04|| you are the only one

1.5K 215 15
                                    

Aku membaca ulang pesan-pesan yang kukirimkan kepada Kak Daniel. Dia adalah anak 12 IPS 3. Cukup pintar dan tampan. Sejauh yang kutahu, dia adalah cowok baik-baik. Tidak ada riwayat putus-sambung, atau putus-putus-putus dengan beberapa cewek. Dia hanya pernah pacaran sekali dengan Kak Sandra. Mereka pacaran sejak kelas sepuluh. Dan entah karena apa tiba-tiba mereka putus beberapa bulan lalu.

Beberapa waktu yang lalu aku dan Kak Daniel sempat dekat. Awalnya kami saling berbalas komentar di Instagram Smabineka1 . Lalu saling follow, saling bertukar pesan lewat direct messege, kemudian saling bertukar nomor dan sejak itu kami menjadi dekat. Tapi hal itu tak bertahan lama. Sejak seminggu yang lalu dia mulai jarang menghubungiku, jarang membalas pesanku hingga tiba-tiba dia berhenti muncul di ponselku. Dan sampai sekarang aku tak tahu kenapa dia melakukan hal itu. Setiap aku bertemu dengannya di sekolah, dia hanya mengangguk sopan—kadang-kadang pura-pura tak melihatku—kemudian pergi begitu saja.

"Hai, Kak Daniel," sapaku seraya melambai ketika melihat kakak kelasku itu memasuki koperasi. Tubuhnya yang jangkung membuatku segera menyadari kehadirannya di antara kerumunan. Segera aku berjalan mendekat ke arahnya. "Mau beli pulpen, ya?"

Kak Daniel tampak kaget melihatku. Lalu ia tersenyum dan mengangguk.

"Kebiasaan ngilangin pulpen, sih," kataku seraya tekekeh.

"Kali ini diambil temen," balasnya seraya menunjuk pulpen berwarna hitam dari balik kaca. "Pulpen yang ini satu, Bu," ucapnya kepada penjaga koperasi. "Ini." Kak Daniel langsung menyerahkan uang setelah mendapat pulpen yang diinginkannya. Lalu ia buru-buru pergi meninggalkan koperasi. Juga meninggalkanku.

Dengan susah payah aku membelah kerumunan, mencari jalan keluar. Setelah berhasil keluar dari koperasi, kulihat Kak Daniel masih berjalan tanpa sekalipun menoleh ke belakang. Tiba-tiba seorang cewek berambut panjang bergelombang berlari kecil menghampirinya. Itu Kak Sandra. Mereka terlihat asik mengobrol dan saling tertawa. Tangan Kak Daniel kini menggandeng tangan Kak Sandra.

"Oke sip, mereka balikan," kataku menatap kepergian kedua orang itu dengan hati berdenyut sakit. "Gue juga nggak butuh lo banget. Bye!"

Kupikir aku punya kesempatan untuk berpacaran dengannya. Maka dari itu aku mencoba lagi memperbaiki hubungan kami yang merenggang. Kan kalau berhasil, aku bisa memenangkan tantangan dari Dino. Tapi kini tangkapanku satu-satunya telah lepas dari kail yang kulemparkan. Aku memang benar-benar tidak beruntung.

***

"Lhah, kenapa kesel?" tanya Icha seraya memakan pisang goreng yang berada di tangannya.

"Ya kan berarti kemarin gue cuma jadi pelarian doang," sungutku. "Gue pikir dia bakal move on ke gue."

"Bukannya lo juga sama? Kak Daniel kan cuma buat menangin tantangan dari Dino doang kan?"

Memang benar sih. Tapi kan tetap saja, rasanya tidak enak kalau cuma dimainkan saja seperti itu. Padahal kan aku sempat suka sama Kak Daniel. Ternyata dia cuma memberiku harapan palsu. Kan menyebalkan.

"Geser-geser," ucap seseorang memaksa duduk di sebelahku. Aku berdecak sebal dan sedikit menggeser dudukku. "Sumpah, gue laper banget. Tadi pagi nggak sempet sarapan," katanya seraya melahap soto ayam di hadapannya.

"Mangkuknya dimakan sekalian, Mik. Biar kenyang," balasku meliriknya.

"Sori, ya. Gue nggak makan mangkuk."

"Tumben sendirian, biasanya juga sama Akbar," kata Icha kepada Miki.

"Dia lagi sibuk sama Rosa."

"Rosa?" Icha kini menatap Miki dengan wajah curiga. Sepertinya Icha takut kalau Akbar selingkuh.

"Iya, Rosa," jawab Miki balas menatap Icha. "Cewek cantik, imut, dan manis yang menjabat sebagai bendahara di kelas gue."

You Are The Only OneWhere stories live. Discover now