Chapter Ten

1.1K 138 22
                                    

"Avery?"

Sepatah kata itu yang keluar dari mulut Harry dan Cassidy secara bersamaan. Avery membalikkan badannya lalu berjalan menjauh.

Avery membuka pintu dan hendak keluar tetapi Harry sudah terlebih dahulu menggenggam tangannya yang sedang memegang rokok.

"Apa kau serius? Rokok?" tanya Harry setelah menarik Avery keluar café. Avery menoleh pada Harry sambil menarik tangannya dengan keras dari pegangan Harry.

"Apa kau serius? Cassidy?" tanya Avery balik.

"Kau tidak bertanya balik, Avery," ujar Harry dingin. Avery memutar kedua bola matanya sambil mendengus.

"Persetan dengan penyakitku, Haz," jawab Avery dengan tawa sumbangnya. Harry memandangnya kesal.

"Kau jangan memandangnya dengan ma--"

"Apa? Main-main? Jangan terlalu serius, Haz. Kau kira aku bodoh? Jelas-jelas Cassidy sudah mengincarmu. Sejak pertama kali bertemu! Kau kira aku tidak sadar? Aku sadar! Dan biar saja aku ber'main-main' dengan penyakitku, toh, kau juga akan mencari wanita yang tidak sakit-sakitan sepertiku," potong Avery.

Harry mencerna kata-kata Avery tadi dengan baik-baik lalu memegang tangan Avery dengan kuat dan mendorongnya ke tembok terdekat dan meninju tembok di sebelah kepala Avery.

Avery menatap Harry dengan tatapan menantang. Harry mendekatkan bibirnya ke telinga Avery dan berbisik, "Kau menantangku? Huh? Tentang Cassidy, aku hanya membahas tentang kau, Ibu dan penyakitmu! Jangan membuatku kesal Avery, babe, pertama, aku tidak, sekali lagi, TIDAK akan pernah meninggalkanmu karena penyakit sialan yang menggerogotimu. Kedua, kau sebaiknya tidak bercanda denganku tentang rokok bodoh itu."

Harry menjauhkan wajahnya dari telinga Avery, mengambil rokok dari tangan Avery lalu membuangnya ke tengah jalan.

"Lupakan sahabat lamamu itu dan sembuhkan penyakitmu dan jangan biarkan aku melihatmu bersama rokok lagi," ujar Harry pada Avery. Avery bergidik mendengar suara Harry yang serak sementara wajahnya memucat.

Harry menghembuskan nafasnya.

"Sialan, apa yang su--"

"Harry, Ave, uh... maaf sudah mengganggu, tapi aku sudah bayar makanannya," potong Cassidy dari belakang Harry.

"Dan Avery, jangan menuduh sembarangan. Aku tidak sedang merebut Harry Styles darimu. Ngomong-ngomong, sial, terlalu kelihatan yah, rasa sukaku pada Harry? Padahal aku sudah berusaha menutupinya. Kau beruntung Ave, menemukan seorang pria yang berani bela-belaan memperhatikanmu," jelas Cassidy yang diakhiri dengan sebuah Cassidy yang memutar kedua bola matanya, menyibakkan rambut berwarna cokelatnya lalu berjalan pergi.

Avery terdiam untuk mencerna kata-kata Harry dan Cassidy. Dengan kesal, Avery menyentakkan kakinya lalu mendelik.

"Bisakah kau berhenti menjadi seorang yang terlalu protektif?" tanya Avery sambil memutar kedua bola matanya pada Harry. Harry memperbaiki rambutnya dan menggenggam tangan Avery dengan kuat lalu menyeretnya ke mobil.

Harry membuka pintu mobil lalu memaksa Avery untuk masuk. Awalnya, Avery berkeras di genggaman Harry tanpa berusaha untuk masuk, tetapi Harry kembali berbisik di telinga Avery.

"Masuk."

Avery bergidik lagi lalu masuk ke dalam mobil sambil mendengus kesal. Dia bertanya-tanya, kenapa ia selalu bergidik setelah mendengar suara serak Harry di telinganya?

Harry memasuki mobil beberapa detik setelah Avery sambil menutup pintu mobil dengan keras.

Avery mendelik dengan suara keras.

breath↘h sWhere stories live. Discover now