Part 17 | Surogasi

1.8K 147 2
                                    

Surogacy Mom
Chanyeol × Baekhyun

Happy Reading Love !

Baekhyun Point of

Chanyeol terlihat begitu sibuk dengan macbook dihadapannya serta email email yang masuk benar benar diperhatikannya dengan teliti.
Ada sedikit keraguan dalam diriku mengatakan hal tadi pada chanyeol tapi sampai kapan aku selalu menunda nunda ?

Cukup lama bergelut dengan pemikiran dan hati aku memilih untuk memulai pembicaraan pada chanyeol.

" Apa masih banyak sayang " tanyaku hati hati.

" Ya begitulah, ternyata masih banyak hal hal tentang tata cara perusahaan yang belum kuketahui di sini. " balas chanyeol tanpa melihatku, aku rasa ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakannya, sungguh.
-ada apa sayang ? " sambung chanyeol.
Ditutupnya macbooknya kemudian memeluk badanku dari samping.

" tidak ada " balasku.

" aku tau kau berbohong, katakanlah ada apa ? " tanya chanyeol sekali lagi.
Sekarang jantungku bekerja dua kali lipat lebih cepat berdegup.

" Aku tadi bertemu dengan teman baru "

" ah, benarkah ? Apa dia baik ? " tanya chanyeol.
Mulutnya bertanya tapi bibirnya setia meniup pelan pelan telingaku hingga aku benar benar merasa geli.

" dia baik, dia seorang dokter "

" wendy ? " tanya chanyeol lagi.

" bukan, kakak nya. Dr Kai " aku menatap chanyeol , meyakinkan pada diriku sendiri bahwa aku harus mengatakannya sekarang juga.

" Wendy memiliki kakak? Sejak kapan ? " chanyeol pun terlihat tertarik dengan pembicaraanku ini, dia duduk dengan posisi yang baik sekarang. Kacamatanya dilepaskannya lalu diletakkannya diatas nakas.

" Dr kai adalah dokter kandungan terbaik disini.
Wendy adiknya, dia bukan dokter tapi calon dokter. "

" lalu ? "

" Dia menawariku melakukan surogasi"

Apapun tolong jernihkan pikiranku. Aku sungguh tidak siap mendengar jawaban chanyeol. Walau aku tau, aku lah yang memancing pertengkaran ini.
Chanyeol yang semula menandatangani berkas kemudian terhenti, matanya memandang kosong kedepan.

" aku rasa ini sudah cukup baek, ini sudah melewati batas. "

" batas apa nya chan? Batas apanya! Aku mohon, aku hanya ingin membuat kalian semua bahagia "

" apa kau pernah bertanya apa yang paling membuat ku bahagia? "

Diam,

Ini hanya akan memakan banyak waktu, membuang buang tenaga dan pikiran. Tidak ada satupun dari kami yang mau mengalah, sungguh kami berbeda.

" apa yang paling membuat mu bahagia chan? " tanya ku pelan.

" tentu kau, PARK BAEKHYUN " bentak chanyeol. Tentu saja teriakan chanyeol jug menyulut emosi ku.

" lalu apa PARK BAEKHYUN mu sudah bahagia? " tanya ku balik

Sudah kutebak.
Chanyeol akan terdiam seribu bahasa, karena aku adalah kelemahannya.

" Chan, aku mohon. Kau hanya perlu percaya padaku " kata ku berusaha meyakinkan lelaki ini dengan semua sikap keras kepalanya.

Chanyeol Point of View

Sudah dua hari aku tidak berbicara pada baekhyun, aku memilih tidur diruang tamu dan sarapan atau makan malam diluar.
Baik aku atau baekhyun tak ada satupun yang mau memulai pembicaraan.

Begitupun baekhyun, dia selalu melewatkan sarapan atau makan siangnya. Benar benar keras kepala. Aku tidak pernah bisa menebak apa yang ada di dalam pikiran baekhyun, aku benar benar bisa tanpa kehadiran seorang anak tapi aku tidak bisa tanpa dia.

Rasanya aku ingin menyerah saja, dan membiarkan baekhyun menjalankan apapun yang mau ia lakukan.

Aku mengusap kantung mataku yang kian menebal. Mataku pun mulai memerah, apalagi kepalaku yang seolah hendak pecah saat ini juga.
Sudah banyak sekali obat galantimine (penahan kantuk) kukonsumsi supaya aku selalu terjaga setiap malam.
Aku malas jika tidur dikamar dan kembali membahas pembicaraan tidak berguna dengan baekhyun, lebih baik aku mengerjakan pekerjaanku hingga pagi mendatang.

Sekarang aku benar benar tidak tenang, aku belum berbicara dengan baekhyun seharian penuh. Bahkan aku tak melihat baekhyun keluar kamar untuk sekedar makan.
Aku masuk mengendap endap kedalam kamar untuk melihat keadannya, dan tampak baekhyun yang sedang duduk dibalkon kamar sambil menekuk lututnya.

Ego ini terlalu besar untuk sekedar menyapa nya, rasanya tak ada kata kata yang mampu keluar dari mulutku untuk membahas permintaannya.

" Sampai kapan kau akan mendiami ku chan? " kata baekhyun. Jujur aku terkejut, kupikir dia tidak mngetahui keberadaanku.

" Masuklah, kau bisa masuk angin "

" Apa bedanya didalam dan diluar ? Aku sama sama kesepian. "

" Ayo masuk, kau sudah pucat "

" Bila tidak untukku setidaknya untuk orang tua kita chan. Mereka ingin memiliki cucu "

" Lalu bila mereka mengunjungi kita, kita akan mengatakan kau melakukan surogasi? "

Baekhyun terdiam, sudah kuduga dia paling tidak bisa membohongi kedua orang tuanya.

" Lalu bagaimana? "

" Biarkan seperti ini saja " balasku.

" Sekali saja chan, aku mohon " air mata sialan itu lagi dan lagi keluar dan mengalir deras membasahi pipi istriku tersayang.

" Aku tidak bisa, itu sama seperti aku menghianati mu sayang. Sudah cukup aku melakukan kebodohan untuk pertama kalinya, aku tidak mau melakukan kebodohan untuk yang kedua kalinya "

Dia berbalik dan memeluk tubuhku, jujur aku pun sedih saat dia memohon seperti ini.
Air mataku pun ikut jatuh mengalir membasahi pipiku, mengapa semua menjadi sesulit ini ?

" Baiklah "

Pertengakaran tadi hampir membuat kepala ku pecah, tapi baekhyun tetaplah baekhyun. Ia tidak akan mau memikirkan kebahagiaan dirinya, yang di otaknya adalah keluarga.

Kuraih tubuhnya lagi menyalurkan kehangatan sambil mengelus rambut halusnya..
Kurasa sudah waktunya aku mengalah, dan mendengarkan keputusan baekhyun.

To be Continue

𝒮𝓊𝓇ℴℊ𝒶𝓈𝒾 ℳℴ𝓂  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang