16. Teror

2.3K 133 0
                                    

Happy reading.
.
.
.
.
.
Abaikan Typo!
.
.
.
.
.
.
.

  Sejak Kai sadar hingga malam menjelang, Lisa tidak mau beranjak dari posisinya( berbaring/menindih Kai). Kai sendiri tidak protes, toh dia nyaman-nyaman saja. Mereka hanya sesekali berbincang, sisanya mereka hanya diam menikmati kenyamanan diantara mereka. Tangan Kai masih setia melingkari pinggang ramping Lisa.
    Sekedar informasi kalau sedari Lisa menunggu Kai sadar hingga sekarang, tidak ada satupun suster atau siapapun yang memasuki kamar inap Kai. Kenapa? Karena Sehun melarangnya. Bahkan rekan-rekan Kai. Dan untungnya mereka mengerti.

    Kembali pada Kai dan Lisa. Kini Lisa telah terlelap dengan kepala yang bersandar pada dada Kai.
    Kai hanya bisa tersenyum melihat wajah polos Lisa ketika sedang tidur. Dikecupnya kening Lisa sebelum akhirnya menyusul Lisa kealam mimpi, setelah menggulingkan Lisa kesamping agar posisinya lebih nyaman.

      Pada tengah malam, Sehun masuk  ke kamar inap Kai. Sudut bibirnya terangkat naik saat melihat dua insan yang sedang terlelap dengan memeluk satu sama lain. Keduanya terlihat sangat nyaman.
     Sehun mendekat kearah keduanya. Tangannya bergerak untuk membenarkan selimut mereka. Mengecup kening Lisa sebelum akhirnya keluar dari kamar inap Kai.

~~~~~

     Hari berganti pagi, Lisa baru saja bangun dari tidurnya. Kepalanya bergerak menengadah untuk melihat wajah seseorang yang memeluknya kini.
     Tangannya terulur untuk mengelus rahang sang kekasih. Mengelusnya penuh kelembutan, sebelum akhirnya mengecup dagu pria tersebut.

"morning" sapa Kai yang masih memejamkan matanya, namun dengan senyum yang terpatri indah di bibirnya.

"morning" Lisa kembali menenggelamkan wajahnya di dada Kai.

Kai mengecup panjang  kening Lisa.
"kamu gak kerja?" tanya Kai.

Lisa menggelengkan kepala." masih ada banyak dokter di sini. Lagi pula Sehun pasti udah bikin surat cuti buat aku"

"jangan cuma karena aku disini, kamu sampai cuti kerja" Kai mengelus rambut Lisa.

"gak pa-pa. Lagi pula aku juga lagi mau istirahat. Seminggu kemarin aku ambil full ship"

    Kai hanya menghela nafas pasrah. Dia   baru ingat kalau sosok yang dicintainya itu sangat keras kepala.

   Kai kembali kengecup kening Lisa, sebelum akhirnya nempererat pelukannya.

"Kai~" panggil Lisa

"hm"

"jangan lakuin hal nekat lagi!"

"aku gak bisa janji."

"Why?" Lisa menengadahkan kepalanya guna dapat melihat wajah Kai.

"karena aku masih belum tahu apa yang akan terjadi kedepannya."

    Lisa menatap Kai sendu. Ia tahu bahwa yang terjadi sebelumnya hanya permulaan.
    Kai menundukan kepala guna menata manik bambi kekasihnya.

"aku harap kamu kuat" lirih Kai, seraya membelai wajah Lisa.

"aku juga berharap kamu juga demikian" Lisa mengelus Kepala Kai yang masih di balut perban.

    Belayan tangan Kai berhenti, namun tangannya tetap bertengger di pipi Lisa.
Keduanya saling mengunci tatapan masing-masing.
     Perlahan tapi pasti, Kai mulai mengikis jarak diantara keduanya. Sedikut memiringkan kepalanya, sebelum akhirnya kedua bilah bibir tersebut bertemu.
    Lisa memejamkan matanya, menikmati kelembutan bibir Kai yang kini memangut bibirya. Tangannya bergerak untuk mengelus pipi Kai.

Mrs. Doctor & Mr. Mafia  [ Lalisa & Kai ] ✔Where stories live. Discover now