1 | Mengenal

34.8K 1.9K 126
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Hanum Banowati menghentikan mobilnya di halaman sebuah butik kebaya pengantin yang sudah tidak asing. Dia menyambar tas selempang kecilnya, kemudian turun. Sinar matahari di pukul tiga sempat membelai tubuh kurusnya kala dia melangkah menuju butik. Kepalanya celingukan di dalam. Begitu menemukan sosok Ganita, teman dekat sekaligus rekan kerjanya, di sofa pendek kuning gading di sisi belakang, dia langsung menghampiri.

"Nisma masih nyoba kebaya?" tanya Hanum pada Ganita sembari menyisir rambut panjangnya yang lurus dengan jemari.

Ganita mengalihkan perhatian dari majalah berita edisi tiga bulan lalu di tangannya ke Hanum. Ada siratan rasa senang dan antusiasme mencurigakan di wajah ovalnya. Alih-alih, menjawab pertanyaan Hanum, dia justru menyodorkan majalah. "Ini lihat. Udah ganteng, single, kerjanya di Fender Katsalidis lagi," ujarnya dengan menunjuk sebuah artikel disertai foto seorang lelaki berambut hitam pendek dan berparas khas Asia. Judul yang terpampang mencolok itu, bertuliskan:

ADHYAKSA GUMARANG, ARSITEK GANTENG YANG TERKENAL DI NEGERI KANGGURU

Hanum hanya mengangguk-angguk. Mau menanggapi apa coba bila dia sebenarnya mengenal lelaki di dalam majalah itu? Mengaku mengenal? Ganita pasti akan segera memberondongnya dengan berbagai pertanyaan layaknya intel. Memberi pujian? Lelaki itu menyebalkan sehingga sukar bagi Hanum melayangkan pujian walau sekadar dusta.

Mata cokelat Ganita melirik Hanum sejenak, lalu wanita berambut sebahu itu mengetukkan telunjuk putihnya pelan ke artikel. "Di sini ada nama lengkapnya. Kamu bisa nyari dia di Instagram, Twitter, Facebook, atau LinkedIn. Laki-laki sukses kayak gini, biasanya gunain nama lengkap di media sosial. Nggak mungkin pake nama alay kayak "Adhyaksa Cellallue Chettya". Pasti gampang ketemu."

Mulai mengerti ke mana arah pembicaraan ini, Hanum bertolak pinggang dan menatap Ganita yang tengah mengelus perutnya yang hamil lima bulan dengan menyipit. "Jangan bilang kamu pengin aku ngedeketin dia."

Ganita menutup majalah dan meletakkannya di meja. Membalas tatapan Hanum dengan tenang. "Kan, nggak ada yang salah dengan perempuan ngedeketin laki-laki duluan. Selama sama-sama single."

"Masalahnya, aku nggak mau ngedeketin dia."

"Kenapa? Karena kamu nggak mau posisi Dana tergantikan?"

Hanum terdiam. Hatinya mendadak dialiri rasa sakit begitu nama Dana disebut. Dana adalah calon suaminya. Dia meninggal tepat satu bulan sebelum hari pernikahan mereka akibat kecelakaan mobil. Kenyataan itu sulit diterima Hanum sampai sekarang. Dan memang benar. Hanum tidak ingin posisi Dana di hatinya digantikan pria lain.

Dia merasa tidak masalah menyandang status single selamanya. Dia mempunyai pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dia mempunyai keluarga dan teman. Dia bisa menyewa orang untuk membenarkan genting atau keran yang bocor. Dia lumayan pandai mengendalikan diri usai mendapat omongan tidak mengenakkan yang menyinggung statusnya. Jika ingin punya anak, dia bisa mengadopsi dari panti asuhan.

Loveisble | ✔️ (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now