Kesurupan

88 5 2
                                    

Saat ikhlas sudah memenuhi hatimu, maka tidak akan ada rasa kekurangan sedikitpun di dalamnya.

Malam semakin larut, perut gemerisik mengucapkan salam kepada Anne saat tengah mengoreksi kertas ulangan yang sudah di tumpuk, bahkan sebelum Anne sampai dirumah.

Air putih hangat menjadi temannya, sedangkan Lika dengan enaknya tidur pulas.

"ikhlas Anne.. Ikhlas Anne..." Anne menyapu dadanya.

Kemampuan Anne dalam kecepatan dan kepintaran tidak perlu diragukan lagi. Sebelum jam dua belas, semua kertas sudah rapi dengan hasil koreksi plus nilai setiap murid sudah terpampang jelas di ujung kanan atas kertas ulangan.

Getaran di meja belajar mengejutkan Anne di tengah pekatnya malam.

Rasa kesal Anne belum hilang, pengakuan gadis cantik itu pun masih terngiang jelas di dalam fikirannya. Dia pun mengabaikan panggilan Mayda.

"udah tidur kau nek? Biasa ngalong nya kau? Temenin abang mangkal yok!"

Pesan singkat Mayda pun di abaikan oleh Anne.

***

Saat kekacauan menaungi fikiranmu, maka bergerak adalah salah satu obat yang ampuh untuk melawan sang waktu.

Kicau burung menggelayut di ranting dahan yang kokoh, sang surya mulai menampakkan sedikit kehangatannya.

Membersihkan halaman depan salah satu cara Anne untuk bertahan dari kegelisahannya.

"Gak ngajar Anne?" tubuh besar Paman Musa ada di hadapan Anne saat sedang menikmati bercumbu dengan rerumputan.

"enggak Paman! Besok baru masuk!" jawab Anne tersenyum.

"nanti kita keladang ya? Kau gak kemana-mana kan?"

Anne menatap lamat-lamat Paman Musa. "Baiklah Paman!"

"eh tumben! Biasa ada aja alasanmu supaya gak ikut!"

Anne hanya membalas dengan senyum.

Anne hanya berfikir, tidak ada salahnya ikut dengan Paman Musa, selain bisa mengusir fikiran buruk yang sedang mengganggunya, akan ada banyak persediaan bahan makanan yang bisa diolah untuk mengisi perut.

Lelah memeriksa kertas ulangan anak didiknya yang menjadi prioritas terakhir, Anne tertidur di meja belajar.

"Kak Anne..." teriakan Urak membawa Anne menuju dunia nyata.

Anne mengangkat kedua tangannya sambil menguap selebar-lebarnya.

"Ish Kakak bauk ih.."

"haaaahhhh...." Anne menghembuskan nafasnya ke Urak.

"Ih Kakak...." ucap Urak manja.

"Kakak udah di tungguin Bapak tu!"

"siap bos kecil!" ucap Anne mencubit pipi Urak.

Anne berjalan menuju halaman depan yang sudah terparkir kereta besar Paman Musa.

"aku ikut ya Pak!" Urak yang tidak pernahnya mau ikut ke ladang.

"loh-loh-loh ada apa ini? Kok ikut pulak?" Paman Musa heran melihat anak bontotnya.

Dengan segala upaya, paman Musa mengusahakan agar Urak tidak ikut, tapi dengan usaha yang lebih keras akhirnya Urak berhasil menaklukkan Bapaknya.

"Allah bekerja diluar nalar manusia, Allah selalu punya cara yang tak akan pernah di duga oleh manusia." Anne bersyukur dalam hati.

"Anne! Kau sudah punya pacar?" tanya Paman Musa di sela perjalanan.

Air Mata AnneWhere stories live. Discover now