Pernah terjadi

61 0 0
                                    

Bandara Osaka , 2008

"Akhirnya kau pergi dan aku sendiri kembali, berita pun akan segera surut", katanya.

"Segeralah menikah dan punya anak, aku pasti kembali",balasku.

Dia menikah beberapa tahun kemudian di Bandung dengan wanita aristokrat Jepang pula. Agak gila menurutku wanita yang menjadi kakak iparku. Dia anggun tapi mau dengan pebisnis bidang musik. Selamat datang kegilaan! Pandangku dari kejauhan.

2015 , Jakarta

"Tar, mau nonton gak konser ?",tanya Lisman. "Ogah ah",kataku. "Band rock sih , gratisan lho!",jawabnya. Mataku langsung mendelik menyetujuinya.

Setibanya di Ancol , kami berdua mencari stage yang dituju. Sekian lama tidak melihat konser pikirku. Benar – benar merujuk stage seperti Loolapalloza, beberapa band ada sekaligus untuk pertunjukkan di stage yang berbeda.

"Eh, kesana yuk ! Ku dengar band rock Jepang lho", ajak Lisman.

"Siapa? Aku tidak dengar ada yang ke sini pas telepon dengan abangku",ujarku.

"Kayak kenal ajak loe",katanya.

"Emang kenal, kan pernah kerjasama dengan beberapa perusahaan pas disana",balasku kecut.

"Easy cees",kata Lisman.

Ternyata D'erlanger , ya mereka memang aliran progress rock tapi fansnya tidak sebanyak yang dinegara lain dibanding di Indonesia. Aku hanya bertemu mereka beberapa kali,kurasa mereka sudah lupa denganku meski hanya memvalidasi musik mereka.

Beberapa jam kemudian , kami menuju keluar arah parkiran. Lisman mengajakku ke kafe yang menjual minuman keras. Untungnya dia membawa sopir, kalau tidak kami berdua bisa celaka kalau memaksa mengemudi. Aku memesan bir, dia ambil gin. Terasa segar sambil menghirup udara yang kukenal. Apa yang kupikirkan? Wanginya. Ini sangat dikenali, lalu aku menoleh ke sebelah. Tidak.

Segera aku berkata, "hai". "Hi",jawab Zuno. "What are you doing?",tanyaku. "Watching you I think",balasnya. "Siapa ini? Kayak kenal Tar, kenalin donk ke aku ",kata Lisman sambil menggandeng bahuku. "Excuse me ", sambil menyingkirkan tangannya Lisman dari bahuku, "Zuno, I used to be her friend". "Used to be ? Kindda weird for me Tar, nice to meet you buddy. Woah , I don't believe so many musician friends Tari. This is wellknown café for international musician", katanya sambil menatapku. "Well, seems you drink a lot, let's go back",ujarku, " We go",kataku ke arah Zuno. "Can we meet again ? For longer conversation?",tanyanya. "Sorry, may be this is last meeting for us. Nice having met you" balasku. Aku melangkah menghantarkan temanku yang sudah mabuk berat. Sial, aku baru sadar ini kafe memang khusus untuk pengunjung internasional. Dibelakangku teman Zuno berbisik, "Tari-san? Woah still sexy, can I get her now?", salah satu berkata. "Fuck your mouth ", kata Zuno. Aku hanya bisa tersenyum.

Aku hanya bisa berpikir gila, bagaimana bisa kami bertemu kembali setelah sekian tahun dan dia masih mengingatku. Ah, mudah – mudahan tidak bertemu lagi, tapi sepertinya harapanku akan meleset kembali.

Ketika menuju parkiran, "Tari-san", teriak seseorang yang aku kenal. "Hi,Ika-san",jawabku, "wait a minute , he is really drunken now". Setelah sopir menjemput bosnya dan meminta menunggu sebentar, aku kembali berjumpa dengan temanku.

"It's been longtime, not to see you. Why you here? For this concerts?"tanyaku.

"Yeah, our concert done, time go to Ausi tomorrow " jawabnya, "You back to Indonesia, why don't you call me?"tanyanya.

"No time and also I don't want to remind anything there, even I don't call my brother",jawabku.

"Ah, so sad. Last time I met him, several days you went to Indonesia. He sent letter of resignation to our bos, especially after he hit Zuno".

"What? I don't know about that",jawabku.

"Yeah, he hit Zuno-san and broke his jaws ",ujarnya.

"Seriously? Well, I don't know if you don't tell me", kataku.

Woah, abangku memang keren. Dia tidak pernah memang membelaku secara langsung, tapi yang jelas dia pasti kesal saat itu. Terlebih lagi selama proses perceraianku saat itu, kabar yang beredar Zuno dan abangku tidak bertemu sekian lama. Aku mengerti , pasti abang menjaga netralitas pekerjaannya. Dia pun tidak mau membahasnya karena takut melukaiku lebih dalam, dan selama itu pula dia tidak pernah melihatku menangis dihadapannya.

Kami berpisah setelah beberapa botol bir di pagi hari. Ketika kembali dihantarkan sopir, aku langsung ke membuka apartemenku. Setelah pintu terbuka, seseorang mendorongku. Aku sigap menendangnya, tapi sepertinya dia tahu langkahku. Sial gelap!

Percuma aku memitingnya, lalu aku menggapai lampu dekatku. Ternyata dia mengikutiku. Ah payah! Setelah melepaskan diri, aku berdiri dihadapannya.

"Get out from here!" perintahku. "Come on lady, still suck for me?" jawabnya. "You too much drink!",jawabku. Segera aku menelepon Ika dan meminta managernya menjemput Zuno ke apartemenku. Ika otomatis terkejut, karena semua anggotanya telah berada dikamar dan tidak mengetahui bahwa Zuno mengikutiku. Aku berkata jika menunggu mereka datang.

Ah, bodoh! Ini akan menjadi malam yang panjang setelah sekian tahun tidak berjumpa.

"Why you leave me?"

"Why did you do that? Sex with other girl? You think that you were still unmarried at that time. So dummy!"

"I am sorry, feels like hell without you!"

"Just look other girl, asking her to be your wife! Well, I can not do again!"

Aku membiarkannya meski dia mabuk berat. Aku berusaha menjauhinya, karena tahu apa yang terjadi jika tetap dekat.

Hampir 1 jam berlalu, akhirnya terdengar ketokan pintu. Ika datang, "I am sorry buddy".

"that's okay, not your fault",jawabku.

Dia dibawa teman – temannya yang bertampang orang Jepang. Aku dan Ika berpelukan sekali lagi, menandakan kami akan berpisah untuk waktu yang sangat lama.

KembaliWhere stories live. Discover now