turun dari kasur Jiyeon ke sudut kamar.

The ChoiceWhere stories live. Discover now