Part 2

277 45 37
                                    


1 Mei

Setelah apa yang kualami malam ini, sejujurnya aku... aku bahkan tidak sanggup menulis. Aku masih sangat terpukul bila mengingat kejadian mengerikan itu.

Sunggyu sudah menjelaskan tentang makhluk yang menyerangku. Croatan. Makhluk yang memangsa para vampir. Mereka adalah predator yang sesungguhnya. Rupanya, vampir tidak seabadi itu. Jika ada makhluk yang dapat membunuh vampir, maka aku tak bisa lagi mengatakan bahwa kami imortal.

Apa yang dijelaskan oleh Sunggyu menjawab pertanyaanku akan kematian Paman Leetuk dan Bibi Taeyeon. Croatan mengejarku, mereka menginginkan sesuatu dariku tapi aku tidak bisa mengingat dengan jelas apa yang dikatakan Taeyeon kala itu. Bagaimana jika mereka datang lagi?

Sunggyu mengatakan bahwa jika darah kami diisap habis oleh croatan, kami akan mati. Tidak, bahkan lebih parah lagi. Kami akan hdup di dalam jiwa monster itu.

+++

"Jiyeon ah, boleh aku masuk?"

"Masuklah, Myungsoo," jawab Jiyeon dari dalam. Ia sudah meletakkan buku hariannya ke dalam laci nakas dan kini memandangi selembar foto di atas kasurnya.

Usai menutup kembali pintu kamar Jiyeon, Myungsoo naik ke atas kasur dan duduk di samping gadisnya. "Sedang apa?"

"Termenung, kurasa?"

Myungsoo tersenyum kecil. Ia mengelus rambut panjang Jiyeon, lalu menyelipkan helaiannya ke belakang telinga sang gadis. "Kau membuatku khawatir."

Jiyeon tidak menjawab. Pandangannya hanya terpaku pada satu objek.

Myungsoo mengikuti arah pandang Jiyeon dan mendapati sebuah foto yang sebenarnya sangat ingin ia buang. "Foto yang bagus. Kapan ini diambil?" Semoga saja Jiyeon tidak menyadari nada masam dalam kalimatnya barusan.

Salah satu sudut bibir Jiyeon terangkat. Ia memeluk lututnya sambil menjawab, "Sebelum kami pindah ke kota ini."

"Itu di depan rumah lama kalian?" tanya Myungsoo lagi berusaha mencari topik walau tahu Jiyeon sedang tak ingin banyak berbicara.

Jiyeon mengangguk. "Aku sempat berpikir apakah semuanya akan baik-baik saja jika kami tidak pindah ke kota ini. Apakah hubungan Seungho Oppa dan aku tidak akan berubah bila kami tetap tinggal di sana? Ada kalanya, aku ingin kembali ke masa-masa itu. Masa di mana aku tidak perlu mengkhawatirkan croatan yang akan menyerang atau rasa lapar yang tak tertahankan. Semuanya pasti... akan baik-baik saja..."

Myungsoo tertunduk memandangi foto itu. Sungguh, jika saat itu ia ada di tempat tersebut, Myungsoo pasti akan menyingkirkan tangan Seungho yang disampirkan ke pundak Jiyeon lalu membuat jarak di antara keduanya hingga batas maksimal jangkauan lensa kamera. "Aku..."

Jiyeon langsung menoleh begitu menyadari kesedihan dalam nada bicara Myungsoo.

"Aku yang tidak akan baik-baik saja jika kau tidak datang ke kota ini."

"Myung..."

"Jika kau tidak datang, maka kita tidak akan bertemu. Apa kau menyesal bertemu denganku? Dengan kami semua?"

"Myungsoo... bukan seperti itu maksudku..." Jiyeon mendekatkan dirinya pada Myungsoo. Ia baru menyadari bahwa sejak tadi ia agak mengabaikan kehadiran lelaki yang hanya berusaha untuk menghiburnya. "Dengarkan aku, Myungsoo."

The ChoiceWhere stories live. Discover now