6 | Bioskop Mini

10.6K 1.1K 102
                                    

Memasuki kafe penuh pengunjung, Hanum mengedar pandangan ke seantero kafe guna menemukan sosok Galang. Hari ini giliran Sakia yang memilihkan pasangan kencan untuknya. Kafe yang menjadi tempat bertemu juga Sakia yang memilihkan.

Benar-benar tak mendapat info apa pun tentang Galang, Hanum hanya diminta Sakia datang ke kafe yang tidak terlalu dipenuhi pengunjung itu, dan mencari sosok lelaki dengan atasan merah jambu dan topi hitam. Begitu menemukan sosoknya di dekat jendela kafe, Hanum yang mengenakan gaun floral selutut segera menghampiri, diekori Aksa yang masih mengenakan setelan kerja.

"Galang Anggara?" tanya Hanum memastikan. Lelaki di depannya mengangkat kepala dan mengangguk. Kontan Hanum mengulurkan tangan disertai senyum di bibir. "Aku Hanum Banowati."

Lelaki bernama Galang itu berdiri dan menyambut tangan Hanum. "Oh, Hanum...." Ucapannya terhenti tatkala pandangannya tertumbuk pada Aksa.

Cukup lama Galang memandang Aksa dalam diam sampai Hanum yang melihat itu sedikit mengernyit, lalu mendeham. "Ini adikku, Aksa. Kamu nggak keberatan kan, aku ngajak dia ke sini buat gabung sama kita?"

Galang tersenyum lebar. Matanya menampakkan binar kentara. "Sangat nggak keberatan," tangannya bergerak menunjuk bangku di seberang dengan antusias, "ayo, duduk."

Tersenyum renyah, Hanum mengambil tempat di seberang. Sementara Aksa, agak mengerutkan dahi ketika duduk di sebelahnya.

"Aku panggilin pelayan dulu." Galang menjentikkan jari pada seorang pelayan.

Perhatian Hanum fokus pada Galang yang tengah melepas topi dan meletakkannya di meja kafe. Lelaki itu merapikan rambut berponinya yang ala-ala artis Korea dengan sebelah tangan.

Hanum tersenyum tak kentara. Sepertinya Galang bukanlah orang yang menyebalkan. Dan kelihatannya lelaki di depannya itu bukanlah seorang workaholic seperti pasangan kencan sebelumnya. Bersyukur dirinya tidak di hadapkan dengan lelaki macam Ryan lagi. Bisa mati berdiri dia sampai itu terjadi.

"Sori udah bikin kamu nunggu lama. Tadi ban mobil Adikku kempes di jalan," tutur Hanum selepas memesan menu dan pelayan pergi.

"Nope. Aku juga barusan sampai, kok." Galang tersenyum lagi, lalu beralih ke Aksa dengan senyum yang lebih lebar dan penuh arti. "Adikmu ganteng, ya. Jadi melting, nih."

Membulatkan mata, Hanum lalu saling pandang dengan Aksa. Wanita itu mempertanyakan ucapan Galang di dalam hati. Jika pernyataan Galang barusan diucapkan oleh salah satu kaum hawa jelas tak akan jadi masalah. Tetapi, Galang kan, lelaki! Mana ada lelaki yang mau memuji ketampanan lelaki lain? Pengecualian kalau lelaki itu gay!

Tertawa kecil, Hanum mencoba mengusir prasangka buruknya terhadap Galang. Mungkin Galang hanya ingin mengajak bergurau saja. "Kamu bisa aja bikin kepala adikku makin gede. Adikku emang ngalahin Song Joong Ki, ya?" Tawanya berlanjut sembari menoleh ke Aksa. Sungguh berat hati dia memuji Aksa seperti itu.

Aksa juga ikut tertawa kendati tawanya terdengar hambar. Mungkin karena perasaannya juga mulai tak enak.

Galang menempelkan telunjuk pada dagu. "Ehm, kayak artis Thailand." Dia melempar senyum manis madu ke Aksa. "Tipeku banget."

Hanum dan Aksa saling pandang lagi. Kali ini, wanita itu benar-benar yakin ada yang tidak beres dengan Galang.

"Tipe kamu?" tanya Hanum menyelidik. Dia ingin memastikan dugaannya salah atau tidak.

Galang merespons dengan cekikikan. Dirinya seolah malu-malu untuk menjawab. Bulu kuduk Hanum meremang. Lama-lama jika didengar, tawa Galang semakin mirip dengan tawa kuntilanak yang pernah dia jumpai di film horor.

Loveisble | ✔️ (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now