Kedua puluh

21.8K 1.9K 80
                                    

Pertanyaan itu, jelas tak mampu Isti jawab secara langsung. Karena memang ia tidak pernah melakukan operasi sekecil apa pun bentuk operasi itu.

Layaknya luka karena sayatan, tentu meninggalkan bekas meski mampu tersamarkan seiring bertambahnya usia. Terlebih di era yang sudah semakin maju ini, tak terhitung banyaknya produk-produk kecantikan yang konon katanya, mampu menyamarkan bekas luka pada tubuh.

Luka yang pernah Isti dapat, paling hanya luka-luka kecil karena tergores pisau, yang bekasnya bisa hilang hanya dalam hitungan hari.

Bak peribahasa yang tak lagi asing di telinga manusia, sepandai-pandainya tupai melompat akan jatuh juga, Isti pun tahu jika akan ada masa di mana ia tak mampu menutupi jati diri yang sebenarnya dari Regan. Apalagi karena lelaki yang menikahinya bukan lelaki dari kalangan biasa. Regan lebih dari sekadar mampu untuk mencari tahu seperti apa masa lalu Isti. Namun, dari sekian banyak kemungkinan yang saling berkejaran di otaknya, Isti tak pernah menebak jika Regan akan menanyakan pertanyaan mengenai bekas operasi yang memang tidak pernah ia miliki.

"Itu ... sudah sangat lama, Mas," jawab Isti hati-hati. Salah memilih kata dapat membawanya dalam masalah.

"Ya, Pak David juga mengatakan hal yang sama."

Ah, David. Beliau adalah sepupu Lidya dari pihak ayah. Isti pernah bertemu beberapa kali dengan laki-laki itu. Setahu Isti, hubungan David dan Lidya tak begitu baik. Dalam beberapa kesempatan, Isti lihat Lidya selalu bersikap tak acuh pada David.

Beruntung Regan tak meneruskan tanya. Usai meletakkan tas kerja, dilanjut dengan melepas jas serta dasi yang membelit lehernya, lelaki itu memilih masuk ke kamar mandi, membersihkan diri.

Isti bernapas lega. Isti bahkan baru menyadari sejak tadi, ia nyaris terus-terusan menahan napas. Terlalu takut Regan bisa mencium kebohongannya selama ini.

Sejujurnya Isti tak ingin terus berbohong. Ia ingin mengakui siapa dirinya. Namanya Pradisti Ayla, bukan Isti Sofie Medina. Ibunya bernama Kamila, bukan Lidya Handoyo. Bahwa ia hanya seorang putri yang terlahir dari hasil perselingkuhan sang ayah di belakang Lidya, bukan putri tunggal kebanggaan Lidya. Namun, Isti sadar jika ia mengakui semua itu tanpa seizin Lidya, mamanya bukan hanya akan murka padanya, nama baik Lidya pun dipertaruhkan. Terlebih Isti tak tahu apa yang akan terjadi padanya jika Regan tahu. Apakah nanti Regan akan meninggalkan ia dan anaknya?

***

Tepat pukul sepuluh malam, Regan menutup layar laptopnya. Beranjak dari kursi di ruang kerja pribadinya. Mematikan lampu ruangan, berniat kembali ke kamarnya.

Biasanya Isti sudah tidur jam segini. Seingat Regan, wanita itu tadi sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur saat Regan keluar kamar untuk memeriksa pekerjaan yang mendadak dikirimkan sekretarisnya via e-mail.

Tepat seperti dugaan Regan, Isti sudah berbaring nyaman di atas kasur. Surai hitam panjangnya menutupi permukaan bantal. Perhatian Regan tertuju pada perut Isti yang tertutup sempurna oleh gaun tidurnya. Belum terlihat adanya tonjolan yang menandakan ada sebuah nyawa yang tengah tumbuh di dalam sana. Namun, Regan sudah melihat sendiri keberadaan setitik makhluk kecil di dalam sana.

Anaknya. Darah dagingnya.

Tak ada yang mendengar embusan napas panjangnya malam itu. Regan sadar, sejauh ini dia belum bisa memperlakukan Isti dengan benar. Regan memang membutuhkan seorang anak, sebagai penerusnya kelak. Namun, Regan merasa cara Tuhan memberinya seorang anak tak sesuai dengan apa yang dia inginkan.

Baiklah, Regan memang sempat marah, ia terpancing emosi mengetahui Panji lagi-lagi berhasil mengunggulinya. Mendengar Panji akan kembali memiliki seorang anak, jiwa kompetitor Regan bangkit. Sebenarnya masalah bukan terletak pada Panji. Regan tahu seperti apa Panji. Kembali dianugerahi seorang anak, bukan berarti Panji akan memanfaatkan kesempatan itu untuk meraih keuntungan dari Adirama. Namun, berbeda dengan Viona yang tidak akan menyia-nyiakan kemurahan hati Adirama. Terlebih Viona sangat mengetahui apa yang diinginkan Regan. Lalu wanita itu akan memintanya pada Adirama, yang tentu saja akan disetujui Adirama jika saja Regan tak mampu memberinya kado kecil berupa calon cucu sebagai penerus Hutama lainnya.

The Wedding (Selesai ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang