Part 8 | Cravings

2.3K 276 39
                                    

Surogacy Mom
Chanyeol × Baekhyun

Semua akan baik-baik saja, jangan teteskan airmata

Happy Reading Love !

Baekhyun Point Of View

Setelah kejadian dua bulan yang lalu, chanyeol tidak pernah mengajakku pergi ketempat yang berbau air.
Kolam renang, danau, ataupun sungai han sekalipun.

Jalan jalan terjauh kami selama kejadian yang lalu adalah rumah mom dan dad.
Mom dan dad pun selalu datang mengunjungiku seminggu sekali memastikan keadaanku, karena chanyeol tak selalu bisa ada disampingku.

Ambisinya akan memperluas lahan perusahaannya itu baik demi masa depan kami , dia pun tak pernah menghianatiku yang ada semakin hari malah dia semakin mencintaiku.

Itulah yang membuatku merasa betapa aku tak pantas untuknya sebagai seorang istri.
Duduk dirumah, menghabiskan waktu sia sia tanpa bekerja.

Malam ini aku sudah memasak banyak sekali makanan, mulai dari sup cake dan pudding.
Setelah seharian bekerja aku selalu ingin chanyeol sehat, jadi aku selalu memasak begitu banyak jika malam hari.

" banyak sekali " kata chanyeol tiba tiba, dari arah belakang dipeluknya tubuhku dan mengelus perut ku yang sudah lumayan membesar.

" aku bahkan membuat pudding pisang, ini adalah percobaan. " aku menyedokkan sedikit kemudian memasukkan kedalam mulut chanyeol.
-bagaimana rasanya? "

" Diberkatilah tangan mu sayang. Ini enak sekali sungguh, ayo makan. Aku sudah tidak sabar "

Chanyeol menyalakan lilin lilin ditengah meja makan kami kemudian memimpin doa.

" aa " kata chanyeol.
- suapan pertama ini untuk aegi. Makan yang banyak sayang, biar aegi sehat dan kuat "

Aku tersenyum haru melihat betapa romantis nya chanyeol dari hari ke hari, betapa beruntungnya aku memiliki pendamping hidup sepertinya.

oOo

Sedari kemarin lidahku ingin sekali mencicipi dakbal, ceker ayam dengan saus yang pedas.
Tapi aku takut itu akan membahayakan bayi kami, bagaimanapun chanyeol pasti tidak akan mengizinkan ku memakannya sekalipun itu adalah masa mengidamku.

Malam ini sama seperti malam kemarin, aku memasak banyak sekali makanan kemudian memakannya bersama suamiku.

Setelah selesai makan, kami beranjak ketempat tidur dan saling berbagi keluh kesah.
Menceritakan kejadian yang terjadi seharian, memberikan saran atau penenang, bahkan sesekali aku memijati kepala atau punggungnya yang terasa sakit.

" sayang, hari ini aku sudah menyiapkan banyak sekali berkas yang akan aku masukkan sebagai tender baru, semoga saja diterima " chanyeol tiduran dengan kepala tepat berhadapan dengan perutku, suka sekali dia memeluk perutku.

" aku yakin kau bisa chan, ingat. Kau harus mengupah semua pekerja sesuai dengan jasa mereka, beberapa dari mereka pasti sangat membutuhkan uang untuk biaya hidup bukan? Dan pastinya untuk sekolah anak anak mereka juga " kataku.

" park baekhyun, adalah satu satunya wanita yang selalu saja memikirkan orang lain, tak pernah egois. Kau selalu rendah hati dan penyanyang, sungguh apa yang kuperbuat dulu hingga bisa bertemu malaikat sepertimu sayang ? " chanyeol mengelus perutku kemudian memandangku
- kenapa kau terlihat begitu gelisah sayang ? " sambungnya.

" tak apa, aku turun sebentar yah. Mau minum susu strawberri " aku bangun dari tempat tidur kemudian turun dan mengambil segelas susu hamilku.

Rasanya ingin sekali aku berteriak dan berlari ke toko dakbal sekarang juga.
Ingin menangis saja sepertinya bila aku sampai sekarang belum mencicipi dakbal.

Chanyeol tiba tiba datang dari kamar dan memelukku,
Dia memandangi wajahku yang tampak gelisah tak karuan.

" kenapa sayang ? Ada sesuatu yang mengganjal ? "

" aku ingin dakbal " setelah aku mengatakan keinginanku chanyeol hanya terdiam, aku sudah tau pasti dia tidak akan mengizinkannya. Itu adalah makanan yang sangat pedas masalahnya.

Chanyeol naik kembali kedalam kamar meninggalkan ku di dapur sendirian, aku menuang lagi susu strawberry itu dan meminumnya.
Seharusnya kalau dia tidak mau, katakan sesuatu. Lagipula aku tak terlalu begitu menginginkan dakbal, sungguh.

" ayo ke toko paman sam, dakbal buatannya begitu enak. " saut chanyeol sambil membawa kunci mobil dari dalam kamar.

" kalau terpaksa lebih baik tidak usah, sungguh aku tak terlalu ingin chan "

" istriku mengidam, mana mungkin aku tidak mengabulkannya " sambung chanyeol, rasanya aku bahagia sekali.

Diperjalanan menuju toko paman sam, chanyeol menyanyikan lagu westren yang dia sukai.
Katanya sebagai rileksasi untuk aegi agar suka dengan musik sama seperti kami berdua.

" saat dia besar nanti, aku akan mengajarkannya bermain gitar, piano, bowling, drum, baske- "

" kalau dia yeoja bagaimana ? " selaku.

" dia pasti persis seperti mu, "

Sesampainya didepan toko paman sam, aku dan chanyeol turun.
Toko paman sam begitu ramai pengunjung, hanya tersisa kursi di pojokan kiri.

" Selamat malam nak, sudah lama sejak terskhir kali kau kesini " sapa paman sam.
Lelaki paruh baya pemilik toko ini.

" maafkan aku paman, akhir akhir ini aku begitu sibuk " paman sam mengangguk dan melirik kearah perutku.

" sudah berapa bulan nak? "

" ahh sudah empat bulan jalan menuju bulan kelima paman " jawabku.

" lalu kalian mau pesan apa ? "

" dakbal " sautku. Sipaman mengangguk kemudian pergi memasaknya untukku.

Tak butuh waktu yang lama akhirnya dakbal sudah selesai,
Chanyeol mengambil garpu dan memasukkan satu dakbal dalam mulutnya.
Aku manyun karena aku yang mengidam tetapi dia yang memakannya.

" aku juga ingin " kataku.
Chanyeol mengeluarkan dakbal tadi dari dalam mulutnya kemudian menyuapkan padaku.

" aa "
- biar tidak terlalu pedas sayang " sambungnya.

" terima kasihhh sayang, apa kau tidak kepedasan ? " tanyaku hati hati.

" ah, hanya sedikit saja " setelah mengatakannya, ku tuangkan segelas air mineral dalam gelas dan memberikannya pada chanyeol.

" tak perlu kau isap dahulu, biar kita tuqngkan saja dalam gelas berisi air ini " saranku. Chanyeol menggeleng kemudian mengatakan " tidak apa apa sayang, makanlah "

Chanyeol melakukannya terus menerus hingga dakbal benar benar habis, bibirnya sudah membengkak dan berwarna merah. Keringatnya mengalir deras dari dahinya, aku tersenyum kemudian membersihkan keringatnya menggunakan tanganku sendiri.

" aku sudah kenyang pa, terima kasih ya papa. " kataku sambil menirukan suara bayi.

" sama sama aegi nya papa " chanyeol mengelus perutku.

Aku mencium bibirnya, ada rasa pedas yang menempel di bibirnya tapi tetap saja khas manis bibirnya membuatku melayang layang.
Aku melumat bibir chanyeol berpikir bahwa ciuman ini bisa mnegurangi sedikit rasa pedasnya.

" masih pedas ? "

" manis sekali "

To be Continue

𝒮𝓊𝓇ℴℊ𝒶𝓈𝒾 ℳℴ𝓂  Where stories live. Discover now